Sejarah Merek Teh Botol Sosro, Sempat Dibagi Gratis di Pasar sampai Ditaruh di Botol Bekas

kisah teh botol sosro

Apapun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro

Advertisement

Tagline yang satu ini udah nempel banget di telinga karena selalu disebut di setiap iklan secara konsisten. Bahkan nggak hanya itu, mereka juga akan memasang banner di jalan maupun di warung makan dengan tagline yang sama. Tak berhenti sampai situ, merek Sosro juga menjadi salah satu pelopor teh dalam kemasan botol dan bertahan sampai berpuluh-puluh tahun hingga kini.

Siapa sangka merek teh kemasan yang satu ini sempat mengalami jatuh bangun juga, cara berjualan yang unik pun juga sudah dipraktikkan untuk mendongkrak penjualan. Dengan inovasi yang dilakukan akhirnya merek ini tetap eksis dan menjadi makin besar. Yuk ikuti perjalanannya!

Perusahaan ini dimulai dari sebuah perkebunan teh milik keluarga Sosrodjojo yang berada di Jawa Tengah

Tokoh utama dari berdirinya Teh Botol Sosro adalah sosok Sosrodjojo, ketika itu ayahnya memiliki kebun teh di daerah Slawi, Jawa Tengah. Tahun 1940, saat harganya merosot akhirnya Sosrodjojo membuat teh kemasan siap seduh yang sudah diberi merek Teh Cap Botol untuk memasarkannya. Ketika itu, ia baru menjualnya di Jawa Tengah dan ternyata ramuan antara teh hijau dengan melatinya membuat teh ini digemari. Keluarga Sosrodjojo pun memilih untuk memperluas pasarnya ke daerah Jakarta hingga membuat Soegiharto Sosrodjojo bersama para saudara pindah ke sana pada tahun 1953.

Advertisement

Berbagai upaya dilakukan supaya produk teh yang mereka bawa bisa dipasarkan dengan baik di Jakarta

Ketika baru memulai tentu semuanya tak berjalan dengan mulus-mulus saja namun ada saja tantangannya. Salah satu metode yang dilakukan oleh Sosrodjojo sebagai upaya untuk memperkenalkan produk adalah dengan metode Cicip Rasa yaitu dengan berkeliling naik mobil dan menggunakan pengeras suara termasuk ke pasar-pasar. Mereka melakukan demonstrasi menunjukkan proses penyeduhan teh sampai bisa diminum yang dilakukan di tempat sehingga bisa dilihat oleh mereka yang akan membeli, tapi strategi ini justu gagal karena orang-orang harus menunggu lama proses tersebut sehingga membuat bosan.

Advertisement

Tak hilang akal, di kesempatan selanjutnya mereka mengubah metode dengan menaruh teh yang sudah diseduh ke dalam panci-panci tapi mereka justru merugi karena airnya tumpah di jalan disebabkan jalan yang kurang mulus. Inovasi paling efektif akhirnya ditemukan yaitu dengan memasukkan teh tersebut ke dalam botol bekas limun yang sebelumnya sudah dibersihkan.

Melihat tingkat efektivitas yang akhirnya menaikkan penjualan menjadi awal terciptanya merek Teh Botol Sosro

Kemasan botol tersebut akhirnya berlanjut hingga pada tahun 1969 mereka menjualnya dengan label Teh Cap Botol Sosrodjojo yang disederhanakan menjadi Tehbotol Sosro. Desain label tersebut sempat berganti beberapa kali sejak tahun 1969 yaitu pada tahun 1972 dan 1974 yang menjadi paling mirip dengan yang dipakai hingga sekarang. Kesuksesan tersebut membawa berdirinya PT Sinar Sosro yang resmi didaftarkan pada tahun 1974 oleh Soegiharto Sosrodjojo. Teh yang awalnya diproduksi secara manual berganti diproduksi melalui sebuah pabrik yang mampu menghasilkan ribuan botol setiap jamnya.

Saat ini dilansir dari laman resminya, PT Sinar Sosro sudah memiliki 12 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk yang dibuat juga tak hanya dipasarkan di dalam negeri saja tapi juga diekspor ke luar negeri bahkan sampai ke Amerika dan Eropa. Produk yang awalnya hanya teh botol juga sudah berinovasi menjadi produk lain seperti Fruit Tea, TEBS, Air Mineral Prim-A, S-Tee, dan Country Choice.

Wah, ternyata produk yang awalnya hanya teh biasa bisa naik kelas hingga memasuki pasar internasional karena penemuan kemasan ya. Meskipun kelihatan sepele namun setiap inovasi akan layak untuk dicoba hingga menemukan versi terbaiknya.

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE