#RemajaBicaraKespro-Ceritaku tentang Pertama Kali Menstruasi tapi Masih Ikut Ibadah

Masih kecil udah menstruasi?


Kenapa harus malu saat pertama kali menstruasi?


Advertisement

Menstruasi bagi perempuan adalah hal yang sangat wajar. Namun aku punya cerita pengalamanku pertama kali menstruasi.

Awal mula aku menstruasi ketika aku kelas 5 SD. Aku tidak merasakan hal-hal aneh sebelum hari itu datang. Namun ketika pagi hari aku bangun tidur, seperti ada yang aneh di dalam celana. Aku langsung berdiri lalu mengarahkan celanaku ke kaca. Kagetnya ada banyak darah di sana. Untungnya tidak terkena kasur ataupun selimut.

Awalnya aku tidak berani keluar kamar, namun darah itu semakin banyak. Lalu aku memaksakan diri keluar dari kamar. Ternyata Ibuku melihat celanaku. Namun raut wajahnya biasa saja, tidak seperti raut wajahku yang penuh kegelisahan.

Advertisement

Ibu menyuruh aku cepat-cepat pergi ke kamar mandi. Di kamar mandi aku menangis karena aku sangat takut dan malu karena teman-temanku belum ada yang menstruasi. Aku merasa ini terlalu cepat dan tidak adil.

Ketika aku selesai mandi, Ibu menyimpan pembalut di atas kasurku. Pikiranku saat itu aku tidak mau memakainya karena merasa malu. Namun aku merasakan darah yang keluar. Terpaksa aku memakainya. Rasanya aneh, seperti ada yang mengganjal. Tetapi aku tidak punya pilihan lain karena sebentar lagi aku harus berangkat sekolah.

Advertisement

Sepanjang sekolah aku hanya melamun, merasa ketakutan dan tidak ingin kemana mana. Saat aku pulang tiba-tiba Ibu marah karena aku tidak mencuci celana yang terkena darah menstruasi. Aku bingung karena aku baru tahu bahwa aku harus mencuci sendiri apapun yang terkena darah menstruasiku.

Ketika pukul 14.00 aku harus pergi ke Sekolah Madrasah. Sekolah itu khusus untuk mendalami ajaran agama Islam. Tentunya aku berangkat ke sekolah karena ada kegiatan rutin di sekolah untuk shalat berjamaah dan mengaji bersama. Namun, bagaimana dengan aku yang sedang menstruasi?

Aku menstruasi sendiri karena teman-temanku belum ada yang menstruasi. Tentu aku merasa bingung dan ketakutan karena waktu itu aku masih berusia 11 tahun. Aku tidak bisa berpikir banyak. Maka aku memutuskan untuk berbohong. Aku ikut shalat berjamaah di sana dan mengaji bersama. Aku melakukannya berulang-ulang, walaupun tidak ada orang yang tahu tetapi aku merasakan kegelisahan tersendiri.

Pergi ke Sekolah Madrasah menjadi kegelisahan untuk aku sendiri. Tidak gampang bagi anak kecil untuk melakukan kebohongan karena pasti akan merasa bersalah ketika melakukannya. Hingga sekitar 3-4 bulan aku menyembunyikan menstruasiku pada siapapun kecuali ibu dan ayahku.

Aku juga menahan rasa sakit ketika menstruasi sendirian. Aku tidak dapat menceritakannya pada teman-temanku. Aku menjadi sangat pendiam dan selalu kesal kepada semua orang yang mendekatiku. Aku tidak tahu bahwa ini adalah efek dari menstruasi. Namun sedikit demi sedikit aku mengerti tentang menstruasi karena aku diberitahu oleh Ibuku tentang semua yang berkaitan dengan menstruasi. Pada saat itu aku merasa lebih dewasa dari teman-temanku dan tentu aku merasa sedikit bangga.

Kemudian saat bulan kelima, saat itu lah salah satu temanku mendapatkan menstruasi. Aku senang akhirnya aku tidak sendirian lagi. Sejak saat itu aku tidak berbohong lagi. Ketika aku menstruasi aku tidak melakukan shalat ataupun mengaji. Aku tidak malu lagi untuk mengakui bahwa aku sudah menstruasi.


Jangan takut karena lebih dulu mengalami menstruasi karena setiap perempuan punya waktu masing-masing untuk menstruasi.


Ketika kamu mendapatkan menstruasi lebih dulu ataupun lebih lama dari orang lain, itu bukan salahmu. Karena semuanya sesuai dengan keadaan kita sendiri, bukan berarti itu tidak normal ya teman-teman!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini