5 Perusahaan Start-up Indonesia yang Makin Naik Daun Selama Pandemi. Bidang Apa Saja ya?

top startup indonesia

Kalau ngomongin soal perusahaan rintisan atau start-up, mungkin perusahaan-perusahaan raksasa semacam Gojek atau Traveloka yang terpikirkan. Padahal tak hanya dua perusahaan tersebut, ada juga buanyak perusahaan-perusahaan lain yang sedang merintis usaha mereka dari 0 yang berlomba-lomba untuk merangkak ke atas dengan menyajikan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi orang-orang. Beberapa di antaranya belakangan ini mungkin terdengar familier, terutama sejak pandemi hingga new normal.

Advertisement

Mulai dari penyedia sayur mayur hingga bidang pendidikan, start-up yang sedang naik daun kini jadi makin beragam jenisnya. Nah, apa saja sih perusahaan start-up yang sudah mulai meroket belakangan ini? Kita simak yuk beberapa di antaranya!

1. Selama pandemi, banyak orang yang memilih untuk melakukan pemeriksaan secara online yang membuat aplikasi Halodoc laris di pasaran

Halodoc merupakan sebuah aplikasi yang memberikan solusi kesehatan terpercaya dengan memfasilitasi interaksi antara pengguna dengan para dokter. Jadi, para penggunanya bisa periksa dengan berkirim pesan tanpa perlu datang langsung dan antre ke klinik. Aplikasi ini sudah mulai didirikan sejak tahun 2016 oleh Jonathan Sudharta dan makin naik daun karena mendapatkan banyak investor termasuk Bill Gates. Dilansir dari Kompas , transaksi yang terjadi di Halodoc juga meningkat pesat selama pandemi, bahkan sampai 600% lo.

2. Konsumsi makanan sehat menjadi gaya hidup baru bagi banyak orang, hal ini menjadikan TaniHub juga meningkat pesat

View this post on Instagram

A post shared by TaniHub (@tanihub)

Advertisement

Selama ini saat orang ingin membeli sayur maka pilihannya ada beberapa, pertama pergi ke pasar, kedua pergi ke supermarket, dan yang ketiga menunggu tukang sayur lewat. Kini, ada alternatif membeli sayur yang lebih efisien yaitu melalui aplikasi TaniHub. Aplikasi ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan rantai pasokan dan distribusi hasil pertanian. Dalam beberapa kali klik saja, konsumen bisa mendapatkan sayuran sesuai dengan yang dibutuhkan dengan harga yang sepadan. Walaupun sudah berdiri sejak tahun 2016, ternyata TaniHub makin berkembang sejak pandemi. Pada bulan Maret sampai Juli tahun lalu saja, ada 250 petani yang mulai bergabung dengan aplikasi ini. Tak hanya itu,  selama pandemi pelanggan juga naik sebanyak 100% dan transaksi naik sebesar 300%.

3. Sejak belajar dilakukan jarak jauh, aplikasi belajar online seperti Zenius juga mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

Aplikasi bimbel online Zenius sebenarnya sudah ada sejak tahun 2007, peminatnya pun juga cukup loyal karena sistem pembelajaran yang mengutamakan penalaran. Akan tetapi, namanya makin populer sejak adanya pandemi di mana para siswa harus belajar jarak jauh. Dilansir dari Antara, terjadi kenaikan pengguna di beberapa daerah seperti Bangka Belitung 167%, Kalimantan Tengah 110%, Papua 108%. Sampai bulan November tahun 2020 lalu, Zenius sudah melayani sekitar 15 juta pengguna di Indonesia baik diakses menggunakan website atau aplikasi.

4. Pandemi membuat stres meningkat, banyak orang yang akhirnya memilih konseling melalui aplikasi Riliv

Advertisement

Riliv merupakan sebuah aplikasi untuk konseling jarak jauh dengan para psikolog profesional. Aplikasi ini mengalami peningkatan pengunduhan sampai 50%, jumlah penggunanya pun ikut naik sebesar 300%. Hal ini tak bisa dipisahkan dari banyaknya orang-orang yang mulai mengalami serangan kecemasan dan gangguan lain semenjak adanya pandemi. Ruang gerak yang terbatas hingga banyaknya tekanan membuat orang jadi rawan stres dan butuh konseling untuk mengatasinya.

5. Kamu yang suka membeli skincare mungkin familier dengan platform Sociolla, kini ia makin naik daun juga lo

View this post on Instagram

A post shared by Sociolla.com (@sociolla)

Tempat membeli perawatan dan kosmetik online mungkin sudah ada banyak tapi aplikasi Sociolla jadi makin laris karena kualitas produk yang terpercaya dan sering mengadakan diskon. Perusahaan yang didirikan sejak tahun 2015 ini, sudah memiliki 30 juta pengguna hingga akhir tahun 2020 kemarin dengan rekor keranjang belanja tertinggi. Selama pandemi, perusahaan ini juga mendapatkan pendanaan dari beberapa investor global seperti Tamasek Singapura, Pavilion Capital, dan Jungle Ventures sebanyak Rp828,5 miliar.

Beberapa perusahaan tersebut diproyeksikan akan makin berkembang pesat ke depannya dengan adanya pergeseran gaya hidup orang-orang setelah adanya pandemi. Suntikan dana yang didapatkan juga diharapkan membuat aplikasi serta pelayanan yang lain jadi makin maksimal. Adakah salah satu (atau banyak) dari antara mereka ini yang makin aktif kamu gunakan gara-gara pandemi?

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE