Untukmu yang Seperti Jingganya Senja

Izinkan aku memulai dengan ucapan selamat atas gelar sarjananmu, semoga ilmu yang selama ini didapatkan di bangku kuliah dapat teraktualisasikan di kehidupan. Terlambat memang untuk mengucapkannya hari ini. Ya, aku terlambat sadar untuk memberimu ucapan selamat atas keberhasilanmu.

Advertisement

Melihat dirimu yang sekarang, aku hanya bisa mengatakan "luar biasa!" Mengungkapan dirimu yang sekarang terasa sulit bagiku. Rasanya malu jika melihat diriku yang sampai hari ini masih harus berjuang untuk sebuah gelar sarjana. Hari ini, aku terbangun dari mimpi yang menyadarkanku bahwa kau telah menjadi pribadi baru yang luar biasa. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya, aku menggangap engkau adalah pribadi yang sama seperti yang kukenal dulu. Yang suka melihat pria berkemeja atau ditemani menunaikan puasa. Sempat ku lakukan ketika bulan kemenangan tahun ini, ketika harus mengambil gambar diriku makan sahur sambil mengenakan kemeja, aku merasa konyol memang saat itu.

Ya, ketika itu, aku masih menggangap dirimu sebagai pribadi yang sama. Dan pagi ini, melalui kehadiranmu dalam mimpiku, aku tersadar bahwa kau telah menjadi pribadi baru dan luar biasa. Sedikit menyesal memang untuk bangun, karena dalam mimpi itu engkau terasa nyata dan dekat.

Lewat tulisan ini, aku hanya ingin mengirim ucapan selamat karena telah meneteskan air mata semacam disakiti karena dinyatakan lulus. Berlebihan memang menulis surat semacam ini, tapi terkadang aku harus menjadi pribadi yang berlebihan jika bicara denganmu. Ingin rasanya datang dan menemuimu dan berbicara langsung kepadamu, tapi aku khawatir kau akan terganggu dengan aku menemuimu.

Advertisement

Mataku masih tertembak ke arah langit yang telah matang di sebelah barat sambil menunggu sebuah tanggapan darimu atas pesan yang kukirim hari ini. Seolah-olah aku nampak seperti seekor burung yang menunggu senja datang untuk bisa kembali ke sarang, dan ya, engkau heran, orang sepertiku mampu merangkai kata yang katamu mampu membuatmu terharu.


Kini, kau telah kembali belajar, bukan lagi belajar di dalam ruang kelas yang terkadang membuatmu bosan. Melainkan belajar pada hal-hal lain tentang kehidupan yang tidak kau dapatkan ketika engkau di dalam ruang kelas.


Advertisement


”Ya, belajar di dunia kerja”


Aku berharap engkau akan terus belajar, belajar bagaimana bekerja keras, belajar untuk tidak menyerah ketika engkau jatuh, belajar untuk melakukan segala macam pekerjaan dengan sepenuh hati, serta belajar menjadi sejingga-jinganya senja agar burung-burung yang menunggumu yakin bahwa kini saatnya pulang.

Mengenai pekerjaanmu yang membuatmu tak nyaman karena harus jauh dari rumah. Ya, aku tahu bagaimana tersiksanya menjadi perantau. Di awal memang terasa sesak dan melelahkan, tapi seiring berjalannya waktu aku sadar bahwa ada sebuah tanggung jawab besar yang harus ku buktikan dalam perjalananku di perantauan. Tentu berbeda dengan duniamu saat ini dengan yang kuhadapi ketika itu. Namun, aku berharap kau dapat pekerjaan yang sesuai dengan apa yang kau rencanakan. Jangan terlalu cepat bosan terhadap pekerjaanmu dan jangan terlalu khawatir jika kau gagal dalam pekerjaan barumu. Jika kau gagal, setidaknya engkau dapat belajar untuk bangkit menjadi pribadi baru yang siap dengan segala macam tantangan.

Akan ku tutup dengan sebuah pesan yang sama untuk mengakhiri pembicaraan kita malam ini:


“Tetep sehat, tetep semangat, supaya tetep bisa jalan-jalan bersama wisata kuliner pokoke yang terbaik lah…hahaha”


Terima kasih, karenamu aku menemukan hobi baru. Selamat malam, selamat istirahat ya, senja….

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri". - J.K. Rowling

CLOSE