Curahan Hati Seorang Perempuan yang Rela Meninggalkan Titel Fans Sejati Klub Bola. Duh, Gini Banget Rasanya

perempuan fans sejati klub bola

Kamu perempuan? Kamu suka bola? Sama. Saya juga perempuan yang suka bola. Tapi itu dulu. Kini, tinggal kenangan. Iya, seperti lagu tinggal kenangan yang pernah hits karena ada gosip lagu itu penuh tragedi. Begini sepenggal liriknya, “pernah ada rasa cinta antara kita kini tinggal kenangan”. Ingat? Fix, kamu kelahiran tahun 80-90 an.

Awal saya menyukai bola tepatnya ketika kelas 3 SMA. Saat masa-masa peralihan dari suka mayeng menuju masa sepaneng. Ada beberapa teman perempuan saya yang lebih dulu menyukai bola. Sebut saja Mrs. X, Mrs. Y, dan Mrs. Z.

Alasan Mrs. X suka bola adalah tertular virus dari gebetannya alias apa yang kamu suka aku pasti suka. Hueg. Kalau alasan Mrs. Y menyukai bola adalah karena banyak pemain bola yang ganteng dan macho. Ini hampir masuk di akal sih. Sedangkan alasan Mrs. Z menyukai bola adalah selain pemain bola yang ganteng, dia pilah-pilih yang muslim yang bisa membimbingnya menjadi wanita solehah. Ngimpi.

Karena saya bergaul dengan perempuan-perempuan itu, akhirnya saya pun terbawa suasana. Saya cari tahu klub bola mana yang cocok dengan kepribadian saya dan yang banyak fansnya. Taraaaa (tanpa basro), saya putuskan mulai menjadi fans bola dari negara Spanyol yang logonya berwarna merah, kuning, biru.

Menjadi fans klub bola besar ternyata tidak segampang menghujat mbak KD yang ketahuan selingkuh anak-anaknya. Saya harus tahu sejarah klub, sejarah pemain dari awal sampai terbaru dan sejarah pertandingannya. Haduh. Sejak saat itu saya menyukai pelajaran sejarah dan meninggalkan kertas contekan yang menjadi jalan ninjaku ketika ulangan. Alhamdulillah ya.

Asyiknya menjadi perempuan penyuka bola adalah bisa ngobrol nyambung dengan teman-teman cowok. Apalagi ketika kamu sedang mengincar sasaran hati. Beeeh, itu bisa jadi jurus jitu bahan pdkt. Beneran, cobain deh.

Namun, hal itu semua tidak berlangsung selamanya di kehidupan perempuan. Saya hitung sejak SMA, kuliah, dan menekuni pengangguran kurang lebih tidak mencapai sewindu (boleh search sewindu itu berapa tahun). Apa penyebabnya? Mengapa ini semua bisa terjadi? Apakah mbak KD sudah menemui anak-anaknya dan kembali berpelukan mesra?

Saya amati teman saya yang inisial Mrs. X dia berhenti menyukai bola karena tidak ada cerita lagi dengan gebetannya. Tragis. Kalau Mrs. Y berhenti menyukai bola karena saya tidak tahu. Mungkin dia beralih ke dunia emo yang sebenarnya adalah jati dirinya. Sedangkan Mrs. Z berhenti menyukai bola karena dia beralih ke film India. Dia obsesi menjadi keluarga besar film “Kabhi Khushi Kabhi Gham”. Aneh.

Kalau saya sendiri berhenti menyukai bola adalah sejak saya menemukan jodoh saya. Saya dipaksa menyukai klub bola favorit jodoh saya, saya diancam kalau tidak menyukai klubnya saya tidak akan dinikahi (eh, bercanda ding).

Begini, alasan logisnya adalah bola itu kan mulai main kebanyakan di atas jam 11 malam sampai dini hari. Upss, sory fans abal-abal yang ngakunya nonton live tapi ternyata cuma nonton headline berita online harap sadar diri ya. Nah, jam-jam segitu kita diharuskan begadang. Sedangkan begadang sendiri tidak baik untuk kesehatan. Ya kan?

Akibat dari begadang nonton bola, bagi perempuan nih, saya pasti bangun kesiangan. Kamu tahu kalau akibat bangun siang bagi perempuan? Pertama, dimarahin orang tua dengan beragam cerita drama rumah tangga yang dihubung-hubungkan. Kedua, tetangga yang sok tau komentar ini itu. Ketiga, jalan rezeki sudah diambil orang lain karena kesiangan dan empat, lima, enam dst yang tidak ada faedahnya.

Sebenarnya, di dalam lubuk hati yang paling dalam masih ada tersisa rasa jatuh cinta terhadap klub bola favorit saya. Sesekali saya juga sempatkan untuk mengintip kabar terbaru melalui akun gosip. Tapi ternyata itu ghibah. Saya takut dosa.

Untuk perempuan-perempuan di luar sana yang masih bertahan menyukai bola dan menonton seluruh pertandingannya, kamu hebat, kamu kuat. Kamu adalah secercah cahaya yang mewakili kami perempuan-perempuan lemah yang tidak bisa bertahan karena berbagai macam alasan. Satu pesan saya untuk kalian, jangan jadi fans karbitan yang hanya mendukung ketika klub kalian menang tapi jadilah fans setia yang mendukung baik kalah maupun menang.

Dari saya, perempuan yang tidak tahan hujatan dan beralih menjadi fans karbitan :)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jangan Bosan Jadi Orang Baik."

Editor

une femme libre