Untukmu yang Hanya Berniat Singgah, Pergilah! Tanpamu Aku Sudah Terbiasa Bahagia Sendiri

Terbiasa bahagia sendiri

Jika sejak awal tujuanmu hanyalah menjadikanku sebagai percobaan, pengisi kekosongan ataupun sebagai pelipur lara saat kau bosan, dan jika kau sudah tidak lagi menginginkan itu semua lalu kau tinggal say bye. Hmmm untuk sepengetahuanmu, hatiku sudah cukup kuat dalam hal perasaan seperti ini. Karena sebelum Tuhan memperkenalkan kita, aku sudah cukup betah dengan kesendirian yang ada.

Advertisement


Saat kau katakan “Aku ingin menikahimu tapi beberapa tahun lagi, bukan sekarang. Jadi, jika kau ingin menikah dengan pilihan ayahmu dari perjodohan itu, menikahlah saja,”.


Dari ucapanmu itu aku cukup paham bahwa ternyata komitmen yang selama ini kita bina hanyalah fiktif belaka. Kau tau, sungguh aku tak menginginkan sama sekali akan perjodohan itu dan akupun tak akan menyetujui perjodohan itu.

Tapi kenyataannya, setelah kuceritakan padamu, responmu sungguh menyepelekan semua ini. Kau tak benar-benar ingin mempertahankan komitmen yang telah kita bina bersama. Tapi tak apa, kuucapkan terima kasih atas beberapa pengorbanan dan  perhatian kecil yang kau berikan selama ini. Tapi mungkin cukup sampai di sini, tak usah kau lanjutkan lagi.

Advertisement

Dan kini setelah kuketahui niat awalmu apa, cukup untuk kuketahui bagaimana perasaanmu padaku sebenarnya. Walau sejak awal sudah kuperingatkan bahwa aku tak ingin ada apa-apa termasuk ikatan antara kita. Karena aku tak ingin ada kekecewaan pada akhirnya. Namun nyatanya, kau pandai membuatku yakin dan berharap kamulah yang akan menjadi pendamping hidupku hingga akhir hayat. 

Untukmu yang hanya berniat untuk singgah, tanpa berniat sungguh-sungguh untuk menetap bersama. Silakan, jika kau ingin pergi. Pergilah dari sekarang, tak usah menunggu sampai aku benar-benar jatuh pada perasaan yang terlalu dalam padamu. Meski dengan sedikit  berat hati untuk kukatakan padamu yang tak bersungguh-sungguh ingin membersamaiku. Aku ikhlas.

Advertisement

Aku sudah terbiasa dengan kesendirianku, sebelum kau datang hidupku selalu aman damai, walau kadang sedikit galau. Dan jika kau berniat untuk tak ingin mennetap, tak ingin melanjutkan komitmen ini, silakan, pergilah  dari sekarang. Mungkin lebih baik kita akhiri komitmen ini, sebelum semuanya terlanjur sakit untuk diakhiri.

Dariku, yang sempat kau buat jatuh namun perlahan kau buatku runtuh. Terima kasih atas sepenggal kenangan manis yang pernah kau berikan selama ini…

…salam rindu dariku yang mulai mencintaimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mencoba bermanfaat buat orang lain

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE