Pesan Hangat Sebuah Jarak Kepada Bumi

Aksara sahabat pena di warna-warni nada yang menyapa bumi.

Pada uluran jarak yang berkelok, berkelit. Lintas pada sebaris makna yang tertunda. Semua jerit, isak tangis air mata menjadi aksara didalam jiwa dan raga. Tumpahan derainya butir-butir air mata menjadi genangan ke penjuru negeri. Kepada bumi yang sedang menguji. Kepada setiap hamba yang bernada dalam ucap sebuah takdir akan hikmah yang menderai bumi. Duhai Ilahi yang penuh kasih… warna-warni nadamu menguatkan pilur-pilur hati…

Advertisement

Dimana tempat langkah pijakkan yang sedang berlalu lalang dirundung elegi. Duhai bumi pijak ibu pertiwi yang berjuang memulihkan jiwa-jiwa yang, sedang meradang. Di polemik hari yang sedang merasuk, menguji dan menghembus bumi ibu pertiwi kami..

Setiap jerit suara-suara hati, menggema dan merajai. Semua yang terjadi kami maknai sebagai segaris terpaan uji tuk setelahnya mampu menguatkan diri di bait mezbah Ilahi. Apa yang sudah pasti akan terjadi, kelak pasti terjadi, dan apa yang sudah tercatat di barisan kitab sang empunya bumi. Sudah tergariskan dengan sangat lembut. Semuanya turuti alur pijakkan ruh yang membumi pada skenario Ilahi yang nyata alami.

Sahabat, kami di sini bersama-sama saling peduli dan menjaga. Karena apa yang kerap singgah, apa yang pasti akan berakhir di penghujung waktunya dan berpisah pada jarak dan jedanya, semua pasti terjadi, dan semua pasti akan kembali pulih dengan penuhnya keyakinan kami kepada-Mu ya Ilahi dengan pelangi janji Allah yang pasti.

Advertisement

Sahabatku, kita berpijak pada bumi yang sama. Kita menatap di langit yang sama. Namun pada segelintir kisah yang mungkin kerap berbeda. Saling merangkul dan tetap mendukung pada setiap keunikkan yang memumpuni. Sahabatku, kita di sini saling menjaga mengisi dan menata hati dan hari-hari pada jejak detik langkah kita dibumi ibu pertiwi, negeri kita tercinta ini. Merangkulmu dari kejauhan hari-hari, pada bentangan labuh yang kini hening dan sunyi. Apakah kamu mengetahui sesuatu?

Denting dan heningnya hari di elegi waktunya akan Ilahi sertakan dibalut balur hati yang riuh akan gemericik kasih tasbih di dalam lubuk hati yang menjaga. Hari yang sedang berelegi, meresapi semua yang kerap terjadi, memetik hikmah dari setiap peristiwa. Hening itu akan sirna sahabatku. Kika kita tetap saling menjaga pada jarak yang sedang menguji, pada waktu yang sedang berkompromi kepada eleginya, pada perjuangan yang tak pintal batas waktu dan jeda.

Advertisement

Jarak yang sebenarnya ialah tatkala kita berada dekat, namun tak ada secercah rasa, bungkam dalam aksara luka dipendam diam. Kita tak pernah memintal jarak pada setiap detik waktu yang bergeming wahai sahabatku… karena kamu senantiasa mengisi hari-hari ku, kita bersama dalam selubung gumulan do'a-do'a yang senantiasa menyertai dan menjaga… Jarak yang sebenarnya ialah saat kita benar-benar sudah tak saling sapa, meskipun raga kita berdekatan. Jauhnya langit-langit itu tak membuat kita saling berjarak dalam hati bersama uluran detak waktunya.

Bumiku… salam dari kami… semoga kembali pulih. Kehendak Ilahi sebaik-baiknya pilihan atas perencana terbaik dari bentangan jalan berliku yang telah mampu dilewati. Menurut Allah ialah yang terbaik, dan sebaik-baiknya penawar waktu, sebaik-baiknya pelipur lara, sebaik-baiknya pengobat dan pemulih… ada bersama Allah. Tanpamu kami tak akan mampu sejauh ini lewati setiap benturan serta likuan yang kerap menyapa tuk pembelajaran bekal ladang buih pahala insyaAllah dalam sepercik iman hangat dari pengajaran kesabaran yang tak terbatas. Ya Ilahi ku… engkau memberikan penghiburan serta kasih sayang penuh dari jengkal tangisan yang bersembunyi meratap dan berkelit. Engkau segalanya bagi kami pada langit dan buminya.

Wahai sahabat… kita tetap sama-sama saling menjaga ya, tuk kepedulian bersama terhadap sesama. Setiap goresan luka memang tak bernada dalam suara sahabat, pilur ruh hati yang merasakan ketulusannya… tatkala air mata memang tak pernah permisi kala menyapa, dan tak pernah bersuara kala butirannya menetes dikelopak mata. Adakalanya ia menetes dengan tiba-tiba, menutup pada hati dan jatuh tak bernada.

Langit seketika menatap bumi yang bergaduh. Bumi sedang meluapkan isakkannya. Ada segaris hikmah dan petikkan takdir yang mengalir diantara samar dan hidayah penyertaan Allah yang sangat nyata. Terima kasih tutur hatur kami kepada sosok yang tak jeda tak kenal lelah dengan segenap rasa perjuangan dan pengorbanan menyelamatkan jiwa-jiwa… Tetap semangat dan keep , ucap syukur kepada Allah yang senantiasa menjaga. Tiada daya upaya serta kekuatan, selain hanya Allah saja yang mampu memulihkan dan menguatkan.

Pertemuan, perpisahan, luka, air mata, harapan meleburkan menjadi satu harap bersama. Pabila kita yakin dengan garis ikhtiar bersama do'a, Allah kan pulihkan semua dengan mukjizat-NYA, dengan keajaiban-NYA yang sungguh nyata. Kelahiran dan kematian, pada jejak lembaran narasi insani dibumi, hingga detik nafas sebagai penghujung tatap hari yang menjadi misteri-NYA, semua sudah tercatat oleh Ilahi, Ialah sebaik-baiknya perencana dan pemberi hasil akhir yang terbaik.

Riuh pilur-pilur hati mengalun do'a-do'a yang tak lepas mengalir membanjiri hati akan tibanya keajaiban yang dinanti menyapanya kembali. Polemik diuji dini hari silih berganti. Menguatkan diri menyekanya dengan kasih alami Allah yang hakiki dipilur sanubari. Sejenak tutur bumi, dalam heningnya hari sedang merehatkan alam. Tirai hikmah bersemi dalam butir tasbih… di atas karunia dan kuasa Allah yang maha mengerti, maha dan bijaksana penuh kasih sayang lembutnya. Jiwa, ruh dan raga, terenyuh di hati yang berbicara, terenyuh di kelopak mata yang berkaca-kaca, membatin menatap ombak hati yang sesak. Lirih… luruh pada setiap jiwa yang tetap menegarkan diri dibalik tirai isaknya yang kelu, cerita bumi pada kemurnian dan keikhlasan pilur-pilur hati.

Bumi sedang meluapkan rasanya, semesta merehatkan sejenak di klimaks jeda terkuak bersama petikkan nada makna dan hikmahnya. Do'a kami bersama, semoga Ilahi senantiasa menjaga dan melindungi. Bumi ibu pertiwi lekas kembali pulih dengan kasih sayang kehendak sang empunya pemilik langit dan bumi, Allah Lillaahi Ta'ala…

Peluk dari jauh dari kami ya sahabat~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE