Review Film The Batman Aksi Pria Bertopeng yang Penuh dengan Nuansa Kelam

Melihat film superhero generik yang penuh dengan aksi penyelematan, sosok pahlawan yang menjadi inspirasi, dan sebuah cerita yang begitu menggugah mata para penikmat film menjadi sebuah ekpektasi bagaimana seharusnya film superhero terbentuk dalam masyarakat. Namun berbeda dengan film The Batman ini, mengambil langkah yang sedikit berbeda namun tidak kehilangan identitasnya, menjadikan film ini patut dijadikan suatu sinema yang tidak biasa untuk sebuah film dengan membawa karakter superhero. Anda akan melihat sisi yang terbeda dari karakter Batman itu sendiri yang jarang diekspos oleh seorang sutradara yang membawa film bergenre serupa melalui tangan dari seorang Matt Reeves. Anda akan menyaksikan suatu karya yang sudah lama dinantikan oleh pecinta fans DC yang pernah menikmati film The Dark Knight dari seorang Christoper Nolan. Inilah film superhero yang layak ditonton oleh pencinta film, sineas dan bukan hanya sekedar menjual nama superhero. Apa yang membuatnya begitu spesial? Mengapa anda perlu menonton film yang berdurasi 3 jam ini? Apakah ini akan menyaingi kesuksesan Marvel itu sendiri?

Berlatar kisah 2 tahun setelah Batman muncul di kota Gotham tidak menjadikan kota ini aman dari penjahat, malah keberadaan mereka yang semakin banyak dan tidak bisa dibendung oleh kepolisian dan pemerintah. Batman hadir hanya menjadi ancaman yang menghalangi operasi mereka namun juga terbatas, dia tidak bisa melindungi semua orang dan bahkan dianggap ‘Vigilante’ oleh kepolisian alih-alih dianggap sebagai pahlawan. Hingga disuatu waktu, terjadi pembunuhan yang melibatkan walikota yang menjabat pada saat itu menjadi korban atas pembunuhan sekaligus pesan kepada sang Vigilante untuk dapat memecahkan teka-tekinya yang menjadi petunjuk akan target korban berikutnya. Di sini kita bisa melihat bagaimana kuatnya cerita politik dan isu yang diangkat oleh film ini sehingga film ini untuk dapat diterima oleh semua orang. Terlepas film ini membawa karakter superhero, namun kita bisa melihat bagaimana begitu kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi oleh sang tokoh utama. Plot cerita yang diberikan menjadikan film ini bukan hanya sekedar film superhero yang diekspektasikan para penikmat film kasual, namun didalamnya terdapat busuknya kota Gotham itu sendiri, permainan kotor kepolisian, hingga keterlibatan mafia yang menjadi bumbu kompleksnya sebuah cerita. Semuanya dibalut dengan penokohan yang sangat baik dari setiap tokoh yang penting di film ini. Sebut saja salah satunya Jim Gordon yang berperan sebagai satu-satunya seorang polisi yang tidak kotor disepanjang film, dan menjadi teman terdekat sang Vigilante dalam urusan kepolisan yang dapat dipercaya. Kita bisa melihat bagaimana peran Gordon yang begitu signifikan dalam progres perjalanan cerita sehingga kita bisa merasa bahwa dia menjadi tokoh penting selama plot berjalan. Bahkan dari satu karakter saja kita bisa melihat bagaimana cara film ini menggunakan setiap karakter tidak terasa seperti pengisi adegan semata, namun memiliki signifikasi dalam perjalanan plot cerita yang terus berkembang.

Film ini juga menyuguhkan film superhero yang tidak terkesan film superhero pada umumnya. Ya, anda akan tetap melihat sebuah adegan perkelahian yang begitu puasnya disuguhkan, ada juga tetap akan melihat aksi sosok superhero melawan villainnya dengan segudang teka-teki yang terus-menerus dipecahkan oleh si Vigilante. Namun dalam film ini, terdapat isu cerita yang jauh lebih kompleks untuk anda bisa mengerti latar belakang  dari sang villain ketika melakukan setiap aksi kejahatan. Cara perkenalan karakter yang cantik dan tidak terkesan dipaksakan, membuat kita terus penasaran akan bagaimana akhir dari teka-teki yang diberikan dan membuat anda menjadi kagum dan kebingungan disaat yang bersamaan dikarenakan penokohan yang sebegitu kompleksnya. Anda akan dibawa oleh film ini berbagai tokoh yang sebenarnya bukan menjadi penjahat utama, namun memilki sisi penjahat tergantung bagaimana sudut pandang anda melihatnya, dan membuat mereka bisa menjadi vilain utama di sekuel berikutnya. Tidak hanya karakter penjahat, seperti yang saya sempat bahas, setiap karakter yang memiliki hubungan dengan sang tokoh utama mempunyai porsi cerita yang sangat baik untuk pengembangan plot cerita. Mereka dapat membawa simpati penonton untuk peduli kepada setiap karakter, meskipun memiliki peran yang sedikit dalam plot cerita.

Dengan setiap apa yang saya utarakan tentang film ini, rasanya tidak heran saya bisa katakan bahwa Matt Reeves berhasil menyutradarai sebuah film superhero ini. Terlepas dia yang tidak ingin mengikuti formula yang sama dengan genre yang serupa, namun tidak menghilangkan identitas dari karakter superhero ini yang begitu banyak dicintai oleh fans ini, terutama fans DC. Jikalau saya harus melihat kekurangan dari film ini, satu-satunya hal yang agak mengganjal dari film ini adalah proses romansa yang mungkin terlalu cepat untuk disuguhkan. Saya merasa adanya kurang penyajian latar belakang dari sang tokoh utama dan love interestnya untuk bisa dilihat sebagai pasangan yang saling membutuhkan satu sama lain. Saya rasa mereka perlu memperkuatkan hubungan mereka lagi sampai kepada film selanjutnya sehingga tidak terkesan terburu-buru dalam membangun chemistry diantara keduanya.

Terlepas dari kekurangan yang saya bisa rasakan, tidak menghilangkan kenyataan bahwa film ini menjadi penerus kesuksesan film superhero yang bagus sekelas The Dark Knight di masa lalu. Anda mungkin akan tidak setuju dengan pendapat saya, namun saya bisa merekomendasikan film ini kepada anda kalau memang anda pencinta film DC yang sudah lama tidak melihat film Batman yang layak dinonton, dan para penikmat film yang betah dengan cerita yang begitu berat nan kompleks sehingga rela betah untuk menyelesaikan film ini sampai selesai tanpa mengantuk. Kalau anda orang yang seperti ini, mungkin anda menyukai film ini. Sebuah film superhero dengan aksi pria bertopeng yang penuh dengan rasa kelam.