7 Trik Hemat ala Ibu Rumah Tangga Jepang, biar Gaji Bulanan Nggak Cepat Melayang

Diakui oleh wisatawan asing yang pernah mengunjungi Jepang, beberapa kota di sana taraf hidupnya sangat tinggi. Nggak hanya tempat tinggal, namun juga makanan, minuman, kendaraan pribadi, bahkan  biaya parkirnya pun harganya selangit. Hal ini nggak hanya dirasakan oleh wisatawan luar negeri, melainkan juga oleh penduduk setempat. Karenanya, untuk bisa bertahan hidup, mereka harus sangat berhemat.

Prinsip hemat ini terutama dipegang teguh oleh para ibu rumah tangga di Jepang yang sangat serius dalam mengelola keuangan keluarga. Berawal dari gaji bulanan yang nggak terlalu besar jumlahnya, mereka harus selalu menghitung setiap pengeluaran dengan hati-hati. Yuk, simak seperti apa mereka menghemat pengeluarannya berikut ini.

1. Meski selalu dibayarkan tepat waktu ke rekening, ibu-ibu ini akan menarik tunai semua gaji yang masuk agar lebih mudah dikelola

Uang tunai lebih mudah dikelola via www.gobankingrates.com

Uang yang ada di dalam rekening lebih sulit untuk dikontrol dan dilacak pengeluarannya secara debit. Selain itu, saldo minimal juga seringkali membuat perhitungan anggaran jadi kurang akurat. Uang yang telah ditarik secara tunai akan dipisahkan sesuai dengan kebutuhan ke dalam wadah khusus. Misalnya untuk kebutuhan sehari-hari, bayar tagihan, maupun untuk tabungan. Dengan begitu, gaji bulanan akan langsung terpakai untuk hal-hal yang memang sudah direncanakan sebelumnya. Kedisiplinan dan komitmen yang kuat dalam hal ini sangat diperlukan.

2. Nggak pernah pergi ke supermarket tanpa membawa daftar belanja untuk menghindari pembelian tak direncana

Bawa daftar belanjaan via weeklysauce.com

Tanpa disadari, salah satu hal yang paling sering bikin gaji cepat habis adalah pergi ke supermarket tanpa daftar belanja. Para ibu rumah tangga di Jepang selalu membuat daftar belanja sebelum pergi ke supermarket untuk menghindari pembelian barang di luar yang direncanakan. Saat berkeliling tanpa tujuan di supermarket, kamu jadi lebih gampang tergiur dengan diskon, promo, atau membeli sesuatu yang sebenarnya nggak diperlukan. Sesampainya di supermarket, ibu rumah tangga di Jepang segera mengambil semua barang yang diperlukan dan langsung membayar di kasir. Patut ditiru nih!

3. Sebelum membeli barang, ibu rumah tangga di Jepang selalu meluangkan waktu untuk membandingkan harga barang dari semua merek yang ditawarkan di pasaran

Nggak malas survey harga via blog.allstate.com

Selain selalu membawa daftar belanjaan, kebiasaan untuk survey harga sebelum membeli selalu diterapkan oleh ibu rumah tangga di Jepang. Hal ini dilakukan untuk melihat pilihan mana yang akan memberikan harga dan value terbaik. Contohnya, daripada setiap hari membeli makan siang di luar, membawa bekal selama 3 hari dalam seminggu saja, ternyata bisa menghemat gaji lebih dari 4 juta rupiah setiap tahunnya. Bagi yang rutin minum kopi di kafe atau kedai ternama, baiknya kamu pindah ke kedai kopi lokal yang rasanya nggak kalah lezat, untuk menghemat hingga 1 juta rupiah dalam setahun.

4. Nggak malu-malu membawa botol minuman sendiri ke manapun. Kebiasaan kecil ini membawa dampak yang besar untuk penghematan

Nggak malu bawa botol minuman sendiri via www.amazon.com

Nggak hanya ibu rumah tangga saja, namun para anak muda di Jepang juga kerap membawa tempat minum pribadi untuk menghindari pembelian soft drink dari minimarket ataupun vending machine. Karena itulah, penjualan botol minum di Jepang kian marak. Berbagai ukuran dan desain botol minum tersedia di toko-toko pada beberapa tahun terakhir. Apalagi penggunaan botol minum berulang kali lebih ramah lingkungan dibanding botol plastik sekali pakai. Perubahan kecil bisa membawa perubahan yang besar, bukan?

5. Nggak pernah membuang atau menyepelekan uang koin, justru dianggap sebagai aset untuk menambah tabungan

Mengumpulkan uang receh untuk ditabung via www.cnbc.com

Uang koin yang biasanya terbuang atau buru-buru kamu belanjakan karena bikin dompet terasa berat, ternyata jadi hartu karun yang disayang oleh para ibu rumah tangga di Jepang. Mereka nggak pernah lupa memasukkan uang koin sisa belanja ke dalam celengan yang sudah disediakan di rumah. Meski terlihat sepele, kamu pasti akan terkejut dengan jumlah yang bisa didapat dari mengumpulkan uang koin selama setahun.

6. Mengelola barang bekas dan benda-benda yang nggak terpakai untuk dijual kembali

Menjual barang-barang bekas via www.timeout.com

Untuk memulai gaya hidup hemat dan minimalis, ibu rumah tangga di Jepang akan mengurangi barang-barang yang dimiliki. Supaya menguntungkan, caranya tentu dengan menjual. Misalnya, kalau selama ini kamu koleksis sepatu, kamu harus sanggup melepas koleksi yang sudah susah payah dikumpulkan bertahun-tahun. Apalagi jika sudah nggak terpakai lagi. Rasa kehilangan pasti ada, tapi kabar baiknya, rekening tabunganmu akan semakin banyak. Apalagi jika kamu punya koleksi bernilai yang akan laku mahal jika dijual.

7. Tabungan pun sangat direncanakan, ibu rumah tangga di Jepang selalu menargetkan berapa rupiah yang akan disisihkan untuk tabungan

Merencanakan jumlah uang yang akan ditabung via smartermoneysolutions.com

Untuk pengeluaran di masa depan, seperti liburan atau renovasi rumah, ibu rumah tangga di Jepang biasanya memecah target menabung ke dalam jumlah kecil yang harus dipenuhi setiap minggunya. Contohnya, untuk biaya renovasi sebesar 1 juta rupiah, mereka menargetkan untuk menabung setidaknya 200 ribu setiap minggunya agar dana bisa terkumpul dalam waktu 5 minggu. Dengan begitu, menabung jadi nggak terasa berat dan bisa terus dilanjutkan untuk target keperluan lain. Trik ini wajib dicoba olehmu yang sering merasa kesulitan untuk menabung karena merasa terbebani dengan jumlah yang besar.

Trik menabung ala ibu rumah tangga di Jepang ini sebenarnya sederhana, tinggal seberapa konsisten kamu untuk menjalaninya. Jika trik hemat ini kamu mulai dari sekarang, maka kelak kamu bakal menuai hasil yang nggak terpikirkan sebelumnya. Mau coba?

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world