Fajar Noor, nama panggung dari Fajar Nurdiansyah, adalah mahasiswa Agroteknologi di Universitas Al Washliyah (UNIVA) Medan yang kini berusia 20 tahun. Ia berasal dari Medan dan dikenal aktif bernyanyi sejak lama, bahkan pernah mencoba peruntungannya di ajang X Factor Indonesia sebelum akhirnya bersinar di Indonesian Idol 2025.
Di sisi lain, Shabrina Leanor—nama panggung dari Shabrina Leonita—berasal dari Manggar, Belitung Timur. Perempuan berusia 24 tahun ini merupakan sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Mercu Buana Jakarta, dan dikenal sebagai penyanyi, model, sekaligus presenter yang telah mengukir prestasi di berbagai kompetisi menyanyi sejak kecil.
Fajar vs Shabrina sepertinya bakalan menjadi persaingan tersengit di ajang Indonesian Idol musim ke 13 ini. Pasti banyak dari kalian yang sudah tidak sabar menunggu siapa yang akan jadi juara. Apakah Fajar atau Shabrina? Mana nih yang menjadi pilihan favorit kalian? Yuk kita telusuri lebih jauh dari segi kualitas vokal yang membuat mereka pantas berada di posisi saat ini.
ADVERTISEMENTS
Fajar vs Shabrina, Mana Pilihanmu?
ADVERTISEMENTS
1. Fajar Noor: Si Tenor Liris yang Menghipnotis
Grand Finalis Idol 2025 Fajar Noor asal Medan ini, dikenal dengan suara tenor liris yang memiliki jangkauan nada tinggi. Warna suaranya juga ringan namun ekspresif. Dari setiap lagu yang dinyanyikan, Fajar memiliki kontrol napas yang baik, sehingga memungkinkan dia untuk menyanyikan frase panjang tanpa kehilangan kekuatan atau intonasi.
Analisis Teknik Vokal
Jenis Suara dan Jangkauan:
Dari setiap penampilannya di Indonesian Idol 2025, Fajar kemungkinan seorang tenor liris, yang berarti dia memiliki kemampuan untuk menyanyikan nada tinggi dengan kontrol suara yang luar biasa. Berdasarkan penampilannya di panggung Indonesian Idol, jangkauan vokalnya mencakup sekitar C3 hingga B4. Ini memungkinkan Fajar mampu beradaptasi dengan berbagai genre musik, dari ballad hingga pop, tanpa kehilangan kualitas suara.
Warna Suara:
Fajar memiliki warna suara terang (bright tone) yang sangat tajam, jernih, dan langsung menonjol dengan elemen husky yang terkontrol. Suara terang ini didukung oleh resonansi nasal yang terkontrol dengan sangat baik. Ketika Fajar bernyanyi, ia menggunakan resonansi dari rongga kepala dan mulut untuk menghasilkan suara yang “tembus”. Warna suaranya ini sangat cocok untuk genre pop yang lebih ringan namun tetap kuat dalam penampilan ataupun ballad yang menonjolkan sisi elemen husky demi mendapat emosi yang lebih mendalam.
Teknik Pernapasan dengan Dukungan Diafragma:
Salah satu aspek yang sangat menonjol dari vokal Fajar adalah penggunaan dukungan napas diafragma yang sangat kuat. Ini penting untuk memastikan bahwa suara tetap stabil dan tidak mudah terputus meskipun menyanyikan nada tinggi atau panjang. Fajar menunjukkan kontrol pernapasan yang sangat baik, yang memungkinkan dia untuk mengatasi transisi nada dengan mulus, bahkan saat menyanyikan lagu-lagu yang sangat dinamis.
Artikulasi dan Diksi:
Saat bernyanyi, Fajar memiliki artikulasi yang jelas, tanpa ada konsonan yang tertelan, serta penggunaan diksi yang tepat sehingga memudahkan penonton untuk ikut larut dalam suasana lagu yang dibawakan. Teknik ini penting untuk seorang penyanyi karena kemampuan dalam menyampaikan pesan dari lirik lagu sangat berpengaruh pada keseluruhan penampilan.
Pengendalian Emosi dan Dinamika:
Fajar tahu persis kapan harus mengeluarkan energi lebih dan kapan harus menahan emosi dalam lagu. Dinamika suaranya yang berubah-ubah menambah nilai lebih pada penampilannya, memberikan rasa mendalam dalam lagu yang ia bawakan.
ADVERTISEMENTS
Penampilan Ikonik: “Putri Iklan”
Salah satu penampilan paling ikonik dari Fajar adalah saat membawakan lagu “Putri Iklan” bersama Eka Gustiwana di Spektakuler Show 7. Penampilan ini menjadi viral di media sosial, terutama di TikTok, karena interpretasinya yang unik dan penuh ekspresi. Banyak netizen yang menyebut penampilan ini sebagai salah satu momen terbaik di Indonesian Idol 2025.
Dengan analisis ini, dan bagaimana seorang Fajar selalu improve di setiap penampilan karena selalu memperhatikan masukan para juri, dapat disimpulkan bahwa Fajar Noor mau terus berproses dalam memiliki kualitas vokal yang mumpuni, teknik yang matang, serta kemampuan interpretasi lagu yang kuat, dan menjadikannya layak menjadi salah satu kandidat kuat untuk memenangkan Indonesian Idol 2025.
ADVERTISEMENTS
2. Shabrina: Si Mezzo – Soprano yang Kuat dan Memikat
Grand Finalis Indonesian Idol 2025, Shabrina Leanor, asal Belitung, mencuri perhatian sejak babak awal kompetisi. Karakter vokalnya yang matang, teknik stabil, dan konsistensinya di tiap penampilan menjadikannya salah satu finalis terkuat tahun ini.
Analisis Teknik Vokal
Jenis Suara dan Jangkauan
Shabrina kemungkinan memiliki jenis suara mezzo-soprano, yang secara teknik menempatkan vokalnya pada register menengah wanita. Karakter suaranya ideal untuk menjangkau nada-nada rendah dan menengah dengan kekuatan penuh, sekaligus memiliki kemampuan untuk menjelajahi register tinggi dengan kestabilan yang tidak mudah goyah. Berdasarkan beberapa penampilannya, jangkauan vokal Shabrina mencakup A3 hingga G5, rentang yang memungkinkan ia mengeksplorasi berbagai dinamika lagu dengan kontrol penuh.
Warna Suara
Warna suara Shabrina tergolong hangat dan bulat, dengan resonansi dada yang kaya dan suara kepala yang tersambung halus. Ia tidak sekadar memiliki kelembutan, tapi juga kedalaman emosional, sehingga setiap not terasa menyentuh dan tidak datar. Karakter warna seperti ini sangat khas dan menjadi salah satu pembeda utama Shabrina dibanding kontestan lain—khususnya dalam genre pop-ballad dan jazz-soul.
Teknik Pernapasan dan Dukungan Diafragma
Shabrina menunjukkan kontrol napas dengan dukungan diafragma yang optimal. Ini tampak dalam kemampuannya mempertahankan not panjang tanpa kehilangan pitch maupun intensitas suara. Teknik ini juga memungkinkannya untuk mengeksekusi dinamika lagu secara halus, terutama dalam transisi antar-frasa yang emosional. Ia jarang terdengar terengah atau mendesak saat menyanyikan nada tinggi, menunjukkan penguasaan teknik napas yang mumpuni.
Artikulasi dan Diksi
Salah satu kekuatan Shabrina adalah diksi jernih dan artikulasi rapi. Ini membantunya menyampaikan cerita dalam lagu dengan lebih mudah dipahami, terutama dalam lagu berbahasa Indonesia. Ia tahu kapan harus menekankan kata kunci dalam lirik agar memiliki dampak emosional lebih besar pada penonton.
Pengendalian Emosi dan Dinamika
Shabrina termasuk penyanyi yang sangat sadar akan emosi serta tekstur lagu. Ia mampu menyampaikan rasa dari lagu tanpa harus berlebihan secara ekspresif. Pendekatannya yang subtil namun dalam membuat penonton ikut larut, bukan hanya mendengar tapi juga merasakan. Ia juga tidak takut bermain dengan dynamics—dari bisikan lembut ke ledakan suara dengan kontrol penuh, sehingga menciptakan perjalanan musikal yang kuat dalam satu penampilan.
ADVERTISEMENTS
Penampilan Ikonik: “Yank”
Salah satu momen paling memukau Shabrina di panggung adalah saat ia membawakan lagu “Yank” (Wali) dalam versi aransemen Andi Rianto pada Spektakuler Show 9. Penampilan ini viral di media sosial karena penghayatan emosional yang kuat, improvisasi vocal yang elegan, serta penggunaan teknik vocal growls yang terkontrol sehingga menambahkan tekstur ekspresif. Apalagi ia menggunakan riff & runs yang berintonasi bersih dengan tempo akurat. Sabrina juga berhasil melakukan transisi register yang halus dari chest ke head voice. Penampilan ini mencerminkan artistry Shabrina sebagai penyanyi yang bukan hanya memiliki teknik tinggi, tapi juga musikalitas dan keberanian dalam mengeksplorasi. Hasilnya, lagu “Yank” dibawakan dengan sangat mahal.
Fajar vs Shabrina sangat layak ada di Grand Final Idol 2025. Keduanya memiliki kekuatan vokal yang unik, pengalaman panggung yang berkesan, dan interpretasi lagu yang menyentuh hati. Dari sisi teknis hingga penampilan, keduanya menunjukkan kualitas bintang yang layak masuk ke industri musik Tanah Air. Jadi, menurut kalian, siapa nih yang pantas menjadi juara? Yuk sama-sama kita tunggu di babak penentuan pemenang!