Tetaplah Berbahagia Walau Caramu Berbeda!

Untukmu, jiwa jiwa yang sedang mencoba bahagia di tengah standar sosial. Tanpa disadari, standar yang dibentuk oleh masyarakat sosial telah mematahkan banyak hati. Hati yang sebenarnya bahagia, walau dengan cara yang berbeda. Ada yang lebih bahagia dengan kesendirian, tapi terhakimi dengan standar sosial bahwa bahagia itu adalah terjadinya pernikahan pada usia yang telah ditentukan.

Advertisement

Ada juga yang lebih bahagia dengan pasangannya, berdua saja. Tetapi terhakimi dengan standar sosial bahwa bahagia itu utuh, ketika ada buah cinta hadir di antara keduanya. Dengan jumlah dan jenis kelamin yang telah ditentukan pula. Atau ada juga yang bahagia, bekerja di bidang kreatifitas sesuai dengan hasrat dan bakatnya. Lagi-lagi terhakimi dengan standar sosial, bahwa kreatifitas penuh ketidak pastian dan banyak yang gagal untuk sampai pada titik keberhasilan.

Dan apa lebih menyakitkan? Ketika orang–orang terdekat, yang diharap paling memahami adalah penegak standar sosial. Dilema, ketika tidak ingin mengecewakan orang tersayang, namun juga ingin bahagia dengan versi diri sendiri. Tapi coba pahami, nyatanya kamu tidak akan bisa memberi bunga dihati orang lain ketika belum ada bahagia merasuki sanubari mu sendiri. Mereka yang setulus hati menyayangi, tidak akan mampu bernyanyi di tengah riuh retaknya hati. Walau riuhnya teredam sapaan selamat pagi dan secangkir kopi dengan wajah berseri, setiap hari.

Demi menjaga kesehatan jiwa, tiada salahnya memberikan gambaran dan pengertian kepada mereka yang sayang, tentang apa yang benar kamu inginkan.  Standar sosial memang telah mengakar, pun, tidak dapat dikoreksi ulang. Yang bisa dilakukan hanya teguh pada pendirian, walau terkadang sikap mengabaikan bisa menjadi obat penenang. Mengabaikan, bukan berarti bisa kamu melakukan semua tanpa batasan. Namun melalakukan sesuatu yang tak biasa, pun berbeda.

Advertisement

Karena ketika kamu memilih untuk mengabaikan standar sosial maka yang harus kamu lakukan adalah melakukan pembuktian. Pembuktian bahwa standar sosial bukan melulu menjadi tolok ukur kehidupan. Namun pembuktian itu bukan untuk orang lain, karena hidupmu toh tak perlu terpaku pada pendapat khalayak ramai.

Lalu untuk siapa? Tentunya untuk dirimu sendiri, dan orang-orang yang tulus menyanyangimu. Hidup terlalu indah untuk dilewatkan hanya dengan berpusat pada standar sosial yang nyatanya tidak bekerja sempurna pada hidup semua orang. Maka mantapkan hati dan jadilah manusia dewasa ! karena sejatinya menjadi manusia dewasa adalah mampu memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya.

Berbahagialah !

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat segala macam teh yang tak bisa lagi meneguk kopi.

CLOSE