Tiga Sosok Tangguh First Lady Amerika Serikat

Advertisement

Jackie O, fashion trendsetter dan penikmat seni

JFK dikatakan fenomenal karena keberpihakannya pada kaum kulit hitam Amerika Serikat, yang sepanjang tahun 1960-an mencapai ekskalasi isu rasial. Istrinya, Jackie, juga tidak kalah populer. Wanita berdarah Prancis dan Irlandia ini merupakan trendsetter gaya berbusana modern yang menjadi ikon fashion kebanggaan Amerika Serikat. Siapa yang nggak kenal dengan gaya kacamata a la Jackie O, atau potongan rambut model nge-bob yang masih ditiru hingga sekarang.

Jackie juga merupakan sosok wanita yang punya selera tinggi terhadap dunia seni. Ia menjadikan Gedung Putih sebagai tempat untuk acara makan malam kenegaraan yang mengundang seniman-seniman AS seperti penyair, penulis, ilmuwan dan musisi untuk berdiskusi dengan para politisi dan diplomat di atas meja yang sama. Ia juga merombak Gedung Putih sebagai tempat bermain yang nyaman bagi anak-anaknya, Caroline dan JFK Junior, serta mendekorasi ulang bagian dalam bangunan dengan lukisan-lukisan, foto-foto dan barang-barang seni lainnya peninggalan para presiden sebelumnya.

Advertisement

Jackie juga seorang wanita tegar saat ditinggal mati oleh suaminya akibat ditembak saat melakukan kunjungan kerja ke Dallas, ibukota negara bagian Texas. Selain itu, Jackie tetap tidak goyah saat suaminya diterpa isu skandal dengan beberapa wanita yang dua diantaranya merupakan model terkenal pada masa itu, seperti Marlene Dietrich dan Marilyn Monroe. Bahkan, Dailymail menulis bahwa Jackie pernah menantang bom seks AS itu dengan cara yang elegan. Ketika Marilyn mengakui hubungan gelapnya dengan sang suami. Jackie berkata:

'Marilyn, you'll marry Jack, that's great. And you'll move into the White House and you'll assume the responsibilities of first lady, and I'll move out and you'll have all the problems.'

["Marilyn, kamu akan menikahi Jack (panggilan sayang Jackie untuk suaminya), itu hebat. Dan kamu akan pindah ke Gedung Putih serta menanggung semua tanggung jawab sebagai ibu negara, sementara aku akan pindah dan semua masalah akan beralih ke tanganmu."]

Advertisement

Hillary Clinton, Politisi Yang Berperan di Balik Kebijakan Suami

Siapa yang tidak mengenal Hillary Rodham Clinton, terlebih lagi ia baru saja menjadi salah satu kandidat dari Partai Demokrat dalam kampanye pencalonan Presiden Amerika Serikat untuk periode tahun 2016-2020. Suaminya, Bill Clinton, dikenal sebagai presiden AS yang memprakarsai proses perdamaian antara Palestina dan Israel tahun 1993-2000.

Bagaimana dengan skandal seksnya yang sempat menghebohkan dunia dengan Monica Lewinsky, pegawai magang Gedung Putih? Hillary Clinton melalui sebuah buku memoar yang diterbitkan tahun 2003 berkata:

"No one understands me better and no one can make me laugh the way Bill does. Even after all these years, he is still the most interesting, energizing and fully alive person I have ever met." (The Living History, hlm 75).

["Tidak ada yang lebih memahamiku dan bisa membuatku tertawa selain yang bisa dilakukan Bill. Bahkan setelah melalui tahun-tahun ini, ia masih orang yang paling menarik, paling energik dan paling bersemangat yang pernah kukenal."]

Kabarnya, Hillary Clinton yang lulusan Yale University lebih pandai berpolitik dibandingkan suaminya, dan kecerdasannya banyak mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik yang dibuat suaminya. Misalkan kebijakan untuk asuransi kesehatan yang dibuat bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, serta memberikan pendanaan untuk penelitian atas penyakit-penyakit yang diderita veteran Perang Teluk, dikenal dengan istilah Gulf War Syndrome.

Yah, mungkin keberuntungan memang belum berpihak pada Hillary. Meskipun sepak terjang politiknya aktif terlihat bahkan sejak masih menjabat sebagai First Lady, ia harus mengakui kekalahan dari kandidat pesaing lainnya dalam kampanye Pilpres AS 2016, Donald Trump. Saya rasa ia akan terus dan tetap aktif bersuara sebagai rival politik dan pemerhati kebijakan-kebijakan yang nantinya dibuat pebisnis flamboyan tersebut.

Michelle Obama, Sarjana Hukum Yang Menyuarakan Hak Kaum Minoritas

Seperti halnya Hillary, Michelle LaVaughn Robinson Obama juga merupakan wanita cerdas, Sarjana Sosiologi jebolan Princeton University dan Doktor lulusan Sekolah Hukum Harvard. Suaminya, Barrack Obama, juga salah satu Presiden AS yang fenomenal karena ia merupakan presiden pertama berdarah Afro-Amerika yang memimpin negara adidaya tersebut sejak sebelumnya AS pernah dilanda krisis rasial pada zaman JFK.

Michelle merupakan putri dan cucu dari pegawai rendahan AS–ayahnya seorang penyiram taman kota, dan ibunya sekretaris untuk brand produk direct marketing, namun mempunyai semangat dan mimpi tinggi untuk meraih cita-cita dan kedudukan yang sama dengan impian warga negara AS pada umumnya, yang sering disebut dengan The American Dream.

Sejak menjadi mahasiswi di Princeton, Michelle aktif dalam berbagai kegiatan yang menyuarakan keadilan bagi kaum minoritas, khususnya masyarakat Afro-Amerika yang telah bermukim di negeri Paman Sam sejak turun-temurun, melalui organisasi Third World Center. Begitu pula saat melanjutkan kuliah hingga ke jenjang doktoral di Harvard Law School, wanita yang selalu tampil chic dengan busana-busana sederhana tetap aktif menyuarakan hak kaum minoritas untuk menjabat posisi sebagai profesor di kampusnya.

Lulus dari sekolah hukum, Michelle sempat bekerja untuk Biro Hukum Sidley & Austin di Chicago, dan di sanalah ia bertemu Barrack untuk pertama kali sebagai pekerja magang, dan Michelle menjadi mentornya. Uhuy, romantis, yach 😉 ! Di biro hukum ini, Michelle menangani marketing dan kasus hak kekayaan intelektual. Awalnya, Michelle tidak tertarik pada pria yang hobi berkelakar ini, bahkan cenderung tidak suka karena Barrack terlalu banyak omong, bahkan sering berusaha mengajak kencan Michelle. Tetapi usaha pedekate Barrack terhadap Michelle akhirnya membuat hati wanita kelahiran tahun 1964 itu luluh. Keduanya hingga kini menjadi pasangan klop, kompak dan tidak pernah diterpa gosip. Semoga saja, ya ;).

*

Bagaimana dengan Melania Trump, wanita yang akan menjadi First Lady AS berikutnya untuk tahun 2016-2020? Hhm… saya enggan berkomentar banyak, selain dia dulunya adalah seorang model berkebangsaan Slovenia (benar, dia sendiri adalah seorang imigran!) yang dinikahi oleh Trump pada tahun 2005. Dengan begitu, Melania menjadi istri ketiga sang biliuner setelah sebelumnya Donald sempat menikah dengan sesama model juga, yaitu Ivana (diceraikan tahun 1992) dan Marla Maples (bercerai tahun 1999). Yah, semoga saja kebijakan Trump yang hendak mengurangi jumlah imigran di AS tidak akan menjadi mulut harimau bagi dirinya sendiri. ***

(Disarikan dari berbagai sumber)

Tulisan ini juga saya buat di blog pribadi saya: Tiga Sosok First Lady Tangguh Amerika Serikat

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

3 Comments

  1. Ada yg harus ditambahkan juga selain ketiga first lady di atas yaitu Mrs.Eleanor Roosevelt beliau merupakan salah satu first lady hebat di Amerika karena merupakan salah satu founder bhkan drafter Deklarasi Hak Asasi Manusia 1948….

CLOSE