Terima Kasih Pernah Hadir Meski Akhirnya Kau Usir. Kini Aku Hanya Mampu Mengagumimu Dari Jauh

Terima kasih sudah pernah hadir meski hanya beberapa saat, terima kasih sudah menjadi teman bercerita meski tidak bisa kapan saja aku menghubunginya, terima kasih pernah menjadi warna untuk tulisan-tulisanku meski isinya luka semua, terima kasih pernah mampu membuat  hatiku terbuka kembali sebelum dibanting untuk ditutup lagi. 

Advertisement

Ya, mungkin cuma terima kasih yang bisa aku ucapkan padamu wahai perempuan yang beberapa kali aku impikan. Dan maaf, jika saat aku hadir tak memberikan kesan apa-apa, mungkin hadirku pernah tak sengaja melukai hatimu, mungkin hadirku cuma menjadi pengganggu hubunganmu. 

Namun sungguh, niat awalku tak seperti itu, sampaikan juga maaf pada kekasihmu, demi apa pun tak ada maksud untuk membuat ia yang sedari awal ramah kini dia seperti memendam amarah. Iya aku tahu, aku memang salah, terus mengganggumu karena pada saat itu kau pun keras kepala menahanku. Tapi kini, aku sudah tidak ingin lagi berada di antara kisah kalian. Aku memilih mundur karena sadar beberapa perasaan memang tidak untuk dipaksakan, dibiarkan terlepas lalu kemudian ikhlas. 

Jalani lagi hari-hari bahagiamu bersamanya, aku hanya melanjutkan perjalananku lagi. Dan entah kenapa, rasa yang pernah menggebu itu kini lenyap dan berlalu, aku tidak lagi ingin tahu seperti apa hari-harimu, untuk sekadar menyapa lewat pesan yang bisa saja aku kirimkan, kini aku sudah enggan melakukannya. 

Advertisement

Cukup perkenalan kemarin aku jadikan bekal melanjutkan kehidupan, mengenalmu aku jadi tahu jika meninggalkan luka kadang ia akan kembali dengan bentuk guna-guna, juga dari tiap kata yang kau tuliskan aku mulai paham jika arah tulisan itu bermacam-macam.

Andai, ah tapi sepertinya aku sudah tak mau berandai-andai. Membayangkan kebersamaan sama saja seperti menusukan sembilu pada tubuhku berulangkali. Tidak mungkin, aku tidak ingin ingin menebak-nebak kemungkinan. Sekat di antara kita memang begitu tinggi. Banyak hal yang tidak bisa kita paksakan.

Advertisement

Kepadamu, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih karena pernah menjadi warna bagi senja, karena pernah menjadi bagian indah, karena pernah menjadi seseorang yang membuatku merasa aku istimewa, meski kenyataan aku bukan seorang yang kau inginkan.

Tetaplah ceria meski kehidupan kadang mencoba memukul jatuh, bangkit lagi, berlari lagi, masih ada harapan yang harus kau wujudkan. Jadilah wanita penyabar dan pemaaf. Dariku, seseorang yang kini telah menjadi cerita yang pantas untuk kau lupakan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nikmati hidupmu.

CLOSE