Hujan
Awalnya, kau tampakan mega yang hitam
membinari kegelapan hingga ke ufuk
diiringi para suar dan dentumannya
yang terlihat dan terdengar hingga ke dasar Samudera.
Bahkan tak jarang, suar dan dentuman itu
seolah hendak mengadam karamkan apa yang ada.
Lalu perlahan kau hadirkan
sentuhan hasra lembut bak sutera
bersama para serayumu yang harum,
kemudian kabut putih nan suci
hingga pelangi dengan kirananya yang indah disetiap kesudahanmu.
tersirat dan tersurat,
"Fainna ma'al 'usri yusra. Inna ma'al 'usri yusra"
Lintang
Ku hanya ingin menengok langit pekat
berharap menemukan gugusan lintang yang indah,
namun seketika hasraku memuncak
tak kala terpaan serayu membawa aroma yang sempurna…
Sebenarnya ku tak peduli
tentang kabar sinarannya yang kian rimpuh,
karena ini bukan cerita tentang para lintang.
Lintang itu akan musnah,
karena yang kekal hanya Sang pemiliknya.
Yang ku peduikan hanyalah
tak kala semuannya sirna,
apa yang ku punya?
Ingatlah, siapa yang paling baik amalnya,
bukan yang paling banyak, namun aku sering keliru.
Senja Kesumba
Tak kala sang surya mulai berpaling,
dan memanggil burung-burung yang berkejaran
bersama biru udara yang meluntur
ke peraduannya.
Dari muara dermaga
Ku dengar gumaman ombak mengeluhkan sepi
Ia bertanya kepada denyut waktu
mampukah untuk berpacu?
Hamparan pasir dengan kelesuan
hanya mampu diam, membenam kata-kata.
Ku saksikan kehadiran bau malam dan sorak jangkrik
yang semakin membuat sang ombak tak berdaya.
Dalam hati ku bertanya,
mengapa tak menyuskuri kala senja
padahal tibanya bersama sepi
selalu menghadirkan ketenangan.
Selamat menikamti senja kesumba yang hangat!
By. Noor Aysah
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”