Resensi Buku Sang Patriot: Biografi Resmi Pierre Tendean

Kisah Seorang Pahlawan Revolusi

RESENSI BUKU SANG PATRIOT: KISAH SEORANG PAHLAWAN REVOLUSI

BIOGRAFI RESMI PIERRE TENDEAN

Advertisement


  • Tim Penulis: Abie Besman, Iffani Sakyta, Irma Rachmania Dewi, Laricya Umboh, Neysa Ramadhani, Noviriny Drivina, dan Ziey Sullastri

  • Editor: Abie Besman

  • Penerbit: PT. Kompas Media Nusantara

  • Tahun terbit: 2019

  • Tebal halaman: 376 halaman


Sinopsis Buku


Buku biografi ini terinspirasi dari sosok perwira tampan bernama Pierre Tendean. Beliau merupakan salah satu pahlawan yang gugur saat terjadinya pemberontakan G 30 S/PKI. Pierre kecil hidupnya berpindah-pindah mengikuti orang tuanya. Ayahnya merupakan seorang dokter psikiatri.  Orang tuanya begitu disiplin dalam mendidik anak-anaknya termasuk Pierre. Pierre juga merupakan sosok yang mudah bergaul. Oleh sebab itulah Pierre begitu disukai oleh rekan-rekannya. Beranjak dewasa, Pierre begitu ingin menjadi seorang abdi negara.

Advertisement

Cita-cita menjadi tentara merupakan keinginan sejak lama. Oleh karena itulah, ia menolak keinginan dari orang tuanya yang memiliki pilihan berbeda darinya. Hanya Mitzi (kakaknya) yang mendukung keinginan Pierre. Pierre akhirnya mengikuti tahapan tes penerimaan tentara yakni di Akademi Zeni Angkatan Darat. Setelah mengikuti serangaian seleksi, ia akhirnya dinyatakan lulus dan diterima sebagai Taruna Atekad/Akziad. Selama tiga tahun ia ditempa, banyak kisah suka duka yang dialami oleh Pierre. Mulai dari perpeloncoan, praktik lapangan yang dilakukan secara nyata yakni ke medan operasi militer hingga akhirnya di tahun ke tiga, ia resmi dilantik menjadi perwira remaja dan menyandang pangkat letnan dua. Pada tahun ke empat, Pierre harus melanjutkan kursus aplikasi bagi perwira remaja. Selepas itu ia ditempatkan di Bukit Barisan. Di sinilah karir Pierre dimulai. Meskipun ia hanya sebentar pada penempatan di Bukit Barisan ini, tetapi banyak kisah mengenai Pierre termasuk juga dengan kisah percintaannya. Usai tidak bertugas di Medan (tempat markasnya), Pierre mengikuti pendidikan intelijen dan mengikuti operasi Dwikora. Selepas operasi Dwikora, ia diangkat menjadi ajudan Jendral A.H Nasution. Sebagai ajudan, ia selalu mendampingi agenda kegiatan Jendral Nasution. Tak hanya itu, Pierre juga mampu menjalin kedekatan dengan anggota keluarga Jendral Nasution. Kesetiaan dan patriotisme yang dimiliki oleh Pierre Tendean, membuatnya mengaku sebagai Jendral Nasution pada saat terjadinya gerakan yang disebut G 30 S/PKI. Gerombolan penculik tersebut akhirnya membawa Pierre ke Lubang Buaya. Sejak saat itu, ia tak pernah kembali lagi. Kapten (anm) Pierre Tendean, gugur bersama enam jendral lainnya yang kini lebih kita kenal sebagai pahlawan revolusi.


Kelebihan dan Kekurangan Buku


Advertisement

Buku biografi ini menceritakan seorang Pierre Tendean yang memiliki disiplin dan loyalitas tinggi. Alur ceritanya diceritakan secara runtut mulai saat beliau masih kecil hingga gugur di Lubang Buaya. Runtutan kejadian malam G 30 S/PKI juga diceritakan secara jelas. Banyak pelaku dan saksi sejarah dari perjalan hidup Pierre Tendean yang memberikan penjelasan dalam buku ini. Dalam buku ini juga disertakan bukti berupa dokumentasi foto perjalanan hidup seorang Pierre Tendean yang akan membuat pembacanya benar-benar tahu perjalanan hidupnya.

Dalam buku ini hampir tidak ditemukan kekurangan dalam penulisannya. Para generasi muda wajib membaca buku ini untuk menambah wawasan agar paham sejarah yang pernah terjadi di negeri kita ini. Tak hanya itu, dengan membaca buku ini kita dapat meneladani perilaku yang dimiliki oleh Kapten (anm) Pierre Tendean dalam kehidupan sehari-hari.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE