Titipan Rindu Untukmu Tak Pernah Terbalas

Gelap terang ada sejak hari penciptaan, kebanyakan orang mengerti akan hal itu.

Advertisement

Lalu apakah mungkin gelap terang hati seseorang banyak yang mengerti?

Hai kamu.

Hari-hariku berlalu dengan biasa dulunya, tidak ada sama sekali hal yang membuat aku semangat rasa. Putih abu-abu mulai terlucuti dari pundak beratku, tergantikan dengan berbagai macam koleksi bajuku, sungguh hal yang membanggakan bagiku.

Advertisement

Semester baru yang biasa menurutku, entah mengapa aku seperti itu. Banyak orang lain yang bergembira dengan suasana dan hal baru tapi sebaliknya, denganku hidup yang hampa seolah-olah selalu membayangiku seperti dentingan jarum jam memutar tanpa arti yang dalam.

Aku berlari hanya sesak tanpa tujuan yang berarti, terdiam mencoba untuk tenang dengan kekosongan hati yang kudapatkan. Mungkinkah semua ini akan terus berjalan layaknya guliran waktu yang merobek tiap sekat ruang hatiku dan berharap datang pengobat pilu.

Advertisement

Aku tidak mengenalnya, tapi dia memikatku, memintaku mencintainya tapi setelah kuberikan ruang yang begitu kuat berakar, dia pergi meninggalkanku seorang saja dan berkata pada yang lain bahwa itu semua salahku.

Jerit tangis suara hati mengikis perlahan rongga telingaku berteriak. Tetesan berubah deras bagaikan lahar panas membuat lintasan di pipi yang dingin, tidak tahu kemana akan bermuara. Seperti badai yang selalu menghantui seakan tidak puas dengan topan yang selalu datang. Dingin dan panas hati meledak dengan hitungan jari, hanya hening dan sepi yang kujalani.

Semuanya berubah dengan seketika, aku tegarkan hati ini, mencoba memasuki ke dalam hatinya. Hari-hari bersamanya hanya tenang dan nyaman menyelimuti, tiada lagi beban yang mengancamku.

Semuanya tidak harus berbalas, sadarilah itu.

Bibir ini kaku berat mengatakan isi dalam hati dan pikiranku, aku memandang ke belakang, gelap yang kulihat,aku memandang ke depan, setitik cahaya yang akan datang. Mulai berkata-kata dengan tegasnya di hadapan kedua bola matanya, tiada sehelai yang kusembunyikan darinya.

Setelah itu kucoba tetap ada dalam hidupnya,kucoba menjadi seseorang yang mengerti semua keadaannya,meski itu menyakitkan buatku.beberapa hari tiada kabar darinya,bagaikan kabut yang datang dan menghilang secara tiba-tiba,perih,lara dan rindu yang menyatu menjadi satu ketika kenangan itu muncul.

Pahamilah apa yang menjadi kemauannya dan belajar menerima. Meski berat.

Hingga akhirnya kusadar cinta tak semudah itu untuk dipahami dan aku tersadar bahwa seseorang yang aku sayangi bahagia dengan cinta yang akan dia pilih nantinya. Itu adalah kebahagiaan cinta sesungguhnya untukku.

Jangan lupa bahagia dan tersenyum, semua akan indah pada waktunya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

seseorang yang menyukai warna biru

6 Comments

  1. Eni Anggraini berkata:

    Semua akan indah pada waktunya…

CLOSE