Hati-hati Saat Bertanya, Menurutmu Basa-basi. Namun, Bagi Orang Lain Itu Bisa Menyakiti

Yang begitu sulit ditemukan jawabannya

Untuk sesiapa yang pernah kutanya tentang kapan yang melajang jadi sepasang. Kapan yang sepasang jadi bertiga bersama buah cinta, dan pertanyaan sejenis itu. Dengan sangat menyesal aku mohon maaf. ⁣



Kita hidup di negara di mana basa-basi semacam ini bukan hal yang asing lagi. Contohnya bertanya kapan nikah? Kapan punya anak? Lalu dengan mudahnya menertawakan keadaan ini sebagai  pilihannya sendiri. Tak jarang malah membully. Seakan lupa bahwa jawaban atas pertanyaan itu hanya Tuhan yang tahu. ⁣



Bisa jadi, di balik candaan tentang pernikahan ada luka yang dipendam dalam-dalam. Barangkali sebuah kisah ingin dia tutupi, atau ada trauma yang tak kita mengerti. Entah hubungan atau perjodohan yang gagal. Entah memang belum ada gambaran sama sekali tentang pasangan. ⁣



"Ah, kamu! Terlalu pemilih!" 

Dengan mudahnya mengomentari tanpa tau apa yang tersembunyi. Bukankah pasangan itu saling melengkapi? Dia lebih paham kenapa sampai kini pernikahan belum terjadi. ⁣



"Ya udah, sih! Nikah mah nikah aja! Mau cari yang model apa?"⁣



Nyatanya  tak semudah itu. Karena menikah itu pilihan dan ibadah seumur hidup. Akan menjadi ibadah kurang sempurna jika tak siap memantaskan dan memilih calon pasangan. ⁣Jadi, nggak bisa dipaksakan gara-gara tertinggal teman. Sebab pernikahan bukanlah perlombaan. 



Ada juga pertanyaan lain yang mungkin jauh lebih dalam. Yaitu tentang kapan punya anak. Padahal di balik pertanyaan ringan tentang kehadiran anak besar tanpa kita tahu ada sakit yang singgah dalam hati. Mungkin bagi kita itu adalah hal biasa. Lantas menyarankan beragam program hamil yang kita simpan di kepala kita.  ⁣



"Coba deh pakai program hamil ini dan itu."

Tanpa memikirkan berapa rupiah yang sudah dikeluarkan pasangan itu untuk menghadirkan anak dalam keluarga. Tanpa mengerti tetes air mata yang tumpah tatkala ia berdoa meminta kepada-Nya. Yang pasti jawaban itu Tuhan yang Maha Kuasa dan tahu segalanya. ⁣



Maka, lebih baik tak perlu menanyakan pertanyaan di luar kuasa manusia. Apalagi sudah tahu bagaimana latar belakang orang yang ditanya. Bukan orang yang sudah lama tak kamu dengar kabarnya. Meskipun menurutmu itu hanya basa-basi. Namun, mungkin bagi orang lain itu menyakiti. Sebagian ada yang menanggapinya dengan santai dan nggak ambil pusing. Sebagian ada pula sebaliknya karena akumulasi pertanyaan yang ia terima.  

Tulisan ini adalah pengingat untuk diriku sendiri. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lahir 1 Juni di Batang, Jawa Tengah. Seorang guru di SMP Negeri 6 Batang. Menyukai Puisi. Buku kumpulan puisinya berjudul "Senandika Pemantik Api".