Terima kasih ya dek, terima kasih sekali, sehat selalu sebuah ungkapan tulus dari seorang kakek dengan sepeda tuanya setelah menerima roti dan air mineral dariku. Ungkapan itu terdengar sangat tulus, senyuman kakek itu membuat diriku merasa penuh kasih. Ku bawa 2 pesawat mainan yang aku beli dari kakek itu, kemudian aku melanjutkan perjalananku. Sudah berjarak puluhan kilometer dengan kakek yang tak sengaja aku jumpai di pinggir jalan itu, namun rasa kasih dan perasaan senang masih hinggap dalam diriku. Ungkapan Terima kasih dengan nada riang disertai senyuman hangat dari seseorang yang menerima pemberian kita, adalah hal yang membahagiakan. Tak jarang, kata sederhana itu mampu menciptakan warna hari-hari kita.
Bukan berarti haus akan ungkapan terima kasih, namun pernyataan tersebut bila diucapkan dengan tulus akan membangkitkan jiwa kita, bahkan membuat kita merasa bahagia. Kalau kamu merasakan hal yang sama, mungkin kamu memiliki love language ‘giving a gift’. Ya, seseorang dengan bahasa kasih yang ditunjukkan dengan memberi hadiah. Kita selalu merasa ingin memberikan kebahagiaan pada mereka yang telah berjasa dalam kehidupan kita, dengan barang barang yang bermakna. Memang bukan barang yang mewah, namun dengan hadiah yang kita beri pada seseorang akan membuat kita merasa bahwa cinta yang kita miliki dapat tersampaikan.
Rasanya bila ada momen berharga, selalu ingin mengukir memori dengan hadiah. Sekedar makanan kecil dengan sticky note bertuliskan kata kata mutiara atau gantungan kunci dengan karakter kesukaan mereka, hal itu terasa cukup. Saat teman, orang terkasih, dan mereka yang berarti dalam hidup kita berulang tahun, merayakan kelulusan, meraih impian, dan perayaan perayaan lain, membuat kita tak berpikir panjang untuk membelikan suatu hadiah. Berbeda dengan saat diri sendiri menginginkan barang, selalu mempertimbangkan mode hemat bahkan mengurungkan niat untuk membeli barang tersebut. Rasanya, kebahagiaan yang paling tinggi datangnya dari orang orang di sekitar, bukan dari upaya memuaskan apa yang diri sendiri inginkan.
Menurutku, love language ‘giving a gift’ adalah bahasa kasih yang dapat dengan sederhana dilakukan setiap saat. Tak perlu jauh-jauh, memberi makan pada kucing liar contohnya. Hal hal yang sederhana itu terasa nagih untuk terus dilakukan. Tanpa disadari, ternyata hal tersebut merupakan kebaikan yang bertumbuh. Jadi, tak jarang kebaikan itu berbalik pada kita. Merasa terobati adalah kebaikan yang kembali paling awal. Kala itu, diriku merasa sedang bersedih hati. Pergilah aku kesuatu swalayan untuk membeli makanan manis. Seorang ibu memanggilku dan meminta pertolongan, beliau lupa membawa kacamatanya.
Kubacakan sebuah merk shampo yang beliau cari. Ya, hanya membantu menemukan sebuah shampo, namun ungkapan "duh, terima kasih banyak loh, kalau gak ada mbak, saya gak tahu shampoo mana yang harus saya beli."Â Itu mampu menguapkan perasaan sedihku. Bak sedang disihir, aku lupa akan sedihku, dan aku kembali menjalani hari dengan mood yang lebih baik. Bukan barang yang aku beri pada ibu itu, namun ternyata tindakan sederhanaku merupakan sebuah jasa yang berarti baginya. Memang, berbuat baik tidak selamanya harus menjadi wonder woman atau spiderman. Cukup dengan melakukan hal sederhana yang memang sudah selayaknya dilakukan. Percayalah, kasih itu akan berbalik kepadamu!. Terima kasih! (menerima kasih).
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”