#PuisiHipwee: Untuk Kamu Perjalanan Terlamaku, Sayonara

Perpisahan bukanlah akhir. Mungkin itu adalah permulaan untuk perjalanan dan pelajaran hidup yang lebih baik lagi.

Perjalanan Terlamaku

Perjalanan kisah cintaku sepertinya belum menemukan akhir ceritanya.

Saat engkau datang,

Hadirmu membuat aku belajar mengerti diriku, lebih baik lagi.

Saat engkau datang,

Engkau menjadi sandaran di saat jiwaku mulai lelah.

Dan waktu pun mulai menilik niat kita,

Jeda dan jarak pun menguji pula komitmen kita.

Namun, di saat hati ini dipenuhi dengan ragu.

Di saat karakter kita mulai melepaskan topeng luarnya.

Cinta berubah hanya menjadi sebuah kata yang tidak memiliki makna.

Rasa sayang pun selayak garam yang mulai terasa begitu hambar.

Seperti yang terdahulu, kukatakan kepadamu.

Di saat aku memulai.

Aku bukanlah orang yang akan  dengan mudah meninggalkannya setengah jalan.

"Pantang menyerah" hal itulah yang kau sukai dariku dan yang sekarang kubenci dari diriku.

Dan kali ini,

Kucoba untuk kembali mendengarkan kata hati.

Di saat aku mulai mencintai seseorang jauh melebihi dari diriku sendiri.

Bahkan melebihi Penciptaku.

Semua ada di tanganku.

Mungkin cintaku ini buta,

Atau mungkinkah aku yang memutuskan untuk tidak melihat.

Dan mungkin pula saat inilah harus kuambil sebuah keputusan hati.

Namun kali ini,

Dengarkanlah…

 

Sayonara

Sama seperti senja yang tidak selalu tetap berada di situ,

Ada kala dia ikhlaskan terangnya digantikan malam.

Ada pun diriku yang tidak pernah berhak menahanmu.

Ikatan ini sudah terlalu lama mengikat hingga aku remuk redam.

Kulepaskan engkau saat ini.

Bersama ribuan hari yang kita lewati,

Dan puluhan ucap janji yang kau beri.

Biarlah kali ini,

Semua berakhir sampai di sini;

Sayonara.

Kucoba mencari kembali titik temu,

Tetapi ego kita bagai menabrak dinding yang tebal nan amat tinggi.

Apalah alasan untuk terus bersatu?

Jika kita hanya saling menyakiti.

Entah kapan aku akan dapat menulis kebahagiaan cinta lagi,

Ketika setiap kisahku bagai kisah film atau novel yang berending terbuka.

Seandainya puisi ini,

hanya sebuah tulisan-tulisan yang kutulis berima.

Tapi apa daya…

Puisiku ini non-fiksi.

Puisiku ini kamu.

Puisiku ini aku.

Ketika kamu dan aku bukan lagi satu,

Ketika kamu dan aku sudah bukan lagi kita.

Tetapi tetap aku berharap segala yang terbaik untukmu,

Tolong harapkan yang sama untukku.

Sampai jumpa kembali,

Di saat hati kita telah mereda;

Saat pikiran dan pengertian kita sudah semakin dewasa.

Untuk mengerti perpisahan bukanlah akhir.

Mungkin itu adalah permulaan untuk perjalanan dan pelajaran hidup yang lebih baik lagi.

Maka sekali lagi, untuk kamu…

Sayonara.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini