Pantaskah Kita Menyalahkan Tuhan?

Ketika langit secara terus menerus merenggut segala kebahagiaan yang kita miliki. Tanpa henti membabi buta merenggut segalanya. Pada saat posisi berada di dalam lubang terbawah, mengutuk tuhan adalah cara yang paling ampuh untuk meredakan amarah yang menyala. Sudah adilkah tuhan kepada seluruh hambanya?

Advertisement

***

Manusia adalah pemimpin di muka bumi ini. Manusia adalah mahluk sempurna yang telah diciptakan sang maha kuasa untuk menjadi aktor dan aktris di dunia ini. Dunia ini adalah panggung, yang sengaja diciptakan tuhan tanpa suatu kebetulan. Di dunia inilah manusia akan mencari jalannya masing-masing untuk mencapai pintu kebahagiaannya masing-masing, baik itu yang bersifat fana, maupun yang bersifat abadi.

Di panggung inilah manusia bisa saling bunuh, tusuk, makan, dan saling menjatuhkan untuk bisa mencapai pintu kebahagiaan masing-masing. Ketika pintu kebahagiaan dunia sudah tercapai, maka puji-pujian kepada tuhan tak akan pernah henti untuk dilantunkan, meskipun ada juga yang sebagian lupa diri dengan kelezatan kemewahan tersebut. Namun adakalanya mencapai pintu kebahagiaan itu tak semudah orang lain, sehingga pintu itu semakin jauh. Saat itulah terkadang manusia menjadikan tuhan sebagai kambing hitam, patut untuk disalahkan atas kegagalan tersebut, sehingga, Tuhan itu sudah diibaratkan seperti batu, yang pantas untuk dihina dan dimaki-maki, tuhan tidak adil adalah kata-kata yang akan muncul dalam kondisi tersebut.

Advertisement

Sampai sejauh ini, pernahkah kita merasa Tuhan telah berlaku tidak adil dalam menjalankan skenario kehidupan ini? Pernahkah kita merasa tuhan telah pilih kasih dalam memberikan karunia? Pernahkah kita merasa bahwa tuhan sering membuat anak emas yang selalu menikmati kenikmatan dunia yang begitu indah dengan frekuensi cobaan yang rendah? Singkatnya, pernahkah kita merasa tuhan tidak berlaku adil?

Mari kita renungkan bersama….

Advertisement

Pertama. Ketika ada seorang pemuda yang mengendari mobil mewah berhenti di hadapan kita. Wajahnya tampan nan elok, begitu juga dengan mobil yang ia bawa. Sedangkan lihatlah diri kita sendiri, memiliki motor saja sudah untungnya luar biasa, tak main-main untungnya. Bahkan sudah berember-ember keringat telah kita kucurkan untuk mendapatkannya. Namun mengapa orang itu bisa mendapatkan lebih dari apa yang kita miliki? Adilkah tuhan? Ya, Tuhan sudah sangat adil. Orang bermobil mewah itu telah bekerja keras siang dan malam untuk mendapatkannya.

Bahkan keringat yang telah ia keluarkan sudah lebih besar dibandingkan dengn apa yang telah kita lakukan. Dan saat ini adalah saat dimana ia telah menikmati hasil yang telah ia tanam. Tuhan telah membalas pengorbanannya. Tuhan maha adil, ia akan lebih dahulu memberikan hadiah kepada orang yang lebih dahulu juga bekerja keras untuk mendapatkan mimpinya. Jika manusia itu adalah sang pemuja logika, maka logika ini tentunya sudah dapat diterima.

Kedua. Pernahkah kita merasa ada orang lain yang selalu mendapat juara saat mengikuti setiap kompetisi? Bahkan ia selalu mengalahkan kita? Mengapa tuhan begitu mencintainya sedangkan kita sendiri tak pernah diberikan kesempatan untuk mendapatkan juara? Mari kita telusuri tapak terjang kita masing-masing. Ketika akan mengikuti suatu kompetisi, seberapa besarkah persiapan kita? Kita mungkin mengaku bekeja sangat keras untuk mendapatkan juara, belajar hingga 10 jam, dan latihan secara terus menerus. Namun hasilnya ternyata nihil, ia tetap mendapat juara, mengalahkan kita sendiri. Lantas, apakah tuhan telah bersiakap adil? Jawabannya adalah tuhan maha adil. Ketika kita belajar 10 jam per hari, sang juara ternyata belajar 20 jam per hari, begadang setiap malam demi mendapatkan gelar juara.

Bahkan pengorbanan materi mungkin sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Tuhan Maha Adil, Tuhan Maha Mengetahui segalanya. Kita tak pernah melihat pengorbanan yang dilakukan oleh sang juara tersebut, itulah sebabnya mengapa kekalahan tersebut kita anggap sebagai suatu ketidakadilan. Justru apabila kita sendiri yang menang menandakan tuhan tidak adil kepada hambanya. Karena tidak mungkin yang lebih sedikit pengorbanannya akan menadapatkan juara.

Ketiga. Alkisah ada seorang pemuda yang sedang tergesa-gesa berangkat menuju ke airport untuk mengejar jadwal keberangkatan pesawatnya. Untuk mengejar waktu, kecepatan mobilnya di putar pada kecepatan maksimal. Namun apa daya, tuhan berkehendak lain. Sekencang apapun sebuah mobil dikendarai, apabila tuhan berkata pelan, maka pelanlah ia. Apabila ia berkata berhenti, maka berhentilah sang mobil. Singkat cerita mobil yang dikendarai sang pemudi berhenti karena mogok. Betapa terkejutnya sang pemuda, karena mobil yang dipakai adalah mobil keluaran jerman terbaru hadiahnya sebagai pemenang olimpiade sains di Yunani, dengan harga 10 digit nol.

Bukan main kecanggihannya, bahka mobil ini diperkirakan tidak akan pernah mati, apalagi mempermalukan pemiliknya dengan cara mogok. Bensin dalam keadaan penuh, namun ajaib, mobil mogok begitu saja, tak ada bedanya dengan bajaj murahan. Sang pemudapun bukan main marahnya. Karena keberangkatan pesawat hanya sekali, dan itu untuk mengejar mimpinya yang dari kecil sudah diimpikan. Namun apa daya, aspalpun tak bisa bersahabat dengannya. Ia harus tertinggal pesawat karena mobil mewahnya mogok ditengah jalan. Sang pemudapun tak mampu menahan emosi.

Tuhan sudah bukan tuhan lagi karena umpatannya. Matanyapun hingga merah memarahi sang kuasa. Kata-kata kotor sudah habis semua dimuntahkan. Ia hanya berpikir, mengapa tuhan tidak adil. Mengubur mimpinya begitu saja dengan cara memogokkan mobilnya. Tuhan tak adil, hanya itu yang ada di dalam benaknya. Pada detik itu juga, tuhan sudah tak ada lagi dalam imannya. Ia membabi buta mengutuki sang kuasa. Setelah lelah mengutuki langit, ia mengistirahatkan badannya di sebuah warung makan. Diambilya 1 botol minuman dengan es, siapa tahu dapat meredakan api kemarahnnya. Kemudian tanpa sengaja matanya tertuju kepada televisi yang sedang menyala.

Matanya melotot, tersentak, pesawat yang harusnya digunakannya untuk menggapai mimpi terjatuh karena menabrak bukit yang sangat curam. Hatinya yang awalnya sang membara, langsung dalam sekejap membeku seperti es kutub. Ia seharusnya sudah tiada saat ini. Karena diberitakan, tak ada penumpang yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Sontak, ia pun tak tahan kuasa untuk menahan air matanya.

Tuhan punya rencana lain atas mogoknya sang mobil yang secara tiba-tiba menimpanya. Tuhan punya rencana lain untuk cinta-citanya. Tuhan tahu jika sang pemuda ingin menggapai cita-citanya. Dan tuhanpun mengabulkannya. Salah satunya dengan cara membatalkan perjalannya menaiki sang pesawat, dikarenakan jika ia terus melanjutkan perjalannya memakai pesawat, maka selesailah hidupnya, dan sudah tentu tak mampu untuk menggapai mimpinya. Dan ia sungguh akan mati dalam keadaan belum menggapai mimpi. Lantas, masih beranikah kita mengatakan tuhan tak adil?

Keempat. Pernahkah kita merasa dianaktirikan oleh tuhan yang dianggap maha adil? Alkisah, ada seorang anak yang begitu iri melihat keadaan keluarga tetangga. Dari depan, ia selalu melihat keromantisan yang selalu diumbar dihadapannya. Keluarga tersebut tampak sangat bahagia, tanpa kekuarang apapun. Sedangkan dirinya sendiri, biasa-biasa saja. Seringkali ia melihat tetanggaya pergi liburan ke tempat rekreasi yang indah-indah dan berkumpul bersama keluarga besarnya untuk makan-makan. Alangkah indahnya keluarga tersebut.

Sempat ia bermimpi untuk bisa menjadi bagian dari keluarga tersebut. Ia ingin memutar waktu, ingin memilih lahir di dalam keluarga tersebut, bukan di dalam keluarganya yang sekarang. Jarang liburan bahkan menyantap makanan mewah. Ia merasa tuhan tak berlaku adil kepadanya. Hingga pada akhirnya, ketika roda dunia telah lumayan lama berputar, sang tetangga tiba-tiba bercerai. Sang suami ternyata berselingkuh. Mereka setiap malam ribut, tak tahan dengan kondisi yang ada, akhrinya memutuskan untuk berpisah. Petir seolah-olah menyambarnya di siang bolong. Ia langsung sadar, bahwa tuhan telah memberikan keluarga yang begitu sempurna kepadanya.

Tuhan telah memberikan tempat yang adil kepadanya. Meskipun tak pernah liburan dan menyantap makanan mewah, namun tuhan telah memberikannya keluarga yang lengkap dan mecintainya sepenuh hati. Hanya saja pintu hatinya telah tertutup dengan keiriannya terhadap tetangga dan tak pernah henti menyalahkan tuhan. Sang tetanggapun mungkin memiliki hikmah dibalik perceraiannya. Ada hikmah khusus yang disiapkan tuhan kepadanya, yang tak mampu kita terawang dengan kasat mata, hanya tuhan yang maha tahu.

Tuhan tak pernah salah memainkan skenario film kehidupan. Ia adalah sutradara kehidupan yang maha sempurna. Tuhan maha adil, ia tahu kapan dan dimana takdir itu harus diam. Setiap manusia telah memiliki takdirnya masing-masing, dan itu sudah yang terbaik untuk manusia itu sendiri. Percayalah, manusia diciptakan di dunia ini dengan dongeng indahnya sendiri-sendiri. Tak ada satupun dongeng yang tercampur. Ia maha pandai, sehingga ia tak akan pernah salah memberikan takdirnya kepada manusia. Tuhan memiliki banyak rencana yang tak semuanya dapat diketahui oleh manusia.

Namun sayangnya, manusia sering kali berburuk sangka kepada rencana Tuhan. Padahal ia sendiri tak tahu apa isi rencana dari tuhan itu sendiri. Barulah ketika mendapat hal baiknya, ia merasa Tuhan Maha Adil. Manusia itu egois, dan Tuhan itu Maha Mengampuni.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Financial Analyst and Novelist

CLOSE