Wajarkah Wanita Terus Hidup di Bawah Ketakutan?

Mengapa dibangun gym khusus wanita? Mengapa seorang wanita memilih untuk tidak masuk ke lift apabila sudah ada seorang pria di dalamnya? Mengapa wanita datang ke pesta bersama teman nya? Mengapa wanita berjalan dengan cepat di malam hari? Mengapa terdapat tempat duduk khusus wanita di dalam bis?

Advertisement

Begitu banyak pertanyaan “mengapa” yang akan terus datang dan tak berhenti. Pertanyaan utamanya adalah, mengapa wanita harus hidup penuh ketakutan? Dan apakah hal tersebut telah dinormalisasi? Hal yang seharusnya menjadi bagian di kehidupan sehari-hari, menjadi menakutkan dalam dunia wanita. Seperti menelpon seseorang saat perjalanan di dalam taxi, atau berdebar ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Hal ini bisa jadi dinilai sebagai paranoid menurut pandangan pria. Namun sayangnya, cara wanita melihat dunia berbeda dengan pria.

Lalu, mengapa wanita harus takut? Mengapa tidak hidup tanpa memikirkan hal-hal yang menakutkan? Faktanya, begitu banyak kasus kekerasan yang korbannya merupakan seorang wanita, hal-hal seperti itu yang sering kita lihat di televisi dan internet membangun sebuah pola pikir bahwa sebagai perempuan, kita bisa menjadi korban kekerasan kapanpun dan dimanapun.

Selain itu secara ilmiah, fisik wanita cenderung lebih lemah dibandingkan pria, sehingga muncul ketakutan baru bahwa wanita tidak mampu melawan apabila ada yang menyerang. Seperti yang kita tahu pasti, kita tumbuh dalam lingkungan sosial yang menanamkan pikiran sejak kecil bahwa seorang perempuan harus selalu berhati hati sedangkan laki-laki harus kuat dan tegas.

Advertisement

Menurut data dari Canadian Violence Against Women Survey pada tahun 2003, hasil survey menunjukkan bahwa 66.4% wanita pernah diikuti dengan cara yang menakutkan, 32.4% wanita mendapatkan perhatian dari orang asing yang tidak diinginkan. 10% wanita mengaku pernah mengambil kelas bela diri. 31.5% wanita memilih unutk tidak jalan bersebelahan dengan pria atau laki laki. Dan 61.6% wanita selalu melihat kursi belakangnya saat hendak mengemudi. Wanita telah melakukan begitu banyak cara untuk mencegah dirinya dari kekerasan oleh pria.

Mulai dari memilih baju yang akan digunakan untuk keluar dengan sangat selektif, karena wanita takut apabila ada hal buruk yang terjadi, maka pakaiannyalah yang akan disalahkan. Meminimalisir kegiatan di malam hari agar tidak diikuti saat berjalan sendirian. Hingga melakukan protes besar untuk menghentikan kekarasan terhadap wanita. Namun, semua usaha pencegahan ini tidak akan ada artinya apabila pria tidak ikut berpartisipasi di dalamnya.

Advertisement

Tentu ada beberapa contoh hal yang dapat dilakukan pria untuk ikut turut serta memecahkan rantai ketakutan ini. Coba memulai dari hal kecil seperti menjaga jarak saat berjalan di belakang wanita saat malam hari, karena semakin seorang pria mendekat, semakin muncul perasaan terancam bagi wanita. Jangan sembarangan menyentuh wanita. Banyak dari pria yang dengan lancang memegang punggung wanita saat berjalan di belakangnya, hal ini memicu perasaan tidak nyaman bagi wanita.

Tidak semua komentar harus disuarakan, mungkin seorang pria tertarik dengan fisik wanita, dan mungkin sedikit pujian tidak menjadi masalah. Memang seharusnya mendatangi wanita dan memberikan pujian dengan tulus bukan merupakan suatu masalah, namun apabila meneriaki dari jauh, itu bukan merupakan hal baik. Maka apabila kita hidup didunia yang adil, seharusnya wanita dapat pergi kemanapun, kapanpun, menggunakan apapun tanpa rasa takut dan cemas.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE