Kamu Tidak Sendiri. Tokoh Legenda Ken Arok dan Ken Dedes Juga Galau dan Baper

Sebenarnya saya bukan ahli sejarah, bahkan dalam konteks penikmat yang bukan pakar, saya malahan bukan penikmat sejarah.Tapi saat saya menuliskan artikel ini, saya baru saja menonton salah satu film yang mengangkat kisah Ken Arok Ken Dedes di Trans7 dengan judul Prahara Cinta Ken Arok Ken Dedes.

Advertisement

Jujur saya sudah tahu sekilas kisah Ken Arok Ken Dedes saat duduk di bangku Sekolah, tapi saat itu saya sama sekali tidak tertarik, sebab bagi saya ini adalah pelajaran yang membosankan.Lagi pula saat itu saya belum bisa memaknai sesuatu, dan menganggap kisah Ken-Ken ini hanya sebagai hafalan yang menjemukan.Mending ke kantin jajan, beli lontong campur bakwan.

Tapi sekonyong-konyong, begitu mengecap kisah Ken-Ken dalam bentuk tontonan , mendadak saya jadi suka pada hiruk-pikuk masalah yang di sajikan oleh kisah yang masih dapat di perdebatkan unsur sejarah dan legendanya ini.Tanpa berpanjang lebar lagi, lalu hal apa sajakah yang menarik dari kisah Ken Arok Ken Dedes ini.Berikut beberapa pandangan saya:

1. Kecantikan,Cinta dan Perasaan Semuanya Membutakan

Advertisement

Seperti yang kita tahu Tunggul Ametung adalah raja yang berkuasa atas Tumapel, satu daerah yang menjadi bagian kerajaan Kediri.Dikisahkan Tunggul Ametung adalah seorang raja yang sakti dan jago bela diri.Tak seorang pun berani melawanya.Selain itu Tunggul Ametung juga di kenal suka dengan wanita-wanita cantik (semua cowok juga gitu sih sebenarnya hehehe)

Singkat cerita di sebuah desa bertemulah Tunggul Ametung dengan Ken Dedes.Kecantikan Ken Dedes ternyata membuat Tunggul Ametung terpesona, hingga akhirnya dengan memaksa dia meminta Ken Dedes untuk menjadi isterinya.Bener juga ya, zaman dulu itu cantik memang luka.

Advertisement

Sebab raja saat itu amat berkuasa , maka tak ada yang dapat menolak permintaanya.Saat itu bahkan hukuman tergantung mulut dan hati raja.Kalau raja bilang hukum maka dihukumlah siapapun yang di kehendakinya.

Singkat cerita jadilah Ken Dedes menjadi isteri Tunggul Ametung.Sebenarnya dengan sikap lembut Tunggul Ametung plus kekayaan dan kemegahan yang di berikannya, jika di tarik ke dunia nyata, ada peluang besar untuk Ken Dedes jatuh hati pada Tunggul Ametung.

Ken Dedes pun tak hanya diam, dia juga terus belajar untuk mencintai Tunggul Ametung.Tapi sayang beribu sayang, tidak cinta telah membutakan mata Ken Dedes dalam melihat kebaikan hati Tunggul Ametung

Cinta memang tidak bisa di paksa, tak perduli seberapa keras Ken Dedes berusaha untuk belajar mencintai Tunggul Ametung. Namun cinta juga telah membutakan sikap lapang dada sang raja, baginya Ken Dedes harus menjadi isteri dan mau melayaninya tak perduli bagaimana perasaan Ken Dedes.

2. Saat Ken Arok Ken Dedes galau dan Baper

Dalam perjalananya munculah sosok bernama Ken Arok, mantan perampok.Suatu hari Ken Arok bertemu dengan brahmana dari India bernama Lohgawe yang menjadikanya murid.Atas jasa Lohgawe, Ken Arok pun menjadi pengawal pribadi Tunggul Ametung. Di sinilah perselingkuhan yang bukan soal status antara Ken Arok Ken Dedes di mulai.

Baper memang rasanya lebih pas disematkan pada orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama.Itulah yang di alami Ken Arok, dia langsung terpana dengan kecantikan Ken Dedes.Saat itu sebenarnya Ken Dedes juga langsung tertarik begitu melihat Ken Arok.

Suatu hari Ken Dedes berusaha melarikan diri namun tersesat di hutan. Saat itulah Tunggul Ametung marah dan memerintahkan seluruh pengawalnya untuk mencari isteri kesayanganya itu.Ketika itu Ken Arok lah yang menemukan Ken Dedes.Jadilah mereka berdua terlibat cinlok yang secara tak langsung adalah sebuah skandal yang di resmikan di tengah hutan.

Jadi kalau belakangan ini istilah galau dan baper sering melekat pada kehidupan anak muda, sebenarnya itu bukan istilah yang kekinian. Galau dan baper sudah ada sejak dahulu kala. Perselingkuhan apalagi, jadi problematika asmara yang kita hadapi akhir-akhir ini hanyalah rekaman yang tersemat dalam gen kita, yang sudah di alami oleh manusia sejak dahulu kala.Manusia hanya memutar ulang saja.

3. Cinta Tak Harus Memiliki, tapi Tidak Untuk Ken Arok

Dalam kisah selanjutnya di ceritakan bahwa Ken Arok sempat mengajak Ken Dedes untuk kabur dari istana. Tapi Ken Dedes menolak dengan alasan, bahwa Tunggul Ametung pasti akan menemukan mereka. Dengan segala kekuasaanya tak sulit bagi Tunggul Ametung untuk menemukan mereka. Akhirnya Ken Arok Memilih jalan lain.

Cinta telah membuat Ken Arok menjadi monster yang keji, dia berniat membunuh Tunggul Ametung. Untuk mencapai tujuanya dia pun meminta keris sakti buatan Mpu Gandring. Keris sakti buatan Mpu Gandring yang sakti itu masih di kuasai kekuatan iblis dan butuh waktu satu tahun untuk menyucikanya.Namun baru lima bulan Ken Arok telah datang dan merampas keris itu dari Mpu Gandring. Saat Mpu Gandring berusaha mencegah Ken Arok disitulah Ken Arok membunuh Mpu Gandring.

Kisah ini bisa dibilang bukan hanya cinta butuh pengorbanan, tapi cinta juga terkadang memakan banyak korban.Bukan hanya Mpu Gandring, pengawal setia Tunggul Ametung pun menjadi korban fitnah karena dituduh membunuh Tunggul Ametung.Dua kali tusuk tiga orang langsung menjadi korban. Mungkin inilah yang namanya fanatisme, bukan hanya bersifat radikal, fanatik juga sulit di kontrol.Fanatisme yang membutakan bisa hadir dalam bentuk cinta, fans, dan idola hingga penganut paham pasifisme yang cinta damai terhadap Adolf Hitler.

4. Konspirasi dan Politik Ken Arok Ken Dedes

Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung dan mencari kambing hitamnya, Ken Arok pun menasbihkan diri menjadi seorang raja yang berjanji membawa rakyatnya pada kejayaan dan kesejahteraan.Disinilah konspirasi di mulai yang lebih-lebih dari sekedar perselingkuhan. Bagaimana tidak, dua orang asing yang satu karena kecantikanya dan yang satu karena kelicikanya berhasil duduk pada tahta tertinggi sebuah kerajaan.

Seperti kita tahu, sebelum meninggal dunia Mpu Gandring sempat mengucapkan kutukan pada Ken Arok, bahwa keris itu kelak akan membunuh tujuh orang termasuk Ken Arok Sendiri.Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, Ken Dedes telah mengandung anak Tunggul Ametung yang kelak dinamai Anusapati.Karena mendapatkan perlakuan berbeda dari Ken Arok, Anusapati pun bertanya pada ibunya kenapa dia diperlakukan secara berbeda dengan anak Ken Arok yang lain.

Ken Dedes tak kuasa untuk membuat pengakuan bahwa sebenarnya Anusapati adalah anak Tunggul Ametung yang telah di bunuh oleh Ken Arok.Mendengar kisah itu dendam pun membara dihati Anusapati.Singkat cerita Anusapati berhasil menemukan keris Mpu Gandring yang selama ini disimpan oleh Ken Dedes.Lalu Anusapati pun menyuruh orang suruhannya untuk membunuh Ken Arok.Lalu Anusapati pun membunuh orang suruhanya itu untuk menghilangkan jejak.

Sungguh sebuah cerita yang menjelaskan dengan terang benderang, bahwa tiap manusia bebas berkehendak dan menjalani pilihan hidupnya, tapi manusia tak bisa memilih konsekuensi dari sebuah pilihan.

5. Rasa Bersalah Tak Dapat Disembunyikan

Yang menarik dari kisah ini adalah pengakuan Ken Dedes pada putranya yang berasal dari Tunggul Ametung.Kenapa pula dia tak menguburkan aib itu menjadi rahasia yang tak perlu terungkap selama-lamanya.Prediksi saya adalah Ken Dedes merasa bersalah, karena dia adalah istri, ibu, sekaligus saksi yang mengetahui bagaimana Ken Arok membunuh Tunggul Ametung.Dalam hal ini dapat kita simpulkan, bahkan cinta sekalipun tak dapat menghapuskan rasa bersalah.

Rasa bersalah yang di alami Ken Dedes hanya dapat di bayar dengan sebuah pengakuan.Saya sih nggak tahu apa ada motif lain, kenapa Ken Dedes membongkar rahasia gelap nya sendiri, yang jelas kebenaran cepat atau lambat pasti muncul kepermukaan.

Ini hanyalah intermezzo saja, sebuah artikel picisan yang coba di naik levelkan dengan mengambil contoh sejarah agar sedikit bersastra.

Sekian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

manusia biasa

6 Comments

  1. kereeennnnnnnnnnnnnnnnn

CLOSE