Dear Perempuan, Kamu Itu Unik dan Spesial. Tapi Cobalah untuk Mengendalikan Pikiran dan Emosimu, ya!

Pemikiran perempuan

Suatu hari ketika sepasang pria dan wanita baru pulang nonton, si pria berkata, ”Nggak ada lagi bajuku, besok kerja pakai baju apa ya?” Kemudian sang wanita tidak mau kalah dan bersuara, ”Sama lah kita, nggak ada lagi bajuku juga.” Lalu percakapan berakhir dengan sang wanita minta mampir ke toko dan si pria mampir ke warung kelontong.

Advertisement

Nah, tahukah readers memang kata-kata kedua makhluk ini sama, ”nggak ada lagi bajuku.” Tapi maksud dari keduanya jauh berlawanan. 

Jadi, bagi seorang wanita yang mengatakan bahwa tidak ada lagi bajunya, itu berarti dia tidak lagi memiliki stok baju baru untuk dipakai. Mohon digaris bawahi readers,  mereka sudah bosan dengan baju-baju lama mereka sehingga mereka mengucapkan kata itu. 

Namun, bagi seorang laki-laki, maksud dari tidak ada lagi bajunya, itu berarti dia tidak lagi punya stok baju bersih. Iya, benar, semua bajunya telah kotor dan mereka perlu deterjen untuk segera mencucinya. 

Advertisement

Lucu sekali bukan? Seberbeda itu jalan pikiran kedua makhluk ini. Dan kisah ini mengawali beberapa alinea selanjutnya yang sedikit menceritakan betapa uniknya seorang wanita. 

Iya, seorang pribadi yang ditakdirkan untuk bisa menstruasi, membawa makhluk lain di dalam perut mungilnya, bahkan menghadirkannya ke planet bumi ini. Here we go, readers…

Advertisement

Hai readers, kalian pernah sadar atau tidak bahwa kaum kita punya kemampuan yang lebih detail untuk menganalisa banyak hal di hidup ini. 

Kita mampu untuk melahirkan banyak asumsi yang sorry to say terlalu jauh dan rumit, yang seringkali berakhir pada penyesalan. Utamanya untuk hal-hal berbau kehidupan asmara. Nggak percaya? Yuk pahami lebih dekat dengan sebuah pendekatan pengalaman berikut ini.

Menstruasi adalah hal yang memang ditakdirkan untuk setiap bulan kita jalani sebagai wanita. Beberapa artikel menjelaskan bahwa menstruasi membuat emosi kita seringkali tidak stabil, karena membuat beberapa bagian tubuh mengalami sakit yang berlebihan. Dan inilah yang dialami oleh Dea.

Gadis yang berasal dari sebuah kota di pulau Jawa ini kedatangan tamu bulanan yang membuat pinggangnya nyeri. Seharian dia berada di dalam kamar sambil chatting-an dengan pujaan hatinya. Kemudian dia tidur siang. 

Agak sore dia terbangun, dan lalu membuka ponsel. Mengharapkan akan membaca balasan dari sang kekasih, ternyata pesan yang dia kirimkan bahkan sebelum tidur siang belum dibalas. Lalu kira-kira apa yang dia lakukan ya readers? (readers bisa jawab dalam hati hehe). 

Yah, jawaban kalian kurang tepat, si Dea tidak memilih untuk menunggu dengan santuy balasan sang kekasih. Dia memilih untuk panik, dia mulai untuk menelpon, tidak mendapat jawaban, dia lalu menelepon kembali, tak juga mendapat jawaban juga, akhirnyaa? (yuk readers boleh tebak lagi dalam hati ya hehe) Dan akhirnya, yap betul jawaban kalian!

Dea mulai membiarkan pikirannya bertamasya cukup jauh dan mendaratkannya ke sebuah tujuan akhir bernama perselingkuhan. Iya, benar, dia mengasumsikan bahwa kini sang kekasih sedang pergi bersenang-senang dengan wanita lain.

 Asumsinya makin memuncak ketika dia mengingat kekasihnya juga memiliki teman-teman wanita lain yang terlihat lebih cantik dari dirinya. Asumsi negatif bercampur dengan emosi yang tak terkontrol, mendorongnya untuk memberondong sang kekasih dengan pertanyaan bahkan pernyataan bernada asumsi yang dituliskan dengan huruf kapital. 

Waow bisa bayangkan betapa kacaunya hati si Dea ya, readers? Lalu, sesaat dia mulai legah, setelah serangkaian kalimat terakhir dia ketik dan kirimkan kepada si pria pujaan hatinya (dulu). Oops. Kalimatnya begitu sederhana tapi menjadi kesimpulan dari semua asumsinya. 

Hayo, apa ya kira-kira kalimat itu, readers? (boleh deh jawab lagi dalam hati hehe) Bukan main, memang itulah kalimatnya! Kata Dea, “KAMU KEMANA SIH???? OKE BAIKLAH. KINI AKU YAKIN DENGAN FIRASATKU. MULAI SEKARANG KITA PUTUS.” 

Waoww bukankah si Dea ini terlalu terburu-buru, readers? Apapun jawaban kalian, faktanya, setelah menuliskan semua itu dia lega. Bahkan kelegaan hatinya membuat rasa sakit di pinggangnya kini tak lagi terasa.

Dia mulai mencuci wajahnya, keluar kamar, dan makan. Baru beberapa suap nasi masuk di mulutnya, ponselnya berdering, sekilas muncul kalimat 1 unread message from Mika. Seakan nasi berhenti di kerongkongannya, diambilnya segelas air, secara cepat dia menghabiskan air itu. 

Dibukanya pesan dari Mika yang bertuliskan, ”Aku baru pulang antar mamak beli kancing di pasar. Oke kalau mau putus.” Duerrrr sambaran petir tanpa ada tanda-tanda mendung sekejap menyambar Dea. 

Dia terlalu jauh dan rumit berpikir. Dia menghubung-hubungkan sesuatu yang abstrak dari semua keragu-raguan bahkan kecurigaannya kepada prianya. 

Tak berniat menghabiskan makanannya, dengan perasaan malu bercampur penyesalan, Dea mengetikkan beberapa kalimat, ”Beb maaf, aku lagi datang bulan emosiku nggak stabil. Kamu sih lama banget jawab chat aku :((“ ~~

Oh no! Menstruasi memang penyebab utamanya. Betul nggak, readers? (plis jawab lagi dalam hati hehe) Salah. Seharusnya menstruasi bukan alasannya (karena kata artikel sih, makan cokelat atau es krim bisa sedikit menenangkan emosi kita ketika tamu bulanan itu datang). 

Pemikiran yang jauh melalang buana karena didasari oleh rasa takut kehilangan lah penyebab utamanya. Seringkali kita merasa sangat amat takut kehilangan sehingga kita akhirnya mulai ragu dan curiga. Dan dari situlah asumsi-asumsi negatif mulai berkembang subur. 

Asumsi negatif pasti akan memunculkan emosi yang seringkali sih tak terkontrol. Kebanyakan kita, akan mengatasi ketidakterkontrolan emosi tersebut dengan mengambil keputusan yang terburu-buru tanpa pertimbangan apapun. 

Benar sih, untuk beberapa saat, keputusan yang buru-buru itu akhirnya meredakan emosi bahkan memberikan kelegaan, tapi tunggu. Itu belum akhirnya. Sesuatu bernama penyesalan tiba-tiba akan muncul. Dan itu lah akhirnya. Hmm memang penyesalan selalu datang di akhir. 

Ya, karena kalau datangnya di awal namanya pendaftaran. Hehe. Ketawa dong, readers? Yasudahlah kalau tidak mau ketawa. Tapi memang, kaum kita itu terlalu fenomenal dengan banyak hal yang melekat pada dirinya, dan dalam hal ini, mereka unik dengan cara berpikir-berasumsinya. :))

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shangrila.(n) ; any place of complete bliss and delight and peace→The Lost Horizon, James Hilton(England,1933)™ Passion Never Weak

CLOSE