Mahluk Sosial yang Bernama Manusia

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Manusia mau tidak mau harus membutuhkan manusia lain dengan melakukan komunikasi sebagai anggota masyarakat. Manusia dan tanggung jawab memang tidak bisa dipisahkan, karena pada dasarnya manusia memang harus bertanggungjawab dengan hidup yang dijalaninya.

Dalam menjalani panggung dunia ini, manusia tidak bisa jika hanya berfikir saya mampu. Biar bagaimanapun manusia harus bisa merendahkan diri, kesombongan memang bukan hal yang patut dimiliki golongan manusia. Seperti kedudukan manusia sebagai mahluk sosial dan saling membutuhkan satu sama lain.

Apa sih yang mampu kita sombongkan? Nggak, sedikitpun nggak ada yang bisa disombongkan. Rasa sombong itu sama aja dengan membunuh rasa syukur. Jika sudah begini, apapun yang dimiliki tak akan pernah memuaskan. Harta, jabatan, wanita, akan selalu menjadi ambisinya dalam hidup ketimbang memikirkan kedudukannya yang hanya sebagai mahluk sosial.


Lebih baik kehilangan sesuatu karena Allah ketimbang kehilangan Allah karena sesuatu


Dunia memang gemerlap, menyilaukan bahkan membutakan, mulai lupa bahwa tujuan manusia yang sesungguhnya hanya menuju kematian. Lupa bahwa dalam hidup kita selalu dilibatkan dengan tanggung jawab dan tujuan.

Jika ambisi itu tak bisa lagi dikendalikan, maka tumbuh pula rasa yang tak ingin terkalahkan atau iri jika melihat kesuksesan manusia lain. Nafsu mulai menutupi akal sehat, rasa sosialpun akan hilang dalam sekejap, yang terlihat hanyalah manusia lain itu rendah dan saya yang hebat, kesombongan pun mulai nampak.

Jika rasa sosial hilang, semua selalu dihitung dengan sebuah nominal, rasa kerja sama atau sebagai layaknya masyarakat ialah bergotong royong mulai sirna. Merasa dirinya kaya dan hebat, maka ia merasa tak pantas jika melakukan hal-hal yang bersifat gotong royong.

Hilangnya rasa syukur, menjadi timbulnya kesombongan yang malah melebihi kodrat. Seolah Tuhan bisa dikendalikan, atau merasa bahwa ia adalah orang yang paling suci. Saya tak bahas tentang segala sesuatu dihalalkan, melainkan hilangnya rasa syukur dan lupa akan ingatan bahwa manusia itu adalah mahluk yang bersosial.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis tentang kamu adalah keindahan...