9 Kebiasaan yang Jadi Penyebab Otak Lemot dan Gampang Lupa. Kurangi, ya!

Penyebab otak lemot

Punya teman yang ‘lemot’ atau lama nyambungnya saat diajak ngobrol sungguh menjengkelkan. Harus berulang kali dijelaskan baru bisa paham apa yang sedang dibicarakan. Nah, bagaimana kalau ternyata kamu sendiri yang mengalaminya? Sedihnya lagi, sudah lemot gampang lupa pula. Duh, masih muda kok sudah pikun, ya?

Advertisement

Otak lemot dan gampang lupa bukan karena genetik atau tanpa sebab, rupanya bisa banget dipengaruhi oleh gaya hidup sehari-hari. Kelihatannya sih sepele, tapi dampaknya tinggi pada kecepatan berpikir. Kalau dibiarkan saja, lama-lama otakmu bakal menyusut dan menyebabkan demensia (pikun) atau bahkan alzheimer. Segera hindari kebiasaan yang menjadi penyebab otak lemot ini agar kamu lebih ‘cepat menangkap’ dan nggak pikun selagi muda.

1. Sering melewatkan sarapan. Lapar atau nggak, otakmu itu butuh asupan untuk menunjang aktivitas

melewatkan sarapan via bachperformance.com

Banyak orang yang menyepelekan sarapan karena berbagai alasan, mulai dari belum lapar sampai nggak ada waktu. Padahal, nggak sarapan berakibat turunnya kadar gula dalam darah yang jadi ‘bensin otak’ dan asupan nutrisi penting pada otak. Kalau otaknya nggak dikasih makan tapi dipaksa kerja, lemot dong jadinya.

2. Dehidrasi karena malas minum air putih juga bikin otak menyusut dan menghambat fungsinya

kurang minum via magnerd.com

Sel otak sama dengan sel lainnya yang sangat membutuhkan air untuk menghidrasi. Dalam sebuah studi, jika kita berkeringat selama 1 jam, maka bisa membuat otak tua selama 1 tahun. Makanya, jangan biarkan tubuhmu kehausan dengan rutin minum air putih biar otak juga lancar melakukan fungsinya.

Advertisement

3. Radikal bebas yang disebabkan oleh polusi udara mengacaukan kerja otakmu juga

kena polusi via edition.cnn.com

Ternyata otak juga bisa terkena dampak serius akibat polusi udara. Pasalnya, otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi bikin kerja otak jadi nggak efisien.

4. Keseringan main gadget juga bikin otak jadi tumpul. Mulai dari sulit mengingat memori panjang sampai kecanduan

main gadget via dconheels.com

Ketika mainan gadget, kamu akan cenderung berpindah-pindah aplikasi selain buka medsos, bukan? Selain itu, informasi yang tersedia di medsos cenderung informasi yang dangkal, nggak sebanyak dibandingkan informasi dari artikel atau buku. Dibaca 10 detik, selesai.

Advertisement

Otak yang terbiasa memproses informasi yang singkat akan kaget ketika dihadapkan dengan informasi panjang. Konsentrasinya nggak biasa dipaksa lama.

Banyaknya medsos juga bikin kamu gelisah untuk selalu ngecek notifikasi. Adanya perasaan ‘nagih’ ini bikin konsentrasimu gampang buyar. Kalau konsentrasi sudah buyar, ujung-ujungnya gampang lupa, kan?

5. Begitu pun dengan googling. Kemudahan mengakses informasi dari Google bikin kamu malas membongkar memori di otak

Berkembangnya teknologi menjadi kemudahan sekaligus bencana bagi saraf. Mencari alamat, nomor telepon, atau info apa pun melalui Google bikin kamu jadi nggak mengandalkan memori sendiri. Hipokampus (bagian otak yang membentuk memori) berhubungan dengan ingatan yang paling baru. Googling memengaruhi teknik penyimpanan memori tersebut. Kebiasaan yang dikit-dikit googling bikin memori-memori lama di otak jadi terhapus lantaran nggak pernah dibongkar. Akibatnya, rentang ingatan otak jadi menurun.

6. Melakukan banyak aktivitas alias multitasking memaksa otak membagi-bagi fokus. Akhirnya stres, lalu susah mengolah memori alias gampang lupa

multitasking via www.newscientist.com

Ketika seseorang melakukan multitasking, sebenarnya mereka hanya berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya dengan cepat. Dan setiap kali mereka melakukan hal tersebut, otak akan bekerja dua kali lebih banyak dan kelelahan. Kapasitas kognitif manusia yang terbatas menandakan bahwa kita nggak bisa fokus pada tugas yang terlalu banyak, termasuk juga multitasking. Selain itu, ‘gempuran’ tugas yang berubah-ubah bikin otakmu susah mengolah informasi dan menyimpannya di memori.

7. Orang yang terlalu banyak makan makanan yang mengandung lemak, daya ingatnya jadi kurang baik dan rentan rusak

kebanyakan makan lemak jenuh via www.wweek.com

Pola makan berpengaruh terhadap otak dalam mengingat sesuatu. Jika kolesterol, glukosa, atau tekanan darah terlalu tinggi, pembuluh darah di sekitar otak akan rentan mengalami kerusakan. Orang yang mengonsumsi banyak lemak jenuh akan menghambat fungsi otak sehingga daya ingatnya lebih buruk dibandingkan mereka yang nggak banyak makan lemak. Mending perbanyak konsumsi makanan dengan omega 3 dan protein yang berperan dalam menjaga daya ingat otak.

8. Mager alias malas gerak lama kelamaan akan mengecilkan hipokampus yang ujung-ujungnya bikin kamu jadi mudah lupa

malas-malasan via www.videoblocks.com

Nggak cuma bagus untuk kesehatan tubuh, olahraga juga bagus buat otak. Berolahraga secara rutin mampu membesarkan hipokampus. Jadi kalau hipokampusmu terlatih, memori otak pun jadi lebih kuat. Olahraga juga bisa memperbaiki mood dan kualitas tidur, mengurangi kecemasan dan stres, yang mana kedua hal ini berpengaruh pada kemampuan kognitif otak. Yuk ah, nggak ada kata terlambat buat berolahraga!

9. Kurang tidur bikin ingatanmu nggak tersimpan dengan baik di otak. Akibatnya, kamu bakal lebih mudah lupa mengingat sesuatu hal

kurang tidur via www.huffingtonpost.com

Saat tidur, otak mengubah ingatan jangka pendek menjadi jangka panjang. Proses ini terjadi saat kamu benar-benar tidur nyenyak. Sehingga, saat kamu kurang tidur, memori otak nggak akan sampai ke penyimpanan. Kamu pun jadi lebih mudah lupa mengingat memori jangka pendek, seperti nama orang misalnya.

Selain 9 penyebab di atas, otak juga lebih rentan tumpul dan rusak jika kamu punya kebiasaan merokok, minum alkohol, juga stres berkepanjangan. Kurang-kurangin lho dari sekarang, mumpung masih muda, jaga baik-baik kesehatan otakmu juga ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world

Editor

salt of the earth, light of the world

CLOSE