Tekanan Stres di Masa Pandemi, Yuk Pelajari Psychological Distressnya!

Kesehatan Mental

Stres tidak dapat dihindari dari kehidupan seseorang, karena stres membuat kita hidup dan kita harus mempertahankan hidup tersebut dengan energi tertentu agar tidak mengalami stres. Stres lebih kepada respon tubuh yang nonspesifik terhadap tuntunan tertentu dan kondisi atau perasaan yang dialami seseorang, saat seseorang mempersepsi tuntutan terhadapnya melebihi sumber-sumber yang dimilikinya.

Advertisement

Stres bisa dikaitkan dengan adanya tuntutan; perubahan; dan tantangan semua istilah yang kita sebut stresor, lalu didalamnya kita punya persepsi terhadap stresor (stimulus, keadaan, peristiwa), keadaan tidak seimbang (perubahan keadaan normal yang biasanya), kapasitas seseorang (kemampuan menyesuaikan/adaptasi), serta kemampuan tubuh berespon (bereaksi).

Harus kalian ketahui bahwa stress bersifat individual sangat subyektif, tidak bisa satu orang yang stres disamakan dengan yang lain (No one fits all), mempunyai derajat dari yang rendah (mild) sampai yang sangat parah (severe). Stress tidak selalu berdampak negatif karena stres tergantung persepsi kita, saat stres kita rasakan sebagai sesuatu yang positif, memotivasi, sumber energi, dan semangat stress mampu kita kendalikan serta stress dapat membantu meningkatkan kinerja.

Lalu, dampaknya tentu saja kebalikan dari berfikir positif yaitu negatif, menyebabkan rasa cemas (anxiety), menimbulkan perasaan tidak nyaman, tidak menyenangkan, menurunkan kinerja, dan yang sangat parahnya jika mengalami stres yang berkepanjangan ujungnya akan dapat menuju ke arah masalah kesehatan mental.

Advertisement

Selama kita bicarakan soal stress lebih mudahnya dengan melihat tanda-tandanya dan manifestasinya, ada beberapa komponen yaitu:

Kognitif


  • Selalu cemas (anxiety)

  • Sulit berkonsentrasi

  • Sulit mengingat

  • Sulit membuat penilaian (judgement menjadi buruk)

  • Selalu negative thinking

Advertisement

Emosi


  • Tidak Bahagia

  • Gelisah

  • Cemas

  • Depresi

  • Mudah tersinggung, marah

  • Merasa kewalahan (overwhelmed)

Fisik


  • Merasa sakit (tiba-tiba diare)

  • Jerawatan

  • Mual dan pusing

  • Sakit di dada (detak jantung cepat)

  • Kehilangan gairah (malas)

  • Sering demam, pilek/batuk

Tingkah Laku


  • Makan terus atau tidak napsu makan

  • Sulit tidur atau tidur terus

  • Menghindar dari pergaulan/bertemu orang

  • Prokrastinasi (menunda-nunda/mengabaikan)

  • Penyalahgunaan alkohol dan zat adiktif

Stres yang terjadi di masa pandemi pada salah satu nakes akhirnya pun mengatakan khawatir akan hal itu dapat meningkatkan jumlah kasus positif Covid-19 “Khawatirnya ketika penderita makin banyak, (kami) takut fasilitas kesehatan tidak cukup untuk menampung pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan kewalahan dalam penanganannya.” “kami pakai APD saja masih tetap was-was” katanya (Jumardi, perawat di salah satu RS Kalimantan diterima BBCNews Indonesia, 15/05/2020).

Para relawan tenaga medis dalam penanganan Covid-19 mengaku tak bisa complain jika tunjangan dari pemerintah terlambat atau bahkan tidak diterima (diterima Bisnis.com, 2/10/2020).

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengatakan, kesehatan mental para tenaga kesehatan terkadang kurang diperhatikan. Padahal, mereka merupakan garda terdepan dalam penanganan pasien (https://mediaindonesia.com/read/detai/340207-jaga-kesehatan-mental-nakes-selama-pandemi, 28/10/2020).

Fakta-fakta tersebut bisa menjadi predisposisi terjadinya stres yang mengganggu kesehatan mental atau wellbeing individu. Kita sudah tahu bawa tidak mungkin menghindar dari stres, karena stres membuat kita hidup yang bisa dilakukan yaitu melakukan manajemen stres. Manajemen stres yang dirancang untuk melakukan pengendalian stres secara efektif dengan cara menganalisa stresor dan mengambil tindakan-tindakan positif untuk meminimalisasi pengaruh stresor. Kalian bisa melakukan beberapa bentuk kegiatan, seperti:

Latihan Fisik


  • Relaksasi leher dan bahu

  • Melakukan peregangan

  • Pijat

  • Olahraga

Latihan Mental


  • Menghitung sampai 10

  • Mengontrol pikiran

  • Berfantasi

  • Konsultasi

Latihan Spiritual


  • Meditasi

  • Berdoa

  • Mengingat tujuan hidup

Menggunakan tubuh dan pikiran bersama


  • Yoga

  • Aromaterapi

  • Tertawa

  • Istirahat/jeda

Mengembangkan keterampilan baru


  • Belajar sesuatu yang baru (seperti memasak)

  • Mengembangkan hobi

Audrey mengatakan “setiap manusia memiliki kapabilitas untuk menciptakan kebahagiaan," "Mungkin awalnya terasa sulit karena kita sudah menemukan pola bahagia yang dulu dibantu oleh kehadiran orang lain. Tetapi sekarang kondisinya berbeda, dan kita harus menemukan aktivitas agar bisa berdamai dengan situasi yang sedang dihadapi," (Audrey dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com, 6/6/2021).

Tertawa bisa membantu kita untuk lebih senang dan tenang loh, kalau kita senang imunitas menjadi tinggi. Sobat, Berdoa (senjata paling ampuh orang-orang mukmin), Ikhlas (berserah diri), dan Ikhtiar (memupuk rasa optimis dan anjuran dalam agama) juga termasuk dalam pengelolaan stres bagi tiap umat. Jangan lupa bahagia, I hope you have a nice day😉

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE