Sleepwalking: Gangguan Tidur yang Dapat Menurunkan Kualitas Tidur

Pernahkah kalian mengalami kejadian di mana kalian melakukan suatu aktivitas di malam hari dan keesokan paginya kalian tidak mengingat pernah melakukan aktivitas tersebut atau tidak. Semisal, kalian menyetel alarm pada sebuah jam weker di malam hari pukul 4 dini hari, namun keesokan paginya ketika kalian terbangun, kalian merasa alarm kalian yang tidak berbunyi.

Advertisement

Ketika kalian memgecek jam weker kalian ternyata jam tersebut sudah dalam kondisi tombol off. Rasa tidak percaya pun muncul dalam diri kalian dengan pertanyaa, 'perasaan, semalam saya sudah menyetel alarm, deh. Kok tombolnya off, sih?'

Nah guys, pada artikel kali ini saya akan membahas masalah yang berkaitan dengan contoh di atas yakni Somnabulisme atau dalam bahasa kerennya disebut Sleepwalking.

Sleepwalking itu apa sih? Bahaya kah bagi tubuh kita?

Advertisement

Dilansir dari media ​​​​​​healthline.com Sleep-walking adalah kondisi gangguan tidur pada seseorang yang terjadi di bagian terdalam dari tidur atau yang dikenal dengan Nonrapid Eye Movement (NREM). Paling sering terjadi dalam 1 – 2 jam setelah seseorang tertidur. Dilansir pula dari laman alodokter.com, Sleepwalking ini adalah kondisi dimana kita terbangun kemudian melakukan aktivitas berjalan dan berbagai kegiatan lainnya dalam keadaan tertidur.

Kendati demikian, hal ini bukanlah suatu kondisi yang membahayakan. Namun perlu diwaspadai jika kondisi tersebut terus berulang.

Advertisement

Proses seseorang bisa mengalami kondisi Sleepwalking.

Seperti yang kita tahu bahwa sleepwalking adalah kondisi dimana kita mengalami gangguan tidur sambil berjalan. Mengapa bisa terjadi?

Proses tidur kita terbagi menjadi dua tahapan yakni, Non-Rapid Eye Movement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Pada tahapan tidur NREM, terdapat empat siklus yang terjadi hingga akhirnya seseorang dapat tidur dan mencapai mimpi pada fase REM.

Kondisi sleepwalking akan terjadi pada fase Non-Rapid Eye Movement (NREM) tepatnya di fase N3. Nah, di fase inilah seseorang telah tidur terlelap.

Prevalensi tidur berjalan diperkirakan terjadi pada 1-15 menit. Anak yang mengompol ataupun mengalami sleep apnea pun sering kali mengalami tidur berjalan. Kondisi ini akan menghilang ketika mereka menginjak usia remaja. Pada beberapa kasus yang terjadi pada orang dewasa, kondisi ini bisa saja terus terjadi sejak penderita masih anak-anak hingga ia dewasa. 

Ketika penderita mengalami kondisi sleepwalking ini, mereka juga akan mengalami beberapa hal, seperti :

1. Tidak mengingat kejadian saat sleepwalking.

2. Akan sulit dibangunkan.

3. Berbicara dalam kondisi tidak sadar.

4. Mata penderita akan terbuka dengan tatapan kosong. serta,

5. Mereka tidak akan merespon ketika diajak berbicara.

Penyebab Penyakit Sleepwalking.

Meskipun kondisi tersebut lebih sering dialami oleh anak-anak, sleepwalking juga dapat dirasakan oleh orang dewasa.

Peneliti juga telah mengidentifikasi beberapa kondisi kesehatan, aktivitas, dan zat kurang tidur dalam tubuh yang memicu terjadinya sleepwalking. Penyebab utama dari kondisi sleepwalking sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa kondisi yang dikaitkan dengan sleepwalking.

1. Stres

2. Kurang tidur.

3. Kelelahan

4. Tidur tidak teratur.

5. Mabuk

6. Pengaruh obat tertentu seperti, antipsikotik, stimulan, dan antihistamin.

Selain kondisi di atas, ada beberapa kondisi yang mungkin bisa memicu sleepwalking, seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), Penyakit Parkinson, Sindrom Kaki Gelisah, Gangguan Pernapasan, dan juga Demam.

Ada pula yang mengaitkan kondisi Sleepwalking ini dengan gangguan makhluk halus, padahal sebenarnya tidaklah seperti itu.

Kondisi sleepwalking ini mampu membuat tidur kita menjadi tidak berkualitas yang akan berakhir dengan berbagai penyakit bila kita tidak menerapkan pola tidur yang sehat dalam keseharian kita. Kondisi ini juga bisa mempengaruhi mental kita dan akibatnya bisa membuat kita stress depresi, gangguan kecemasan, ADHD, hingga gangguan Bipolar. 

Jadi, bagaimana cara kita meningkatkan kualitas tidur agar tetap sehat dan terhindari dari kondisi sleepwalking dan gangguan tidur lainnya?

Tidur Berkualitas Dengan Mengamalkan Ajaran Rasullullah SAW.

Dalam Islam, Rasulullah SAW Pernah bersabda "Padamkanlah lampu-lampu di malam hari pada saat kalian tidur malam, kuncilah pintu dan tutuplah bejana, makanan dan minuman."

Manfaat memadamkan lampu apa, sih?

Berdasarkan sebuah penelitian oleh Joyce Walsleben, PhD, profesor di New York, University School of Medicine saat tidak ada cahaya dari sorotan lampu maka hormon melatonin diproduksi secara alami selama tidur. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar Pineal yang memiliki fungsi untuk mengatur ritme tidur, meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung dan juga menghambat peningkatanan kolesterol.

Kemudian, Rasulullah menganjurkan kita untuk tidur dengan memiringkan tubuh ke kanan. Dalam HR Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710 Nabi Muhammad bersabda agar "Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu." Dalam ilmu medis hal ini bertujuan agar jantung yang berada di sebelah kiri tidak tertindih oleh organ lain, selain itu pernapasan juga bisa lebih lancar jika kita tidur dengan posisi menghadap ke kanan.

Selain itu, Rasulullah melarang kita untuk tidur dalam posisi tengkurap. Hal ini dikarenakan bila kita tertidur pulas dengan posisi tengkurap dalam waktu yang lama maka otot dada dan otot pernafasan tidak bisa berkembang dengan baik. Dampak yang akan ditimbulkan dari posisi tidak baik ini adalah kesulitan bernapas sebab tubuh akan menekan dada dan membuat oksigen sulit untuk masuk dalam paru-paru dan ini akan mempengaruhi kinerja jantung dan juga otak. Tak hanya itu, posisi inilah yang tidak disukai Allah SWT.

Dan yang terakhir adalah, kita tidak boleh berlama-lama terlentang saat tidur. Kenapa? Hal ini dikarenakan tidur terlentang bisa menekan bisa menekan atau menyesakkan tulang punggung. Tak hanya itu, seseorang yang tidur dalam posisi terlentang mereka akan bernapas menggunakan mulut, hal ini akan mengurangi intensitas napas yang masuk dari hidung. Hidung memiliki sejumlah bulu-bulu halus yang berfungsi menyaring kotoran yang hendak masuk dalam sistem pernapasan, jika kita terlalu banyak bernapas menggunakan mulut kita akan mudah terserang flu serta akan menyebabkan mulut terasa kering dan akibatnya gusi bisa mengalami peradangan.

Tak hanya mengamalkan ajaran Rasulullah dalam tidur, kita harus menerapkan pola hidup sehat seperti rajin berolahraga, tidur minimal 8 jam, menghindari pekerjaan yang terlalu melelahkan, selalu berpikir positif agar tidak mudah stres dan depresi, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, dan yang paling penting adalah buatlah kamar kalian menjadi senyaman mungkin. Karena dengan perasaan nyaman kualitas tidur seseorang bisa menjadi lebih baik.

Daftar Pustaka

Azizah, Kurnia. 2020. 6 Cara Tidur Sehat Seperti Rasulullah, Bantu Jaga Kondisi dan Bugar diPagi Hari. https://m.merdeka.com/trending/6-cara-tidur-sehat-seperti-rasulullah-bantu-jaga-kondisi-dan-bugar-di-pagi-hari (diakses pada tanggal 10 Juni 2021)

Prabandari, Ayu Isti. 2020. 5 Dampak Kurang Tidur bagi Kesehatan Mental Sebabkan Stres Hingga Kecemasan. https://m.merdeka.com/jateng/5-dampak-kurang-tidur-bagi-kesehatan-mental-sebabkan-stres-hingga-kecemasan (diakses pada tanggal 10 Juni 2021)

Stanborough, Rebecca Joy. 2021. What Causes Sleepwalking?. https://www.healthline.com/health/why-do-people-sleepwalk (diakses pada tanggal 10 Juni 2021)

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Psikologi - Universitas Muhammadiyah Malang

CLOSE