Anak Bungsu Nggak Selalu Manja kok!

Guys..jika kita berada di posisi sebagai “anak bungsu” dalam sebuah keluarga, pasti pernah merasakan senangnya dimanja orang tua dan kakak tercinta. Bagaimana tidak mungkin, seorang anak bungsu cenderung memiliki watak yang childish karena derajat mereka sebagai anak terakhir. Kehadiran si bungsu dalam sebuah keluarga juga menambah keceriaan di saat suasana tegang menghampiri karena sifat lucunya. Dan tak jarang yang menyebut si bungsu ini “tukang mbuntut…” hehe.

Advertisement

Sebagian besar orang beranggapan bahwa si bungsu mempunyai sifat yang cenderung manja, cengeng, dan lincah. Ego mereka lebih tinggi, karena lebih sering dibela dan melihat kakak yang akhirnya selalu mengalah terhadap mereka. Sejak kecil, si bungsu sudah terbiasa dilindungi oleh keluarga, sehingga mereka terbiasa ada orang lain yang melakukan segala sesuatu untuk dirinya. Namun, sekali mereka jatuh atau gagal terhadap sesuatu, si bungsu akan sangat menyadari apa kekurangannya di waktu yang lalu, dan cepat termotivasi untuk bangkit dari kegagalannya. Ketika mereka mempunyai hobi terhadap sesuatu, mereka selalu mengasah kemampuan dengan caranya sendiri, tak peduli penilaian orang lain. Tak jarang si bungsu memiliki bakat lebih yang tidak dimiliki kakak-kakaknya.

Si bungsu agak kesulitan untuk memutuskan suatu hal ketika beranjak dewasa. Karena mereka sering berpacu pada pendapat-pendapat yang lebih tua, seperti dari bapak, ibu, dan kakak yang lebih berpengalaman. Mereka akan berpikir dua kali untuk memilih, mana yang sekiranya lebih nyaman untuk mereka. Semisal si bungsu ingin mengejar cita-citanya, dirinya akan memperhatikan dan belajar dari kekurangan kakaknya. Seorang kakak yang sudah mandiri dan berhasil melakukan sesuatu, akan membuat si bungsu cenderung mematuhi perintahnya. Namun sekali sang kakak mengejek atau menghina, keluarlah senjata “ngambek” yang tak berujung dari si bungsu. Sehingga pada umumnya, si bungsu butuh perlakuan khusus dan tingkat kesabaran lebih untuk dididik bisa berhasil dalam mencapai cita-citanya.

Advertisement

By the way, saya sendiri adalah anak bungsu, Saya bersyukur sekali menjadi si bungsu, karena sangat banyak pelajaran-pelajaran hidup yang bisa saya ambil. Mulai dari pengalaman hidup orang tua, kakak, bagaimana menjadi seorang perempuan yang kuat, menjadi pribadi yang lebih sabar, tidak gegabah, dan lainnya. Saya memang cenderung lebih slow motion dari kakak-kakak saya, karena sebelum memutuskan sesuatu saya lebih dulu mengamati pengalaman mereka. Mengestimasi apakah saya mampu mencapainya atau tidak. Untuk soal manja, getol, dan lain sebagainya, alhamdulillah saya termasuk seorang anak yang tidak selalu dimanja orang tua. Orang tua selalu membiarkan saya untuk belajar dari kesalahan sendiri, agar bisa mandiri…meskipun akhirnya lebih sering di-bully kakak sih. Tetapi bully-an itu tak melulu bernilai negatif, justru mereka melakukannya dengan makna agar saya lebih bersemangat dan serius dalam mencapai sesuatu.

After all…keep calm and just be yourself! Selalu ada jalan buat kamu untuk melakukan yang terbaik. 😉

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

engineer melow yang kebanyakan imajinasi.

CLOSE