Pertempuran dan Resolusi Konflik dalam Film The Outpost

Bagi pecinta film perang buatan Amerika Serikat, pasti tidak asing lagi dengan film yang berjudul The Outpost. Film yang disutradarai oleh Rod Lurie ini berlatarbelakang salah satu pertempuran di Afghanistan. Film The Outpost ini diadopsi dari buku non-fiksi tahun 2012 yang berjudul The Outpost: An Untold Story of American Valor karya Jake Tapper. Secara garis besar film ini menggambarkan pertempuran antara sekelompok kecil tentara Amerika Serikat melawan para pejuang Taliban disebuah pos kecil yang terletak di lembah Distrik Kamdesh, Afghanistan.

Advertisement

Film ini diawali dengan suara helikopter yang memecah sunyinya malam dengan mengangkut beberapa tentara Amerika Serikat menuju Kamdesh. Salah satu tentara tersebut adalah Sersan Clint Romesha (Scott Eastwood) yang mendapat tugas di sebuah pos pengamanan milik Amerika Serikat yang teretak di lembah Distrik Kamdesh. Kedatangan para pasukan baru ini disambut dengan baik oleh Kapten Benjamin D. Keating (Orlando Bloom) sebagai komandan pos dan anggota tentara lain yang sudah lebih dulu ada di pos tersebut. Keesokan harinya Sersan Romesha bersiap memulai tugas dan baru menyadari jika Pos Kamdesh benar-benar berada di tengah sebuah lembah yang posisinya cukup ekstrem dan berisiko dari serangan Taliban.

Hari demi hari dilewati dengan pertempuran menghadapi pasukan Taliban yang terus berupaya untuk membunuh seluruh pasukan Amerika Serikat dan juga pasukan asing yang berada di Pos Kamdesh tersebut. Satu per satu tentara yang bertugas di Pos Kamdesh berguguran akibat serangan dan sabotase para pejuang Taliban.

Untuk mengurangi ketegangan dan upaya memutus suplai perbekalan serta persenjataan pasukan Taliban, Kapten Keating beserta anggotanya mengadakan pertemuan dengan penduduk lokal di sebuah gedung dan mengundang para Tetua atau Pemimpin Desa. Kapten Keating mengungkapkan tujuan pertemuan ini yaitu untuk mengimbau para penduduk lokal agar tidak bergabung bersama kelompok Taliban yang memerangi tentara Amerika dan juga untuk memisahkan antara penduduk sipil dengan pejuang Taliban agar tidak jatuh korban di pihak penduduk sipil.

Advertisement

Dengan dibantu seorang penerjemah bernama Mohammed (Sharif Dorani), Kapten Keating kemudian menawarkan dua pilihan pada para penduduk lokal. Pertama, jika mereka mau bekerja sama dengan Amerika Serikat dan menurunkan senjatanya maka warga lokal akan mendapat bantuan dana untuk pembangunan infrastruktur desa tersebut dan jika tidak mau, maka dianggap menjadi bagian dari pemberontak dan bermusuhan dengan tentara Amerika. Para Tetua Desa meminta warganya untuk menyerahkan senjata, kemudian satu per satu pemuda desa mulai menyerahkan senjatanya. Kerjasama tersebut berjalan dengan baik hingga salah satu Tetua Desa menjuluki Kapten Keating dengan nama Ahmad atau orang yang terpuji.

Walaupun pada akhirnya terjadi perselisihan antara pasukan Amerika Serikat dengan para Tetua Desa karena beberapa alasan seperti pemerasan akibat terbunuhnya penduduk lokal yang diduga serangan dari pasukan Amerika Serikat hingga tertangkapnya anak salah satu Tetua Desa yang melakukan spionase terhadap Pos Kamdesh, mengakibatkan hubungan dua kelompok tersebut mulai memburuk. Hingga akhirnya pada tanggal 3 Oktober 2009 terjadi serangan besar-besaran oleh pasukan Taliban pada Pos Kamdesh. Setelah sekian lama bertugas dan banyak kehilangan para komandan tentara akibat serangan Taliban, akhirnya Pos Kamdesh resmi ditutup pada bulan Oktober 2009 setelah pertempuran besar yang meluluhlantakkan Pos Kamdesh.

Jika ditelisik lebih jauh, film ini bukan hanya menggambarkan tentang keganasan perang namun juga terdapat upaya-upaya penyelesaian konflik secara damai. Resolusi konflik dinilai sangat penting ditengah ketegangan antara dua kelompok yang sedang melakukan pertempuran agar tidak menelan lebih banyak korban. Dalam film tersebut, resolusi konflik dilakukan saat terjadi perselisihan antara penduduk lokal yang membantu pasukan Taliban untuk menggempur Pos Kamdesh dengan pasukan Amerika Serikat yang berada di Pos Kamdesh untuk melakukan pengamanan atas permintaan Pemerintah Afghanistan. Mediasi dilakukan oleh Mohammed sebagai penerjemah sekaligus penghubung kedua kelompok tersebut, sehingga keinginan-keinginan untuk mencapai perdamaian dapat terwujud. Keduanya berusaha menciptakan keadaan yang kondusif agar tercapai kerja sama yang saling menguntungkan baik dari pihak pasukan Amerika Serikat maupun dari pihak penduduk lokal.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa salah satu Universitas di Kota Semarang

CLOSE