Sepenggal Cerita Pejuang SM3T

Segala hal yang kita jalani dalam hidup ini, apapun itu termasuk pilihan saya untuk mengikuti program SM3T dan juga PPG ini, segalanya mempunyai kebaikan dan kesusahannya sendiri, yang terpenting adalah bagaimana kita menyingkapinya dan menjadikannya pelajaran dan harapan baru untuk langkah kita selanjutnya.

Selepas menyelesaikan perkuliahan jurusan Pendidikan Fisika yang telah saya lalui selama 4 tahun di Universitas Negeri Medan tepatnya tanggal 22 Oktober 2015 saya wisuda dengan gelar S.Pd. Ya, gelar yang membahagiakan karena butuh waktu yang panjang dan perjuangan yang tidak biasa bagi saya untuk meraihnya.

Advertisement

Namun beberapa hari setelah hari wisuda itu, saat itu pulalah saya menyadari bahwa tepat saat itu pula segalanya tentang kehidupan nyata telah dimulai. Apa yang akan saya akan saya lakukan selanjutnya? Harus bagaimana setelah ini? Apa langkah awal yang harus saya lakukan? Semua pernyataan itu berkecamuk dalam hati dan pikiran saya di sepanjang hari sejak hari wisuda itu. Mungkin sama seperti apa yang dirasakan banyak sarjana-sarjana lainnya, menentukan pilihan kedepannya merupakan satu hal yang sangat sulit bagi saya saat itu.

Sampai saat di mana saya mencoba ikut pendaftaran program SM3T (Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal) dan mengikuti segala tes dan proses yang panjang saya pun berhasil lolos. Mungkin inilah jalan yang akan saya lalui untuk mewujudkan harapan saya ke depannya, begitulah pikiran yang muncul saat saya berhasil lolos menjadi salah satu peserta SM3T 2016. Bukan tanpa keraguan, begitu banyak pikiran yang mengganggu tentang pilihan itu mengingat dengan mengikuti program SM3T tersebut saya harus tinggal dan menetap di daerah pelosok selama satu tahun, merupakan suatu keadaan yang cukup menciptakan dilema berkepanjangan. Namun tepat sebelum berangkat ke daerah 3T saya menetapkan hati saya, bahwa ini adalah pilihan saya apapun proses ke depannya akan saya lalui dan semuanya pasti akan baik pada akhirnya.

Mungkin benar harapan adalah sesuatu yang menguatkan seseorang, itulah yang saya rasakan saat saya akhirnya berada di pulau Kalimantan tepatnya Kalimatan Barat, Kecamatan Sanggau, Meliau yang merupakan lokasi penempatan saya saat itu. Berada di tempat yang tak pernah saya datangi, tak kenal siapa-siapa, tempat yang benar-benar baru bagi saya. Setelah melewati perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan akhirnya saya berada di tempat itu. Serasa seperti mimpi, ya saya seakan-akan tak percaya saya berada di sana, sendiri. Saya berharap semua akan baik-baik saja kedepannya itulah pikiran saya waktu itu.

Advertisement

Hari demi hari saya lalui di tempat itu jauh dari keluarga, berada di antara orang-orang yang tidak saya kenal. Namun memang waktu dapat mengubah segalanya termasuk perasaan dan pikiran saya tentang tempat itu. Pikiran saya sudah mulai terbuka menerima keadaan, perasaan saya sudah mulai menyatu dengan alam di mana saya tinggal, saya mulai nyaman dengan semua orang-orang di sana. Ternyata semuanya tidak sesulit yang saya pikirkan sebelumnya, semua hal yang sulit dilakukan saat itu telah saya lewati dengan baik. Saya menjadi orang yang lebih tegar dalam menghadapi sesuatu.

Dan tanpa saya sadari waktu 1 tahun itupun akhirnya telah berlalu, waktu yang penuh pengalaman dan pelajaran tentang banyak hal, bahwa hidup ini luas bukan tentang saya dan pikiran saya saja begitu banyak hal luar biasa di luar sana yang bisa kita raih dan lalui.

Advertisement

Setelah pengabdian selama 1 tahun, saya harus mengikuti program PPG (Pendidikan Profesi Guru) di asrama kembali selama 1 tahun. Proses itulah yang sedang saya jalani saat ini, sekarang saya sedang berada di asrama Unimed untuk program PPG tersebut. Kehidupan PPG yang penuh dengan banyak kegiatan mulai dari Workshop di kampus sampai kegiatan asrama. Awalnya, saat pertama masuk asrama semua hal tersebut terasa bagaikan kerutinan yang menyiksa saya mengingat begitu banyak list kegiatan yang harus dilakukan. Seakan-akan tidak ada lagi dunia luar yang dapat saya nikmati. Tubuh saya seakan menolak segala keteraturan itu, harus bangun pagi, ngampus, jam makan, dan berbagai kegiatan lainnya, sungguh merupakan rutinitas yang melelahkan. Namun apapun itu, lambat laun kehidupan PPG yang saya jalani sekarang telah menjadi hal yang menyenangkan bagi saya. Banyak hal yang dapat saya pelajari dan saya lihat, tidak hanya hal tentang diri saya, tetapi juga tentang orang lain di sekeliling saya. Banyak hal baik yang dapat kita gali dari diri kita sendiri, dan banyak juga hal buruk dari diri kita yang dapat kita perbaiki. Belajar menjadi pribadi yang positif, melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda yang pada akhirnya segala kegiatan dan proses yang saya jalani bisa menjadikan saya pribadi yang terus membaik setiap harinya. Ke depannya untuk segala proses yang ada, saya siap menjalaninya, karena saya menyadari bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang luar biasa.

Segala hal yang kita jalani dalam hidup ini, apapun itu termasuk pilihan saya untuk mengikuti program SM3T dan juga PPG ini, segalanya mempunyai kebaikan dan kesusahannya sendiri, yang terpenting adalah bagaimana kita menyingkapinya dan menjadikannya pelajaran dan harapan baru untuk langkah kita selanjutnya. "Nothing is easy in this life, but nothing is impossible when you really want to do it". Salam pendidik anak bangsa 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Let it be

CLOSE