#WorldPoetryDay2022 – Kapan Sunyi Ini Berakhir?

Kususun bait-bait kata ini dari luka, air mata, dan kenangan-kenangan yang masih tersisa.

Puisi 1: Kapan Sunyi Ini Berakhir

Advertisement

Terbangun di pagi hari, menyaksikan diriku di dalam cermin air matamu. Mencemaskan gemas, mengkhawatirkan getir. Saat lampu mulai padam, mata kian menghitam. Tanpamu, aku seorang pejalan tanpa arah tempuh

Nelayan tanpa laut

Atau, peselancar yang takut hanyut

Pada langkah memulai pergi, aku merupa gigil tanpa tungku api. Cahaya bulan penuh dengan awan. Nyanyian sumbang dari bilik-bilik peti mati

Advertisement

Di rumah tempatmu berteduh. Pangeran itu menancapkan belati. Dada kiriku nyeri. Lumpuh seketika, terbuang sia-sia

Nyanyian jangkrik mengiringi kesendirian. Bersama dinding kusam, kususun kalimat-kalimat dari diksi penyesalan. Kusematkan namamu di antara jeda. Sebelum kalimat penuh luka sayat

Advertisement

Impian dihancurkan sebuah pinangan. Harapan dimusnakan jerit tangisan. Saling menyalahkan, saling tuduh siapa dalang di balik semua kenangan. Pintu dirapatkan, tubuh direntangkan

…….

Puisi 2: Selamat Jalan

Selamat jalan luka, aku kini tenang dalam ketiadaan. Tak lagi merasakan sayatan kepedihan. Aku berada di tempat abadi, sebuah tempat yang tak seorang pun bisa menemukanku. Kecuali untukmu, kau bisa menemukanku pada ingatanmu

Selamat jalan luka, aku telah tidur untuk waktu yang panjang, taburan bunga darimu telah membuat tidurku lebih dari nyenyak. Tak perlu menyesali yang terjadi, aku pergi untuk membahagiakan diriku sendiri

Selamat jalan luka, tenanglah kau dengannya, aku telah mampu tersenyum dalam ketiadaan, tidak lagi berada di kenyataan. Sosok lain telah hidup di sampingku sosok yang tak lagi berwujud aku

Selamat jalan luka, doa-doa baik telah kukirimkan untukmu, untuk kebahagiaanmu. Anggaplah itu pelukan dariku, seorang yang akhirnya gagal dalam menjaga dirimu dari pedih-perih dunia ini

Selamat jalan luka, kini kau bebas mengibaskan rambut basahmu, melemparkan senyummu dan canda tawa, pada seorang yang akhirnya berhasil membuatmu jatuh cinta

Selamat jalan luka, aku tersenyum kembali untuk diriku sendiri, ketika semua orang pergi meninggalkanku seorang diri. Dalam kesunyian, dalam kegelapan abadi

Selamat jalan kebahagiaan, aku telah terbebas dari kepungan senyuman, dari semua derai tangis dan dari semua hal yang pernah membuatku merasa ada di dunia

Selamat jalan kebahagiaan, aku akhirnya tak lagi bisa menyaksikan senyum tulus-ikhlas manusia. Senyuman yang tak lagi mewakilkan kepura-puraan. Senyuman yang tak lagi mewakilkan kepedihan

Selamat jalan, aku akhirnya bersemayam dalam kebisuan, dalam tatap kosong seorang, yang akhirnya merasakan, sangat kehilangan

Bergurau dengan harapan, menawar takdir

Lalu bertanya pada pemilik semesta

Kapan, sunyi ini berakhir?

​​​​

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nikmati hidupmu.

CLOSE