Hobi Sedekah 10 Juta per Hari, Pengusaha Crazy Rich ini Dulunya Sempat Ditolak Ratusan Perusahaan

hm fitno crazy rich

Crazy rich kerap identik dengan mereka yang merupakan keturunan konglomerat yang kekayaannya tujuh turunan sehingga saat lahir apapun sudah tersedia di depannya. Nyatanya, hal ini nggak mesti berlaku sedemikian rupa lo. Ada banyak orang yang lahir dalam keluarga biasa-biasa saja atau bahkan tergolong miskin namun bisa mengubah hidupnya menjadi seseorang yang memiliki penghasilan di atas rata-rata.

Advertisement

Salah satunya adalah HM Fitno yang namanya sudah terkenal dengan sebutan Crazy Rich Pondok Indah karena kebiasaanya dalam bersedekah ke orang-orang yang membutuhkan dalam jumlah besar. Awalnya ternyata dia tumbuh seperti orang biasa yang mengalami penolakan berkali-kali juga. Simak yuk cerita selengkapnya!

Walaupun terkenal dengan sebutan Crazy Rich Pondok Indah ternyata ia tak lahir di ibu kota lo, tapi di Pangkal Pinang

Lahirnya di Pangkal Pinang/ Credit: HM Fitno via www.instagram.com

Dilansir dari laman Biografiku , HM Fitno lahir dengan nama Muhammad Fitno pada tanggal 19 November 1973. Ia lahir di luar Jakarta yaitu di Pangkal Pinang dan dibesarkan di Kepulauan Bangka. Keinginannya untuk menjadi orang yang sukses dimulai saat ia lulus dari SMA N 2 Pangkal Pinang pada tahun 1992 sehingga memilih untuk merantau ke ibu kota. Pasalnya, dia ternyata tumbuh dari orang tua yang biasa-biasa saja dan merupakan anak bungsu dari 11 bersaudara.

Ia mulai merantau pada tahun 1995 dan mengalami penolakan berkali-kali juga sebelum akhirnya bekerja di sebuah perusahaan

Sempat jadi telemarketing/ Credit: HM Fitno via www.instagram.com

Berbekal uang Rp50.000,00 ia memantapkan hati untuk merantau ke Jakarta. Ia gigih dalam mencari sebuah pekerjaan walaupun sudah ratusan kali mengikuti walk in interview dan ratusan kali pula ia ditolak. Akhirnya perjuangannya menemukan titik terang. Fitno diterima di sebuah perusahaan untuk menjadi seorang telemarketing dengan job desc menawarkan produknya ke klien melalui telepon. Dari sana ia digaji sebesar Rp600.000,00 namun setelah dua bulan berlalu, ia malah memilih untuk meninggalkan pekerjaan tersebut.

Advertisement

Selain merantau ke luar kota ternyata Fitno sempat memutuskan untuk merantau ke luar negeri tepatnya ke Turki

Pernah kerja di Turki/ Credit: HM Fitno via www.instagram.com

Dilansir dari laman Tokoh.co.id, ternyata Fitno sempat memberanikan diri untuk mencoba peruntungannya di Turki selama dua tahun. Ia bekerja sebagai seorang tenaga ahli komunikasi di sebuah perusahaan penyedia telekomunikasi bernama Turkcell. Dua tahun tersebut cukup untuk membuatnya belajar mengenai banyak hal yang bisa dijadikan bekal perjalanannya pulang kembali ke tanah air.

Setelah kembali, ia memilih untuk menjadi seorang pengusaha dengan bekal yang ia pelajari di bidang telekomunikasi

Rajin sedekah/ Credit: HM Fitno via www.instagram.com

Ia benar-benar menggunakan pengalamannya untuk mendirikan sebuah perusahaan penyedia hosting netral pada cakupan indoor telekomunikasi di Indonesia yang diberi nama PT MAC Sarana Djaya. Dilansir dari Cermati , setelahnya ia memiliki berbagai usaha lain yang menambah pundi-pundi kekayaannya mulai dari usaha hotel yang ia namai F Hotel Jakarta, e-commerce fesyen muslim bernama Ebaba, bidang kuliner seperti BANG! Martabak dan Restoran Kampoeng Bangka, bidang properti yang dinamai Villa Padi Jagakarsa, dan masih ada beberapa usaha lainya. Tak heran jika ia sering disebut sebagai pabrik uang karena pendapatannya dari beberapa sumber tersebut.

Selain menjadi sosok yang kaya raya, yang membuat unik HM Fitno adalah kebiasaanya bersedekah hingga puluhan juta setiap harinya. Ia memberikan sedekahnya ke office boy, dhuafa, dan kaum yang membutuhkan. Kita bisa belajar bahwa walaupun kaya raya, sifat dermawannya tak membuatnya jatuh miskin walau bersedekah dalam jumlah besar.

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE