Raminten Cabaret Show, Melawan Diskriminasi Profesi di DIY?

Fenomena Drag Queen di Kota Yogyakarta, apakah membawa angin segar bagi keberagaman gender?

Kalau kalian sering atau paling tidak pernah jalan jalan ke Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di pusat oleh oleh JL. Malioboro, harusnya kalian sudah tidak asing dengan yang namanya Hamzah Batik.Toko pusat oleh oleh yang sangat terkenal dan melegenda ini tidak hanya menyajikan barang barang untuk kebutuhan souvenir, namun juga menyediakan jasa entertainment di gedung Hamzah Batik, lantai 3. Raminten Cabaret Show namanya.

Advertisement

Di pertunjukan ini, para seniman pria yang berdandan layaknya wanita, atau biasa disebut dengan Drag Queen, melakukan pertunjukan lip sync dan menari diatas panggung. Begitu banyak wisatawan yang datang untuk menikmati Raminten Cabaret Show, dengan harga tiket 50.000 hingga 150.000. 

Begitu besar nama Raminten Cabaret Show, bukan berati pekerjaan sebagai Drag Queen, dihargai oleh seluruh wisatawan, bahkan warga lokal DIY. Masih banyak pihak yang missconception terhadap istilah Drag Queen. Pengertian Drag Queen sendiri secara umum adalah gabungan dari kata Drag yang artinya dalam dunia teater adalah pria yang berperan sebagai wanita, dan kata Queen untuk menunjukkan sifat feminin pada pria tanpa harus menggunakan kata slang (Bahasa gaul atau kosa kata masyarakat tertentu).

Di Indonesia sendiri, pertunjukkan pria berperan menjadi wanita sebenarnya sudah sering ditampilkan pada beberapa pertunjukkan seni, seperti Lengger dari Jawa, Bissu dari Makassar, dan pertunjukkan wayang orang. Salah satu tokohnya yaitu Hamzah Sulaeman sendiri, sang pencetus dari karakter Raminten yang beliau mainkan di TV lokal Yogyakarta, berjudul Pengkolan. 

Advertisement

Masih beberapa  orang menganggap Drag Queen sebagai Waria, Transpuan dan sering kali dijuluki ‘melambai’. Padahal, sebagai seorang Drag Queen, biasanya mereka tidak memiliki keinginan untuk permanently menjadi wanita. Riasan wajah dan kostum yang digunakan purely untuk kebutuhan pertunjukkan, ekspresi, dan untuk menawan para penonton. Walau memang, sejarahnya, Drag Queen didominasi oleh gay men, namun tidak menutup kemungkinan untuk adanya pengecualian pada beberapa talent. Pertunjukkan Drag Queen, dulunya sering dikaitkan dengan pertunjukkan dalam klub dewasa, namun Raminten Cabaret Show menyajikan karakter Drag Queen yang dapat dinikmati untuk semua kalangan dan semua umur. 

Walau beberapa masyarakat mulai menerima Drag Queen dan setuju akan konsep profesinya. Adanya Raminten Cabaret Show yang menjadi tujuan wisata yang terkenal di DIY, juga sangat membantu untuk merubah pandangan masyarakat dan mulai mau memvalidasi konsep gender yang tidak dibatasi feminin atau maskulin. Namun, beberapa orang masih menganggap Drag Queen sebagai sesuatu yang abnormal, seringkali dianggap dengan pekerjaan remeh dan kotor. Dengan pandangan seperti itu juga kita bisa melihat bahwa Drag Queen, memiliki nilai tujuan untuk menjadi tokoh yang sangat blak-blakan terhadap individualitas, mereka cenderung mendorong masyarakat untuk mematahkan konsep gender feminin dan maskulin, menerima perbedaan, dan tidak malu untuk menunjukkan jati dirinya ke orang lain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

CLOSE