Ramadan Tahun Ini: Semoga Segala Ujian Ini Bernilai Pahala #RamadandiPerantauan

Mari Kita Saling Menguatkan

Tahun ini adalah Ramadan yang berbeda bagi kita semua. Tahun ini juga merupakan Ramadan keempatku di tanah rantau, namun ini akan menjadi Lebaran pertamaku semenjak merantau untuk tidak berlebaran bersama dengan keluarga. Rasanya sudah pasti sedih, namun mau bagaimana lagi, kita harus menerima dan semoga bisa melalui hari-hari ini dengan baik.

Advertisement

Sampai hari ini, setiap melihat kalendar yang terpasang di meja, aku masih selalu menangis. Biasanya melihat kalendar adalah salah satu penyemangat terbesarku bekerja sembari menjalankan ibadah Ramadan, "Yes, kurang dari 2 minggu lagi bakalan mudik." Kalimat yang sudah tiga tahun selalu ucapkan setiap Ramadan datang, kali ini sama sekali tak terucap. Setiap tatapan mataku tertuju pada 19 Mei, aku selalu menghela napas panjang, karena harusnya aku bisa menggunakan tiket kereta pada tanggal tersebut untuk menuju stasiun Yogyakarta.


"Sabar ya Nit, it's okay kok, bukan kamu aja kok yang gagal pulang kampung. Hampir semua teman-temanmu di perantauan juga harus bertahan di sini," begitu ucapku berkali-kali kepada diri sendiri sambil mengusap air mata yang keluar secara spontan


Ramadan kali ini rasanya sangat amat berbeda, ada perubahan kehidupan yang terjadi karena pandemi ini. Namun mungkin pandemi ini adalah cara Allah menegurku dengan cara yang sangat halus, mungkin selama ini aku terlalu terlena dengan kehidupan duniawi sehingga ibadahku terkesan hanya seperti 'disempatkan''. Ramadan kali ini, aku seperti diberi kesempatan waktu yang berlebih oleh Allah untuk melaksanakan ibadah-ibadah pendukung puasa Ramadan. Allah seperti memberiku kemudahan untuk sholat lima waktu dan membaca AlQuran. Tiga Ramadan sebelum pandemi ini, aku hanya mengambil jeda sekitar 10-15 menit untuk melakukan ibadah wajib itu, berhubung aku harus melaksanakannya di mushola bersama yang mengharuskan kita bergantian untuk menggunakannya.

Advertisement

Ramadan kali ini juga mungkin sebuah jawaban dari Allah atas keinginanku untuk menikah tahun ini.


"Sebelum kamu menikah, coba rasakan nikmatnya menjadi ibu rumah tangga sembari bekerja terlebih dahulu."


Advertisement

Begitulah kurang lebih pesan yang ingin Allah sampaikan kepadaku saat Ramadan di tengah pandemi ini. Pekerjaanku yang memang tetap harus berjalan dan di sisi lain aku juga harus tetap membereskan semua urusan 'rumah tangga' di waktu yang bersamaan, ternyata berhasil membuatku tertegun serta menyadari bahwa mungkin aku belum sepenuhnya siap untuk menikah dalam waktu dekat ini. "Aku masih banyak harus belajar ternyata, mungkin ini ilmu yang ingin Allah ajarkan kepadaku sebelum mengabulkan pintaku itu."

Ramadan di tengah pandemi ini juga ternyata menyadarkanku untuk menjadi orang yang lebih kuat, bukan hanya fisik namun juga mental. Arus infomarsi mengenai kondisi terkini cenderung membawa efek negatif kepada badanku. Gejala cemas, rasa takut, khawatir, panik, dan overthinking lebih sering datang menghampiri. Pengalihan stress yang tidak mudah seperti situasi normal, ternyata membuatku merasa bahwa hanya Allah lah tempatku berlindung dan bergantung. Hidup seorang diri di perantauan jauh dari sanak keluarga dalam kondisi seperti ini membuatku hanya bisa meminta pertolongan kepada Dia sang pemilik kehidupan.


"Ya Allah lindungilah hamba, kuatkanlah hamba, mudahkanlah semua urusan hamba. Berikanlah hamba dan keluarga kesehatan fisik maupun jiwa, berikanlah hamba dan keluarga umur panjang, sehingga setelah semua ini mereda hamba bisa kembali berjumpa dengan mereka di kampung halaman nanti."


Meskipun Ramadan ini terasa tidak mudah, namun mari kita saling menguatkan. Semoga kita senantiasa diberi rezeki kesehatan dan umur panjang oleh Allah. Semoga kita juga senantiasa diberikan kesabaran serta kekuatan yang berlipat ganda dalam menghadapi hari-hari ini. Semoga Allah berikan rasa ikhlas dan rasa syukur kepada kita, sehingga apapun yang kita usahakan di hari-hari yang tidak mudah ini bernilai pahala dan bisa menjadi penggugur dosa-dosa kita.


Semoga pandemi ini segera mereda dan semoga lekas banyak kabar bahagia yang berdatangan


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

A digital and book lover

CLOSE