TikTok Sebagai Platform Terbaru dalam Dunia Bisnis yang Mulai Jadi Sorotan

Tiktok merupakan sebuah aplikasi yang memberikan sarana sebagai wadah kreativitas masyarakat berupa video pendek. Kreativitas tersebut bisa berupa dance, tutorial, tips ataupun yang lainnya. Belakangan ini, Tiktok sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia, mulai dari usia muda hingga tua. Pada tahun 2020 pengguna Tiktok di Indonesia mencapai angka 30,7 juta dan berhasil menduduki peringkat ke-4 sebagai pengguna terbesar Tiktok di seluruh dunia.

Tiktok merupakan sebuah aplikasi yang berasal dari Tiongkok yang diluncurkan pada bulan September 2016. Namun di Indonesia sendiri tiktok booming pada tahun 2020 dimana Indonesia sedang mengalami wabah virus corona, saat wabah ini masuk ke Indonesia masyarakat Indonesia dihimbau agar tetap di rumah guna memutus rantai penularan virus tersebut. Kebosanan masyarakat saat di rumah menjadikan tiktok sebagai sarana menghibur diri. Tiktok juga sempat di banned oleh KOMINFO Indonesia pada 3 Juli 2018 namun ditarik kembali pada tanggal 10 Juli 2020, pemblokiran tersebut dilakukan karena pembuatan konten video di Tiktok dianggap mengandung unsur negatif seperti konten yang mengandung unsur SARA. 

Namun siapa yang sangka di tahun 2020 konten di Tiktok berubah pesat ke arah yang lebih positif? 

Salah satu konten positif yang ada di Tiktok adalah pembuatan video berdurasi pendek terkait pengiklanan sebuah produk. Dari sini dusah tampak akan manfaat dari aplikasi ini, karena masyarakat mampu melihat peluang dengan menjadikan aplikasi Tiktok sebagai platform bisnis mereka. Bagaimana cara beriklan di tiktok agar produk yang kita jual dilihat bahkan diminati banyak orang?

Caranya yaitu dengan membuat konten menarik terkait produk yang kita jual. Dalam dunia tiktok terdapat istilah fyp atau for your page dimana setiap konten yang muncul di fyp atau dalam bahasa orang awam di beranda akun tiktok kalian akan dilihat oleh sebagian besar pengguna tiktok, dari sinilah awal produk kita akan dikenal oleh banyak orang. Ada beberapa cara agar video kita dapat menembus beranda pengguna Tiktok, di antaranya :

1. Konten yang dibuat harus menarik.
   
   Menarik di sini dalam artian konten tersebut harus dibuat seniat mungkin mulai dari pencahayaan saat membuat video, editing video, serta memilih tempat se-aesthetic mungkin dalam pembuatan video.


2. Menggunakan sound yang sedang tranding di Tiktok.
   
   Penggunaan sound juga sangat penting dalam pembuatan konten video, karena sound merupakan salah satu elemen yang dapat membantu sebuah video masuk di beranda pengguna tiktok lainnya


3. Produk yang dijual merupakan sesuatu yang baru.
   
   Belangan ini tiktok sedang dihebohkan dengan produk berupa baju Tie dye, yaitu teknik pewarnaan baju dengan cara membuat pattern secara random


4. Membuat konten video packaging.
   
   Pembuatan video pada saat kita package seperti menuliskan nama customer, menunjukkan bahan yang digunakan untuk packaging seperti kardus atau plastic polymailer, atau pun yang lainnya. Karena video seperti ini sangat berpengaruh dalam menarik konsumen. Kenapa? Karena sebgaian besar konsumen akan memiliki keinginan membeli produk apabila packaging yang digunakan menarik. Dan ini juga termasuk dalam cara kita untuk menembus fyp di tiktok.


5. Menggunakan hashtag yang tepat.
   
   Penggunaan hashtag akan membantu dalam hal penayangan video kea kun pengguna yang bukan bagian dari followers anda.

Selain dalam pembuatan konten video tentang produk yang kita jual, kita juga harus aktif dalam menjawab pertanyaan yang ada dikomentar, selain itu kita juga harus membuat konten terkait tips menjalankan bisnis. Biasanya seseorang meng-upload video terkait penghasilan dalam beberapa bulan terakhir guna menjaring banyak pembeli maupun reseller, karena dengan meng-upload konten video terkait penghasilan seseorang akan penasaran terhadap produk kita dan muncul rasa ingin membeli atau menjadi reseller. Jadi banyak sekali hal positif yang kita dapatkan saat bermain Tiktok asalkan kita mampu melihat peluang yang ada.

Handila Rizka, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam