Perpisahan Tak Perlu Dirayakan, Pertemuan Tak Perlu Disambut

perpisahan dan pertemuan


Setiap yang datang, pasti akan pergi


Advertisement

Ungkapan tersebut berlaku untuk manusia. Seseorang datang dan pergi dari kehidupan kita. Kita tidak bisa menebak ataupun mengira-ngira kapan orang akan datang pada kehidupan kita, atau kapan orang akan meninggalkan kita. Namun bagaimana jika seseorang yang kita kasihi saat ini, yang menjadi prioritas kita, harus pergi dari kehidupan kita. Apakah kita mampu mengucapkan selamat tinggal padanya? Apa kita mau merepotkan diri membuat pesta perayaan seperti acara pelepasan ketika di sekolah? Kurasa kita tidak akan sempat melakukan hal-hal seperti itu. Karena yang sering kita jumpai adalah perpisahan itu terjadi begitu saja. Tiba-tiba. Jarang ada salam pamit. Kalaupun berpamitan, kurasa justru menambah kesedihan.

Bisa jadi kehadiran orang itu sebelumnya tidak pernah terbayang dalam pikiran kita. Keberadaannya tidak pernah kita harapkan atau inginkan. Tidak ada sambutan apa-apa. Tapi lambat laun, entah bagaimana cara semesta bekerja, kita justru menjadi sangat menantikan sosok itu. ‘Sejak kapan, ya?’ mendadak pertanyaan tersebut memenuhi pikiran kita ketika baru menyadari jika sosok itu telah menempati sebagian ruang di hati kita. Saat hal tersebut terjadi, kita sebisa mungkin mengabadikan momen kebersamaan dengan seseorang yang kita kasihi. Jangan sampai momen itu berakhir. Kalaupun berakhir, kita berharap mendapat akhir yang indah. Tapi sayangnya, kita tidak punya kuasa untuk mengatur hal tersebut.

Lalu bagaimana pula jika seseorang yang menyakiti hati kita, mengecewakan kita adalah orang yang dulu kita sambut kehadirannya pada kehidupan kita. Keberadaannya kita sambut meriah penuh kegembiraan. Pada saat itu mungkin kita berpikir bahwa dialah orangnya. Orang yang tepat bersanding bersama kita. Sosok yang didatangkan untuk melengkapi kebahagiaan kita. Tanpa pernah tahu jika akhirnya dialah orang yang justru menciptakan luka paling perih dalam hati kita. Kepergiannya meninggalkan bekas yang dalam. Bila sudah terjadi seperti ini, masih mungkinkah kita merayakan perpisahan kita dengan sosok tersebut? Yang ada rasanya seperti merayakan kebodohan diri sendiri.

Advertisement

Tapi, hei, hanya karena suatu masalah yang menjadikan kamu dan dia berpisah, bukan berarti semua kesalahan bisa kamu limpahkan padanya. Bisa saja karena sedari awal kita telah menaruh harapan yang tinggi, membuat angan yang berlebihan tentang dia dan hubungan ini. Kita ini manusia, diapun manusia. Kita tidak bisa membuat seseorang bertindak persis dengan apa yang kita angankan. Kalau dia bersikap tidak seperti yang kita bayangkan, kita mungkin akan merasa kecewa. Namun dari situ harusnya membuat kita sadar untuk tidak terlalu mengharap pada sesama manusia.

Lantas bagaimana bila di pertengahan hubungan yang kamu jalani, dia berbuat kesalahan yang fatal bagimu? Yang membuatmu merasa tidak akan mau memaafkan kesalahannya karena sikapnya yang begitu membuatmu kecewa. Yang kita lakukan adalah menyuruhnya pergi, atau kita yang terpaksa pergi. Memang sulit dan rasanya sangat tidak menyenangkan. Tetapi begitu lebih baik ketimbang terus dipaksa bersama, bukan? Berarti sudah waktunya untuk melepaskan orang lama dan menerima orang baru. Dan bila hatimu sudah siap menerima orang baru, terimalah dia. Tapi ingat, tak perlu disambut.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka mengkhayal

CLOSE