8 Tanda Kamu Digaji Terlalu Kecil dan Nggak Dihargai. Resign Paling Logis Kalau Begini!

Selain motivasi diri dan kemauan untuk kerja keras, lingkungan kerja adalah faktor penting yang sangan bisa mempengaruhi kesuksesan. Lingkungan kerja bisa berpengaruh pada mood untuk bekerja, dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi kinerja maupun perkembangan skillmu di sana.

Untuk bertahan di sebuah tempat kerja, kamu memang harus setegar batu karang. Mudah goyah saat diterpa ombak hanya akan membuatmu sering pindah-pindah pekerjaan. Tapi di lingkungan yang sehat, skillmu bisa berkembang. Sebaliknya, bila memang lingkungan kerjamu buruk, potensimu juga bisa meredup. Di sebuah tempat kerja yang kondusif dan layak kamu pertahankan, tentunya hal-hal di bawah ini nggak akan pernah ada.

1. Di kantormu sepertinya banyak rencana. Tapi semangat make it happen nggak ada di sana

Pola komunikasi

Pola komunikasi via theofficenbc.tumblr.com

Komunikasi adalah persoalan utama yang menentukan apakah sebuah project bersama berhasil atau tidak. Terutaman di sebuah perusahaan,  di mana satu unit bagian selalu berhubungan dengan bagian yang lain, komunikasi bisa menjadi masalah utama. Meski tidak harus sekaku militer, yang mensyaratkan komando hanya dari satu orang, tapi alur komunikasi dalam perusahaan haruslah jelas. Sehingga tidak terjadi kasus terlalu banyak pemberi instruksi, sehingga para bawahan kebingungan harus mengikuti yang mana. Dalam skala kerja kelompok semasa kuliah saja memerlukan koordinasi yang matang untuk bisa menyelesaikan tugas dengan maksimal, apalagi sebuah perusahaan?

2. Jobdesc di kantormu belum jelas. Kadang kamu mengerjakan sesuatu sambil bertanya, “Lah ini tugasku ya?”

Jobdesk yang tidak jelas

Jobdesk yang tidak jelas via christianwealth.com

Selain instruksi dan komunikasi yang jelas, sebuah lingkungan kerja yang sehat pasti mempunya SOP dan tugas masing-masing bagian yang jelas. Sehingga setiap orang di perusahaan tahu pasti apa yang dia lakukan. Jobdesc yang tumpang tindih tidak jelas, mengisyaratkan struktur kantor yang semrawut. Kamu yang dihire untuk sebuah posisi, ternyata harus mengerjakan hal yang seharusnya menjadi jobdesc bagian lain. Kondisi semacam ini tentunya menempatkanmu dalam kondisi kebingungan, tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan.

3. Kemarin A, sekarang B. Aturan di kantor membuatmu bingung bagaimana SOP-nya

Intruksi yang tidak konsisten

Intruksi yang tidak konsisten via fashioninternph.tumblr.com

Dengan SOP yang jelas, instruksi dan prosedur yang diterapkan tentunya akan terarah. Tapi bila di kantormu, kebijakan bisa berganti seperti penyanyi yang sedang konser tunggal, kamu harus mulai mempertanyakan. Setiap prosedur dan kebijakan harusnya dibuat dengan berbagai pertimbangan yang matang. Tapi bila dua hal itu berubah sewaktu-waktu, mungkin atasanmu memang tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan. Tadinya ke kanan, ternyata ke kiri. Besoknya ke kanan. Kepala Barbie pusing dibuatnya.

4. Kamu sudah kerja keras siang sampai malam. Tapi atasanmu ogah untuk sekadar mendengar masukan

Bos yang tidak terima masukan

Bos yang tidak terima masukan via www.gineersnow.com

Seorang atasan memerankan posisi penting dalam sebuah lingkungan kerja yang sehat. Selain harus bisa merangkul semua anggota, sekaligus tetap menjaga wibawa, seorang atasan juga menjadi tempat para bawahannya untuk belajar. Mereka adalah orang-orang yang harus mengambil keputusan. Seorang atasan yang baik selalu menerima kritik dan saran. Selain demi mencari yang terbaik bagi perusahaan, juga untuk memberi ruang kepada bawahannya agar berkembang. Bila atasanmu seseorang yang kaku, tidak bisa menerima masukan, dan hanya bisa menyalahkan, tentu dia bukan tempat belajar yang baik.

5. Sikut-sikutan di kantor demi posisi sekarang terlalu kentara. Kenyamanan di kantor sudah hampir tidak ada

Persaingan tidak sehat

Persaingan tidak sehat via theofficenbc.tumblr.com

Di perusahaan besar, politik kantor adalah hal yang biasa. Selain persaingan performa, semuanya berlomba-lomba menjilat atasan demi promosi lebih cepat.  Persaingan performa mutlak perlu. Dengan persaingan yang sehat, semua akan berlomba-lomba mengupgrade demi performa yang semakin gemilang. Tapi hal ini menjadi buruk saat persaingan mulai masuk ke ruang yang tidak sehat. Persaingan dengan cara-cara buruk, mulai aksi saling melempar kesalahan, lepas tanggung jawab, dan hal-hal negatif lainnya, akan menambah tekananmu selama bekerja. Yakin saja, bahwa masih banyak tempat yang lebih baik di luar sana.

6. Kamu yang under performing tidak pernah mendapat feedback yang membangun. Perkembanganmu mandeg sampai situ

Fedback adalah faktor penting dari sebuah perkembangan diri. Dengan feedback dari atasan, atau orang-orang yang lebih mengerti di bidangnya, kamu akan tahu bagaimana kinerjamu. Apa yang harus ditingkatkan, dan apa yang harus diperbaiki. Karena itu, feedback yang rutin itu perlu. Bila kamu tidak pernah mendapatkan feedback yang cukup, dan seringnya pekerjaanmu mengambang tanpa ada konklusi, di mana bila pekerjaanmu kurang memuaskan, dengan segera akan dioper ke yang lainnya tanpa evaluasi, kamu tidak akan pernah berkembang. Karena kamu tidak tahu apakah pekerjaanmu sudah benar atau belum. Bahkan, mungkin kamu tidak paham apa yang sedang kamu kerjakan.

7. Teman-teman kerjamu sering mengeluh setiap hari. Sudah pasti ada yang salah kalau begini

Kebiasaan rekan kerja

Kebiasaan rekan kerja via deptoflaborandindustries.tumblr.com

Kantor bukan sekadar tempatmu bekerja, tapi juga tempat kamu bersosialisasi dengan lainnya. Kondisi orang-orang di sekitarmu ini punya pengaruh besar lho. Bila kamu dikeliling oleh rekan-rekan kerja yang selalu mengeluh dan protes (bukan mengkritisi), ini bisa berbahaya dari dua sisi. Pertama, bisa jadi bukan sistem kantormu yang salah, melainkan motivasi orang-orang di sekitarmu. Bila kamu dikeliling orang yang selalu mengeluh dengan pekerjaan, sedikit banyak kamu akan terpengaruh kebiasaan yang sama juga. Kedua, bisa jadi memang di kantormu banyak lubang yang membuat karyawan merasa tidak puas. Yah, yang manapun alasannya, sama-sama tidak menguntungkanmu.

8. Tekanan pekerjaan membuatmu stress lebih dari yang seharusnya. Work-life balance tidak ada. Kamu pulang ke rumah dalam keadaan sakit kepala

Stress

Stress via elitedaily.com

Masalah atau tidak masalahnya tempat kerjamu sekarang juga bisa dideteksi dengan kondisi tubuhmu lho. Bila selama ini kamu begitu tertekan, selalu merasakan lelah berlebihan setiap pulang kerja, diikuti tingkat stress yang semakin tinggi setiap harinya, barangkali memang ada yang salah. Pertama, bisa jadi kamu berada di luar jalurmu, dan kamu tidak cocok dengan pekerjaan yang kamu punya. Kedua, bisa juga karena memang tempat kerjamu yang bermasalah.

Situasi kerja yang sehat menyediakan jenjang karir yang jelas, sehingga kamu punya pencapaian yang bisa kamu perjuangkan. Kerja sama dalam tim, yang tetap memberikan ruang kompetisi yang sehat, dengan sendirinya akan akan memberimu ruang untuk mengembangkan kreatifitas yang skill yang sudah dipunya. Soal pendapatan pun harus dipikirkan. Tanpa pendapatan yang layak, kesempatan untuk belajar, dan ruang gerak untuk berkembang, tentu tidak ada gunanya kamu bertahan.

Suka artikel ini? Yuk, follow Hipwee di mig.me !

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi