#PuisiHipwee; Kita Ini Serupa Padang Seruni, Kamulah Seruni dan Aku Akar Semak Tersembunyi

Jadi pada babakan yang mana rindu ini mau dikembangkan?


MATAMU MENGHABISIKU


Kata-kataku selalu jadi ampas

Remah-remah

Sisa-sisa

Kala berhadapan denganmu

Matamu dan segunung pertanyaannya

 

 


KITA PERLU MENCOBA DULU


Mungkin kita perlu menjauh

Atau berpisah sementara waktu

Kita butuh sedikit untuk tahu

Apakah memang rindu dan

Kehilangan masih bisa bikin kita jatuh?

 

 


HANYA PROLOG BUKU LAMA


Kita ini serupa padang seruni

Berwarna-warni

Namun kamulah seruni, dan aku akar semak tersembunyi  

Jadi pada babakan yang mana rindu ini mau dikembangkan?

Lagi

Aku mungkin seperti buku, tempat mencarimu, tempat berpulangmu, tempat menghilangmu

Tapi layaknya prolog pada buku-buku lama

Aku selalu diakhiri pada ucapan koreksi di masa mendatang

 

 


HANYA EPILOG NIRMAKNA


Aku selalu bertanya

Mengapa aku dicipta dan mengapa pula, untukmu rusukku cuma diambil sebilah

Karena syahdan

Pada epilog, di akhir kisah

Biasanya kau akan datang lagi dan mengambil padaku

Semua yang tersisa

 

 


SERENADE JANJI DAN SEMBILU YANG DIBUANG JAUH


Aku kali ini datang tidak sendiri

Aku bawa setumpuk luka dari masa lalu

Untukmu

Dan begitu banyak rindu yang kukemas dalam beberapa purwarupa janji-janji

Bukan untuk menyakitimu, tapi sebagai pengingatku

Bahwa sembilu dan pilu memang harus kubuang jauh-jauh

Bila bersamamu

Aku kali ini datang dengan penuh haru

Bahwa mungkin doaku telah sampai masuk di pintu

Dari langit tujuh

Dan dijumpainya dirimu sebagai jawaban atas doa-doa yang dihambur

Tapi yakinlah

Kelak kalaupun aku pulang

Tak perlu takut

Karena seluruh ruas jariku selalu kusimpan di balik bantalmu untuk melaksanakan tugas-tugasnya  

Membelai rambutmu

Mengusap air matamu

 

 


RAMADAN DAN MANUSIA PELUPA


Menjelang ramadan

Pasangan muda

Tua

Duda

Dan janda

Punya romantikanya masing-masing menjelang bunyi sahur pertama

Menjelang ramadan

Tuhan bukan lagi ada pada bunyi dari semadi sepanjang hari

Atau pada harum subuh juga senja

Dalam ramadan

Tuhan hilang, tenggelam

Kalah tenar oleh romantika manusia dan rindu fananya

Yang mengisi babakan hari di setiap ramadan

Utamanya pada subuh dan senja kala Tuhan sedang turun

Dan manusia pada mundur

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini