#PuisiHipwee: Segelas Kopi

Berbicara tentang rasa yang sering diabaikan tapi sering kali dirasakan

Segelas Kopi 

Advertisement

Sepertinya bukan mengerti pun diterima  

Harusnya ia sudah tahu-menahu tentang kopi tanpa gula 

Pertanyaannya "mengapa masih saja dilupakan?" 

Advertisement

Ah, mungkin memang sudah lupa dimakan usia 

Sedang aku tak akan menyalahkan, tak akan membenarkan 

Advertisement

Membuat segala yang terjadi meski tak harus pahit masih bisa manis

Begitu yang tersaji pada tiap-tiap segelas kopi yang kuhirup habis di pagi hari 

 

Asam lambung kadang jadi teman di sore hari kalau-kalau aku seruput lagi segelas kopi di siang hari 

Asamnya jadi mencekik leher

Asamnya juga yang menerbitkan pikiran buruk tentang hidup normal yang diharapkan 

Asam yang keterlaluan membuat punggung nyeri, ulu hati perih sesak juga dalam beberapa hari 

 

Segelas kopi malam hari bakal buat sepi berteman dengan rindu membabi 

Dibawanya sepahit itu pada renjana yang tak kunjung tersampaikan 

 

Jeruk Melimpah yang Tak Berpenggemar

Kiranya sungguh sayang, ia dipertontonkan 

Kiranya sungguh sayang, penonton tak terpikat 

Eits! ternyata ada seorang yang terpincut

Gagal membuang sedap yang tak dimiliki jeruk yang sedang dipajang 

Yang sungguh sayang : setelah sekali sesap ia membagikan jeruk yang memikatnya pada sembarang orang 

Nyatanya, seorang yang kepincut itu tak mau merasa asam sendirian 

Meski dibagi ke banyak orang, jeruk itu tetap tak berpenggemar

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka menulis, membaca, berkebun, dan beres-beres.

CLOSE