Terima Kasih Sudah Menolakku dan Maafkan Jika Aku Tak Pantas Untukmu

Tak apa, penolakan adalah jawaban dari pertanyaan perasaan.

Tak apa jika bukan aku orangnya, tak apa jika pada akhirnya perasaan itu memang tak pernah ada, aku menghargai keputusanmu berkata tak bisa untuk pertanyaan yang tujuannya untuk memastikan.

Aku tak ingin bertanya alasanmu apa, meski aku sendiri tak pernah mengerti, dari sekian banyak kata rindu, dari sekian banyak kata-kata yang seolah kau akan memilihku, tapi penolakan adalah pilihan paling baik sebagai jawaban. Tentu, karena alasan paling pasti dari semua itu karena tidak adanya rasa cinta. 

Aku pun tak merasakan sakit atau terluka, ketika kau mau memberikan jawaban itu, aku justru merasa sangat senang dan lega dengan jawaban yang kau berikan. Aku tidak lagi pergi namun tak benar-benar pergi, ada tapi tak benar-benar ada seperti yang pernah kau katakan. 

Kepergian kali ini tak lagi ada yang memberatkan. Kukira, adaku tak lagi akan pernah ada. Bukan, bukan karena rindu hilang tiba-tiba, tapi memang aku harus menahan untuk tak lagi mengatakannya. Biarlah rindu itu perlahan hilang dengan sendirinya, terkikis oleh waktu.

Kuharap, itu jawaban terbaik bagi perasaanmu, bagi hidupmu. Semoga tak ada penyesalan dengan keputusan yang kau berikan. Aku ikhlaskan kau entah dengan siapa pada akhirnya nanti, kukira ia adalah lelaki yang terbaik yang bisa membuatmu jatuh cinta setiap harinya. Tak usah bersedih, jika aku tak lagi ada untukmu. Karena aku tahu, yang ada di hatimu bukan aku.

Aku hanya seorang yang membuatmu nyaman ketika kau ajak bicara. Aku hanya orang yang membuat bahagia ketika kau ajak berdrama. Aku tak lain hanya orang asing yang tiba-tiba membuat harimu bising.

Ketika nanti kau melihatku lagi, jangan sungkan untuk berkata dialah, orang yang cintanya pernah aku tolak mentah-mentah. berbanggalah untuk itu, katakan pada semua orang, jika aku bukan orang yang pantas untukmu, untuk ada dan mewarnai kisah hidupmu. Biarkan mereka tertawa gembira mengejekku. Tak apa, aku akan bangga dengan semua itu, karena aku memang pantas untuk mendapatkan itu. 

Apa yang bisa kau banggakan dari lelaki sepertiku? Aku tak tampan, tak punya harta melimpah, gajiku tak seberapa. Aku tahu, kau akan marah dengan pertanyaanku itu. Tidak, aku tidak menuduhmu jika kau akan mencintaiku hanya karena semua itu. Cinta memang tentang perasaan, dan perasaan itu memang tak pernah ada. Bahkan nyaman bisa jadi sebuah jebakan. Iyakan?

Kejarlah ia yang kau sayangi itu, sayangi dia jika akhirnya kalian bisa bersama. Aku akan melanjutkan tujuanku. Seperti menulis buku, mencintai kadang menjadi transaksi yang akan mendapat banyak penolakan, aku mengerti itu. 

Dan aku akan terus mencoba menulis, entah pada akhirnya jadi buku. Atau cuma jadi debu yang mengotori mata pembacanya.

Selamat tinggal aku ucapkan. Pada parasmu yang tak mau kau bilang cantik itu.

Selamat jalan aku ucapkan. Pada apa yang mungkin akan membekas. 

Aku sebenarnya sudah malas menuliskan tentang perasaan. Tapi karena aku tak bisa tidur, aku menulis ini. Semoga esok pagi kau membacanya dengan perasaan bahagia. Tak usah tunggu kabarku lagi, aku sudah tidak mau menanyakan kabarmu juga.

Biarkan aku menemui sunyi itu lagi, sunyi yang beberapa tahun ini aku nikmati sendiri. Sebelum kau datang, sebelum kau mengganggunya, menggemakan tiap lamunan, menyanyikan lagu kesedihan, mewarnai hari dengan belati yang kau sembunyikan di balik jubah bernama drama.

Terima kasih pernah singgah, terima kasih sudah pernah menjadi kata-kata. Dan maafkan segala khilafku, maafkan jika pada akhirnya aku tak pernah pantas untukmu, maafkan jika pernah mengira kau juga memiliki rasa yang sama.

Dariku, daun baru yang harus kau patahkan rantingnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nikmati hidupmu.