Bedanya Body Image dan Body Goals. Ternyata Keduanya Bisa Dipengaruhi sama Media Sosial

Body image vs body goals

Siapa yang tidak penah mendengar kata body goals? Rasanya hampir semua orang pernah ya, atau barangkali kamu sendiri yang sering mengucapkan kata “ih body goals banget” ketika melihat idolamu meng-upload mirror selfienya di Instagram.

Mungkin juga ketika kamu sedang berjalan-jalan dan tidak sengaja berpapasan dengan orang yang menurutmu memiliki tubuh ideal dan tubuh yang dimilikinya adalah goalsmu.

Well, tahukah kamu bahwa setiap orang memiliki persepsi sendiri mengenai body goals. Belum tentu body goals versimu sama dengan sahabat, adik atau rekan kerjamu. Menurut Urban Dictionary, body goals adalah ketika seseorang memiliki tubuh yang kamu kagumi dan kemungkinan kamu bercita-cita untuk memilikinya. 

Hubungan body goals dengan body image?

Jurnal Konseling dan Pendidikan mengenai “Konsep Body Image Remaja Putri”  mengutip pernyataan Arthur S.Reber tentang body image. Ia mengungkapkan bahwa body image adalah imajinasi subyektif yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya, khususnya yang terkait penilaian orang lain, dan seberapa baik tubuhnya harus disesuaikan dengan persepsi-persepsi ini.

Berdasarkan jurnal yang sama, Thomas F. Cash menyatakan pula bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi body image adalah media massa. Di sisi lain, J.K Thompson pun menyatakan banyak faktor yang mempengaruhi dimana salah satunya budaya yang memiliki pengaruh lebih besar mengenai keindahan tubuh dan standar tentang tubuh yang ditentukan oleh masyarakat.

Jadi, jika disimpulkan dari beberapa pernyataan di atas, body image dikatakan bukan sesuatu yang statis karena selalu berubah dan bersifat subyektif. Lalu, dengan adanya faktor yang ada di luar yang mempengaruhi body image, definisi body goals pun berubah-ubah berdasarkan apa yang disajikan media massa dan penilaian masyarakat tentang sesuatu yang dianggap ideal dan goals menurut mereka. Duh.

Peran media dalam mempengaruhi body goals

Di media massa seperti TV, lebih tepatnya iklan menjadi menjadi hal yang penting untuk memasarkan suatu produk. Endoser atau yang lebih sering dipanggil bintang iklan adalah sosok yang menyampaikan pesan dari produk.

Dari riset yang membahas karakteristik perempuan cantik menurut persepsi tim kreatif Ogilvy & Mather dan konsumen pada iklan salah brand kecantikan mengemukakan, bahwa endoser diiklankan oleh perempuan yang dianggap cantik untuk merayu para perempuan lainnya agar mau menggunakan produk yang diiklankan. Warna kulit putih pun adalah tema yang muncul berulang-ulang untuk mendefinisikan kecantikan dan feminitas.

Karakteristik perempuan dalam 9 iklan produk kecantikan tersebut yang ditayangkan dalam rentang tahun 2013-2015, dibagi dalam tiga kategori. Pertama, kategori rambut cenderung menampilkan perempuan yang berambut panjang, hitam dan lurus. Kategori wajah digambarkan dengan mata bulat, berwajah oval dan memiliki hidung yang mancung dan kulit yang kencang. Sedangkan untuk kategori tubuh, karakteristik perempuan dengan kulit putih yang cerah dan tubuh langsing adalah karakteristik yang sering ditampilkan.

Penelitian lain seperti IntechOpen Journal yang membahas Beauty, Body Image and the Media, menyatakan kata “thin ideal” adalah bagaimana cara media mengomunikasikan agar seseorang harus berpenampilan menarik dan juga menarik bagi orang lain.

Media juga bukan hanya mengonsepkan bahwa thin is ideal atau thin is beautiful saja, tetapi juga memunculkan perubahan langsung tentang bagaimana seseorang menyadari dan menilai penampilan mereka serta mempengaruhi norma-norma.

Penelitian tersebut juga menghasilkan bahwa perempuan muda menjadi pribadi yang tidak bahagia dengan tubuh mereka karena merasa tidak proporsional sebagaimana yang dipilih majalah atau online video yang menyajikan gambaran tubuh yang cenderung selalu langsing atau bahkan kurus. 

Mereka yang tidak menyukai tubuhnya pun tertarik pada bentuk tubuh yang sudah “disiapkan” media dan terfokus pada bahasan mengenai diet, kebugaran, kesehatan dan kecantikan.

Media sosial yang sering kita gunakan dirancang agar penggunanya terlibat aktif seperti mengomentari postingan pengguna lainnya, melihat siapa yang menyukai atau mengomentari foto dan aktifitas lainnya juga turut berperan besar dalam mempengaruhi keidealan tubuh atau kecantikan seseorang.

Peneliti menemukan bahwa waktu remaja perempuan yang dihabiskan di internet adalah hal yang berkorelasi dengan internalisasi ideal kurus dan dorongan untuk kurus.

Platform media sosial membuat para pengguna lainnya menjadi tidak lebih kritis terhadap gambar atau foto yang mereka lihat. Padahal, seorang pengguna media sosial dapat merencanakan sedemikian rupa agar terlihat ideal dengan melakukan proses editing untuk menyamarkan atau menghilangkan kekurangan mereka sehingga bisa terlihat sempurna.

Body goals-mu seperti apa?

Orang Indonesia secara genetik dekat dengan bangsa Asia sementara yang lain menunjukkan karakteristik seperti orang Melanesia yang merupakan ras yang berkulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat serta memiliki tubuh yang atletis.

Dilansir dari Wikipedia, warna kulit orang Indonesia berkisar dari kuning ke coklat muda sampai coklat gelap atau warna kulit hitam. Arkeolog Peter Bellwood menyatakan bahwa sebagian besar orang di Indonesia dan Malaysia berada di zona clinal Mongoloid, yang artinya lebih mengarah kepada Mongoloid Selatan tetapi juga memiliki campuran Australoid.

Jadi, dari beberapa fakta diatas, bisa dikatakan bahwa kita sebagai orang Indonesia memiliki fisik dan juga warna kulit yang beragam. Kamu bisa mulai untuk menghargai apa yang kamu punya karena body goals tidak hanya sebatas berkulit putih dan cerah. 

Soal bentuk tubuh? Belum tentu juga tubuhmu akan ideal jika memiliki bentuk atau angka timbangan yang amat minim. Ingat, untuk menentukan bentuk tubuh dan berat badan yang proporsional dan sehat, maka dipengaruhi berbagai faktor seperti massa otot dan tinggi badan.

Orang yang kelebihan berat badan tentu rentan terkena penyakit seperti tekanan darah dan kolestrol yang tinggi, diabetes, serangan jantung hingga menyebabkan stroke. Tapi, bukan berarti kamu harus kurus. Orang yang terlalu kurus akan menurun sistem kekebalannya hingga memiliki masalah terhadap metabolisme tubuh.

Lalu, British Medical Journal membahas bahwa orang-orang underweight ini memiliki resiko kematian yang lebih tinggi. Jangan sampai kamu mati-matian diet dan olahraga untuk mencapai tubuh ideal a.k.a body goals tapi mengabaikan standar kesehatan. Bahaya!

Bolehkah mengidamkan body goals sebagai sesuatu yang perlu dicapai dalam hidup?

Tentu boleh! Senangnya hidup jika memiliki list capaian agar lebih termotivasi, terlebih jika kamu berhasil mencapainya. Sebelum menyiapkan body goals versi terbaikmu, siapkan juga kiat-kiat untuk membangun body image yang positif dengan cara mencintai dan mensyukuri atas apa yang ada diri sendiri, motivasi diet yang sehat dan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, berolahraga secara rutin serta menghargai perbedaan dengan sesama. Body goals itu bonus, yang terpenting kamu sehat dan happy!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis untuk meninggalkan sedikit 'jejak'

Editor

Not that millennial in digital era.