8 Pertanyaan Jebakan Saat Interview Kerja. Yuk, Pelajari Cara Jawabnya

Pertanyaan jebakan saat interview

Tahap interview atau wawancara merupakan tahap yang cukup menentukan untukmu para pencari kerja bisa diterima di suatu perusahaan atau nggak. Dalam prosesnya, pewawancara akan berusaha menyelipkan jenis pertanyaan ‘jebakan’ yang punya tujuan tertentu, misalnya untuk mengetahui bagaimana karaktermu yang sebenarnya dan untuk membuktikan apakah kamu orang yang tepat untuk mengisi sebuah posisi di perusahaan tersebut.

Jika kamu termasuk pribadi yang tenang, kamu nggak akan akan terjebak dengan pertanyaan semacam ini. Sayangnya, nggak semua orang bisa mengontrol diri dan bersikap tenang menghadapi wawancara kerja. Nah, untuk mempersiapkan diri, kamu perlu mempelajari pertanyaan jebakan saat interview yang biasa diajukan. Simak 8 pertanyaan jebakan serta cara menjawabnya yang telah Hipwee Sukses rangkumkan untukmu berikut…

1. “Ceritakan tentang diri Anda!”

Perkenalkan diri dengan baik. Photo by Edmond Dantès via www.pexels.com

Pertanyaan ini paling sering diajukan saat memulai wawancara. Di poin ini, biasanya pewawancara hanya ingin mengetahui gambaran dirimu secara umum. Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menjawabnya. Kamu nggak perlu repot bercerita panjang lebar karena hal ini membuat pewawancara jenuh mendengarkanmu.

Kamu cukup berpegang pada poin-poin seperti; nama, usia, alamat, pendidikan terakhir dan pengalaman kerja. Jangan lupa berikan kesan pertama yang baik, misalnya dengan memberikan senyuman dan gaya bahasa yang lugas untuk menarik minat pewawancara.

2. “Apa kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki?”

Tunjukkan kalau kamu mengenali potensi diri. Photo by Edmond Dantès via www.pexels.com

Pewawancara mengajukan pertanyaan ini untuk menilai seberapa jauh kamu bisa menilai diri sendiri. Pastikan kamu nggak terlihat berpikir keras saat menjawabnya. Jangan pernah ragu untuk menunjukkan kelebihanmu, misalnya; disiplin, pekerja keras, mudah bergaul, dan lain-lain.

Namun, kamu juga perlu berhati-hati untuk menjawab bagian kekuranganmu. Sebisa mungkin hindari jawaban seperti pemarah, moody, susah mengendalikan emosi. Sisi negatifmu ini justru membuat pewawancara berpikir ulang untuk merekrutmu. Cobalah untuk menggali beberapa kekuranganmu dengan gaya cerita yang berbeda. Misalnya, kamu terlalu perfeksionis sehingga pekerjaan terkadang diselesaikan agak lama. Jadi, pewawancara akan melihat sebuah sisi positif dari kekuranganmu tersebut.

3. “Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan ini?”

Ini pengetahuan dasar yang harus kamu pelajari. Photo by Anna Shvets via www.pexels.com

Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui seberapa besar minatmu untuk bekerja di perusahaan tersebut. Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, pelajarilah terlebih dahulu seluk-beluk perusahaan yang kamu lamar sebelum wawancara. Kamu bisa mempersiapkan jawaban umum tentang perusahaan, misalnya; bidang usaha perusahaan dan produk atau jasa yang dijual. Dua hal tadi sudah cukup mewakili keseriusanmu untuk bekerja di perusahaan yang kamu tuju.

Jangan pernah membandingkan perusahaan yang kamu lamar dengan perusahaan tempatmu bekerja sebelumnya. Hal lain yang harus kamu hindari adalah memberikan jawaban negatif seperti masalah-masalah yang sedang dihadapi perusahaan, pendapat yang kurang baik tentang perusahaan, dan lain sebagainya.

4. “Mengapa Anda memilih untuk resign dari pekerjaan sebelumnya?”

Siapkan jawaban ini dengan baik, tidak perlu juga kok menyinggung urusan pribadi. Photo by Tim Gouw via www.pexels.com

Pertanyaan ini biasanya diajukan jika kamu memiliki pengalaman bekerja sebelumnya. Saat pewawancara mengajukan pertanyaan ini, ingatlah untuk nggak memberikan kesan negatif pada keputusanmu untuk resign. Hindari jawaban yang memojokkan perusahaanmu sebelumnya maupun hal-hal yang sifatnya konflik pribadi maupun privasi. Misalnya, gaji nggak sesuai harapan, sistem kerja di perusahaan yang nggak bagus, hubungan dengan rekan kerja yang kurang baik, dan lain-lain.

Jangan berfokus pada masalah yang membuatmu resign, tetapi cobalah untuk menuturkan alasan resign dengan alur cerita yang lebih positif. Contohnya, keinginanmu untuk mencari pengalaman baru, mendapatkan jenjang karier atau penghasilan yang lebih baik, dan yang terpenting adalah keinginan untuk lebih berkembang di perusahaan yang sedang kamu lamar ini.

5. “Prestasi apa yang sudah pernah kamu buat untuk pekerjaan sebelumnya?”

Jangan ragu membanggakan capaianmu, asal nggak muluk-muluk aja. Photo by Gustavo Fring via www.pexels.com

Kamu tak perlu memiliki prestasi muluk-muluk untuk menjawab pertanyaan ini. Pewawancara hanya ingin mengetahui seberapa jauh kamu belajar di perusahaan sebelumnya dan dampak yang bisa kamu berikan untuk perusahaan. Misalnya, di perusahaan yang lama kamu berhasil membuat ide marketing untuk membantu pencapaian target pemasaran, tunjukkan juga jika memang kamu selalu menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan baik dan tepat pada waktunya. Hal ini berguna untuk penilaian pewawancara terhadap inovasi-inovasi yang akan kamu berikan bagi perusahaan.

Namun, kamu juga harus perhatikan bahwa nggak semua prestasi yang membanggakan harus diceritakan. Pilihlah hal membanggakan yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang kamu lamar.

6. “Berapa gaji yang Anda inginkan?”

Siapkan diri untuk berunding masalah gaji. Photo by Tima Miroshnichenko via www.pexels.com

Ini adalah salah satu pertanyaan paling menjebak yang diberikan kepadamu. Kamu harus tahu gaji yang layak untukmu dan keahlianmu. Biasanya, gaji yang diberikan akan berpedoman dari dua hal. Pertama, UMR di kota tersebut. Kedua, pengalaman kerjamu di perusahaan sebelumnya.

Jika kamu fresh graduate, buatlah kisaran gaji di atas UMR tersebut. Jangan sampai gaji yang kamu inginkan terlalu rendah atau bahkan terlalu tinggi dibandingkan UMR. Lain halnya jika kamu sudah memiliki pengalaman kerja beberapa tahun di tempat lain. Tentukan target gaji yang kamu inginkan dan sesuaikan dengan posisi yang kamu lamar. Intinya, pada pertanyaan ini pewawancara mengujimu untuk dapat menghargai diri sendiri dengan layak.

7. “Apa yang akan Anda lakukan seandainya Anda tiba-tiba menjadi orang kaya?”

Pertanyaannya pun bisa dalam bentuk perandaian seperti ini. Photo by Edmond Dantès via www.pexels.com

Jika kamu menganggap ini sebagai pertanyaan di luar topik yang nggak perlu kamu tanggapi secara serius, kamu keliru. Dari pertanyaan ini, pewawancara akan mengetahui apakah kamu tetap akan bekerja saat kamu nggak membutuhkan uang dan bagaimana kamu mengatur keuangan.

Pewawancara ingin mendengar bahwa kamu akan tetap bekerja karena kamu menikmati pekerjaan tersebut. Selain itu, jawaban yang mereka inginkan adalah kamu bisa mengatur keuangan dengan baik. Jika kamu nggak bertanggung jawab dan menghabiskan uangmu begitu saja, mereka akan berpikir bahwa kamu akan melakukan hal yang sama pada uang perusahaan.

8. “Jelaskan, mengapa perusahaan ini harus merekrut Anda sebagai karyawan?”

Yakinkan mereka kalau kamu adalah kandidat terbaik. Photo by fauxels via www.pexels.com

Pertanyaan ini biasanya adalah pertanyaan paling pamungkas yang paling menentukan. Kamu harus membuat closing ini menjadi menarik, ibaratkan kamu menjadi ‘marketing’ untuk dirimu sendiri. Jual dirimu! Tunjukkanlah rasa percaya diri saat menjawab pertanyaan ini. Buat pewawancara yakin pada pengalaman kerja dan keahlian yang kamu miliki selama ini sehingga mereka tertarik untuk memprosesmu ke tahap selanjutnya.

Grogi adalah hal wajar yang dialami semua pelamar kerja. Belajarlah untuk menjawab pertanyaan dengan tepat dan santai. Jangan biarkan dirimu dikendalikan oleh ketegangan. Jika kamu berpikir terlalu keras untuk menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sempurna, hal ini justru bikin kamu terkesan gugup. Semoga sukses untuk interview selanjutnya, ya!

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world

Editor

salt of the earth, light of the world