Anak dengan Orang Tua Tunggal, Ibarat Burung Terbang dengan Satu Sayap

Jika kita perhatikan seekor burung, ia memiliki dua sayap yang begitu gagah. Kedua sayap itu mengantarkannya terbang tinggi, menjelajah, dan menikmati semesta. Terluka sedikit saja ia akan kesulitan untuk terbang. Sayap adalah bagian terpenting dari seekor burung untuk menjalani hidupnya.

Advertisement

Jika seorang anak diibaratkan seperti seekor burung, maka sayapnya adalah kedua orang tuanya. Ia akan terbang tinggi menjelajah semesta bersama kasih, dukungan, dan doa dari kedua orangtuanya. Lalu, bagaimana jika orang tuanya hanya ada satu?

Jawabannya adalah dia memilih untuk tetap terbang meskipun hanya dengan satu sayap. Apakah dia bisa melakukannya? Bisa, hanya saja tidak mudah bagi dia untuk terbang dengan sayap sebelah. Dia harus terbang sembari menahan rasa sakit di bekas patahan sayap yang satunya. Dia pun juga harus menyembuhkan lukanya, agar bisa terbang dengan lebih nyaman.

Dia harus bisa menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh. Meskipun sesekali ia membiarkan dirinya terjatuh karena merasa tidak kuat lagi. Namun, ketika dia jatuh, dia juga tahu bahwa dia harus bangkit dan kembali terbang. Dia tidak ingin melihat sayap yang masih utuh menjadi luruh. Dia sadar, saat ini dia hanya tinggal memiliki satu sayap. Dia harus menjaganya dan tidak akan membiarkannya patah lalu hilang.

Advertisement

Terbang dengan satu sayap sangat sulit untuk dilakukan. Rasa sakit, air mata, kesepian semuanya dia tanggung sendiri. Luka yang ada pada tubuhnya juga dia sembuhkan sendiri. Orang lain hanya melihat ketika dia terbang tinggi. Saat dia jatuh tak seorangpun melihatnya. Namun, semua itu menjadikannya seorang yang lebih kuat, lebih tangguh dari sebelumnya. Dia mampu menghadapi segala tantangan dan rintangan yang menghampirinya.

Saat dia sudah merasa benar-benar lelah, dia membiarkan tubuhnya jatuh. Sayapnya yang masih utuh memeluknya erat, menguatkannya. Mengambil jeda sebentar dan beristirahat lalu menyiapkan diri untuk terbang lebih tinggi lagi, lebih jauh lagi meraih apa yang dia impikan. Baginya, terbang dengan satu sayap bukan sebuah masalah melainkan dia diberi kekuatan yang lebih untuk bahagia bersama sayap yang masih utuh dan mewujudkan mimpi-mimpi mereka.

Advertisement

Dia meyakini diambil sayapnya yang sebelah karena dia mampu terbang dengan satu sayap. Dia juga tidak merasa menjadi seorang yang paling sakit dan paling malang hidupnya. Dia tahu setiap orang memiliki perjuangannya masing-masing.

Setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda-beda. Kita hanya perlu menjadi seorang yang pandai bersyukur, terus berusaha, dan tentunya selalu diiringi dengan doa. Selebihnya cukup diserahkan kepada Tuhan, karena Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemimpi yang sedang belajar mengubah rasa menjadi kata~

Editor

Penikmat buku dan perjalanan

CLOSE