Rasa yang Kutemukan di Ujung Senja, yang Tak Tahu Akan Berujung di Mana, Terima Kasih

Hai..

Advertisement

Selamat Sore Kamu, yang hanya bisa kupandang saat senja mulai datang. Bukan pangeran, bukan juga siluman. Pemuda yang tak begitu tampan, namun menawan.

Entah bagaimana ceritanya. Yang aku ingat dulu aku sama sekali tak bersimpati denganmu. Yang aku ingat aku selalu sebal melihat tingkahmu. Yang aku ingat kau itu hanya sesosok manusia yang angkuh.

Tapi, diawali dengan entah bagaimana?, aku tak bisa menjawab jika pertanyaan itu dihadapkan padaku. Yang aku ingat kau masuk kedalam hidupku dengan mudahnya. Satu sapaan yang tak terdengar romantis, bisa membuat mulutku bercerita banyak. Dan, sosok angkuh serta rasa sebal yang dulu aku rasakan sirna sudah ketika kau mulai mengajakku bercerita.

Advertisement

Itulah, Kamu. Datang pada waktu yang tak tepat, tapi tak pernah pergi pada saat waktu terburuk. Rasa apa yang ada ?, akupun tak bisa menjawab. Aku hanya bisa berkata “ saat bersamamu, berjam-jam, berhari-hari bertemu tak pernah bosan, kau selalu membawa cerita yang baru setiap harinya, bukan cerita drama, bukan pula romance, cerita yang tak pernah aku dengar dari manapun, ceritamu”. Nyaman adalah kata paling tepat untuk alasanku terhadapmu.

Aku suka caramu menyampaikan yang aku tak tahu apakah itu sayang? cinta ? suka ? atau hanya ala kadarnya. Yang jelas, aku selalu suka ketika kau mengejutkan hari-hariku. Ini Cinta? Entahlah atau Bukanlah…

Advertisement

Apapun ini, aku yakin ini rencana dari Tuhan. Tuhan tak akan pernah menceritakan hidup umatnya dengan karya yang salah. Ini bagian dari hidupku, yang akan terus kujalani dan nikmati. Ya… Menikmati saat apapun bersamamu, meski hanya sesaat atau akan berlangsung lama aku tak peduli. Yang pasti, bersamamu adalah rasa nyaman. Tuhan yang tahu cerita endingnya. Mari kita menunggu saja jalan ceritanya.

Terimakasih untukmu yang bisa kutemui di ujung senja. Pekerjaan yang menjadikanmu pria senjaku. Malam selalu menjadi saksi dimana cerita-cerita kita mengapung di udara. Jika ku merindukanmu, duduklah menatap senja di sore hari, kau akan muncul disela-selanya.

Terimakasih Tuhan, atas jalan cerita yang indah ini. Disetiap kesakitan yang mendalam akan tumbuh secercah kebahagiaan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pencinta novel remaja, penikmat senja, anak ketiga yang sedikit manja. Sedikit saja.

7 Comments

  1. Ninuek Oye berkata:

    Bikin gimana getto…. baper bgt.. 🙂

  2. Sigit Apriyanto berkata:

    terimakasih tuhan

CLOSE