Ingin Jadi Pemilih Cerdas? Pastikan Kamu Melakukan Hal Ini

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia akan berlangsung kurang dari 1 bulan lagi. Sudah tahu hendak memilih siapa dalam pesta demokrasi kali ini? Memutuskan siapa yang akan jadi pemimpin negara kita untuk 5 tahun ke depan bukanlah hal yang remeh. Kamu perlu benar-benar mempertimbangkan banyak hal sebelum menjatuhkan pilihan.

Kali ini Hipwee akan memaparkan hal-hal apa yang perlu kamu tahu dari kandidat calon pemimpin bangsa ini. Plus, hal-hal apa yang kamu perlu acuhkan dari mereka. Sudah siap jadi calon pemilih yang cerdas?

Sebelum menjatuhkan pilihan, kamu perlu melakukan hal-hal ini:

1. Sudah Tahu Visi-Misi Kandidat Capres dan Cawapres?

Janji manis adalah hal yang sering dilontarkan menjelang pemilihan umum. Kandidat bisa menjanjikan berbagai hal, namun pada akhirnya visi-misinya lah yang akan menjadi penyambung lidah bagi aksi yang benar-benar akan dia lakukan. Dari visi-misi itu lah kita bisa melihat komitmen calon pasangan terhadap berbagai isu.

Kenali visi misi calon pilihanmu

Kenali visi misi calon pilihanmu via habibiezone.files.wordpress.com

Takut bosen baca visi dan misi yang bertele-tele? Sekarang kamu udah nggak perlu khawatir lagi. Kedua tim sudah mempersiapkan web asyik yang bisa kamu kunjungi. Untuk mengetahui visi dan misi Jokowi dan JK kamu bisa mengakses ke laman ini . Sementara visi dan misi pasangan Prabowo-Hatta dituangkan dalam laman ini .

Kedua pasangan sudah menyiapkan web yang bisa diakses

Kedua pasangan sudah menyiapkan web yang bisa diakses via cdn.klimg.com

Sudah tidak ada lagi alasan kamu enggan memilih karena tidak mengenal kandidat yang akan maju ke Pemilu Presiden 2014. Semua informasi tentang komitmen program mereka telah tersedia di hadap mata. Tinggal browsing internet sebentar juga ketemu, kok.

2. Gali Dulu Idealismemu

Kata Tan Malaka Soal Idealisme

Kata Tan Malaka Soal Idealisme via stat.ks.kidsklik.com

Anak muda Indonesia kadang tidak peduli pada pentingnya idealisme. Kita kerap terseret arus populer, sehingga menentukan pilihan hanya berdasar apa yang sedang in atau hip saat itu. Mengikuti apa yang paling banyak diminati orang jadi hal yang paling “normal” untuk dilakukan. Padahal, krusial untuk benar-benar mengetahui hal yang paling penting buatmu. Tanpa harus mengindahkan pendapat orang lain.

Setelah mengetahui visi dan misi kandidat, tanyakan pada dirimu sendiri sebelum memutuskan memilih: “Apa yang paling aku harapkan dari kandidat presiden selanjutnya?” ; “Indonesia seperti apa yang ingin aku lihat di masa depan?”. Kalau kamu belum atau enggak mau mengasosiasikan diri dengan idealisme manapun, pertanyaan mendasar tersebut bisa jadi panduanmu untuk menentukan pilihan.

Gie, salah satu anak muda idealis

Gie, salah satu anak muda idealis via 25.media.tumblr.com

Cari kandidat yang kamu rasa paling mungkin mewujudkan harapanmu. Sesuaikan keinginanmu dengan program dan visi mereka. Pilihlah kandidat yang secara rasional paling dekat dengan idealisme yang kamu yakini.

3. Jangan Malas Luangkan Waktu Nonton Debat Capres-Cawapres

Sisihkan waktu untuk nonton debat capres

Sisihkan waktu untuk nonton debat capres via media.viva.co.id

Sekarang perkembangan media memberikan kita kemudahan untuk melihat secara langsung bagaimana calon presiden dan wakil presiden kita memberikan pandangannya tentang sebuah isu. Selama bulan Juni hingga pertengahan Juli mendatang, akan diselenggarakan 5 kali debat Capres-Cawapres (jadwal selengkapnya, disini ). Luangkan waktu untuk nonton debat ini. Jangan cuma nonton acara yang isinya joget-joget sama bagi duit itu.

Dalam setiap debat, kandidat Presiden dan Wakil Presiden akan dihadapkan pada isu yang berbeda. Di situlah kamu bisa secara jelas mengetahui bagaimana program-program nyata yang akan ia laksanakan kelak jika terpilih. Kalau perlu, catat poin dari setiap debat dan elaborasikan lagi di debat selanjutnya. Kamu akan bisa melihat mana yang cuma pintar bicara dan mana yang benar-benar konsisten terhadap komitmennya.

Kalau ketinggalan siaran langsungnya di televisi, sekarang juga sudah ada Youtube tempat kamu bisa menonton ulang debat yang sudah berlangsung. Banyak sekali jalan untuk mengetahui sudut pandang calon pemimpin yang akan mengomandani negeri ini. Tinggal kita saja yang harus pintar-pintar memanfaatkan.

4. Kepo-in Mereka di Media Sosial

Twitter Jokowi

Semua kandidat capres dan cawapres punya akun di jejaring sosial. Mereka juga sama seperti kita, menggunakan akun media sosial untuk menyampaikan ide, curhatan dan gagasannya. Bedanya Bapak-Bapak ini kebetulan sedang mencalonkan diri untuk jadi orang nomor 1 dan 2 di republik ini.

Salah satu kicau Prabowo

Salah satu kicau Prabowo via img.qz.com

Belum tahu apa akun twitter mereka? Nih ya Hipwee kasih tahu: Prabowo (@Prabowo08 ), Jokowi (@Jokowi_do2 ), Hatta Rajasa (@hattarajasa ) dan Jusuf Kalla (@Pak_JK ). Gak ada salahnya jika mulai sekarang kamu follow akun mereka untuk mendapatkan perkembangan informasi tentang masing-masing kubu secara real time. Kalau punya pertanyaan kamu pun bisa langsung mention ke Bapak-Bapak ini. Keempat kandidat Capres dan Cawapres kita ini cukup ramah kok meladeni pertanyaan konstituen via jejaring sosial.

5. Ketahui Rekam Jejak Kandidat

Ketahui rekam jejak kandidatmu

Ketahui rekam jejak kandidatmu via 3.bp.blogspot.com

Janji manis bisa menipu, namun apa yang sudah pernah dilakukan akan jadi bukti nyata bagaimana kinerja calon presiden dan calon wakil presiden kita. Kedua pasang calon kandidat pernah punya jabatan: ada yang sipil (jabatan publik), ada yang militer. Mereka adalah pribadi yang bisa dinilai secara rasional dari rekam jejak yang mereka miliki.

Dari web masing-masing calon kamu bisa mengetahui riwayat kerja yang pernah mereka lakukan. Prestasi apa yang pernah dicapai, permasalahan apa yang dihadapi dan diselesaikan, plus kegagalan apa yang pernah terjadi selama masa jabatan. Apa yang pernah mereka lakukan saat menduduki jabatan akan jadi peta yang baik untuk menunjukkan bagaimana mereka akan bertindak saat memegang pucuk komando tertinggi di negara ini.

6. Cari Sumber Berita yang Netral. Biasakan Bersikap Kritis dan Kroscek Informasi

Cari sumber berita yang netral

Cari sumber berita yang netral via media.viva.co.id

Sekarang ini black campaign bertebaran dimana-mana. Informasi ngawur yang disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab demi menjatuhkan pihak lawan kerap jadi sumber data yang menyesatkan. Ngerinya, gak cuma oknum aja. Media cetak dan elektronik juga kerap ditunggangi oleh kepentingan.

Demi menjaga objektivitasmu sebagai pemilih, pastikan kamu punya sumber informasi yang netral. Jangan langsung percaya pada berita yang kamu dapat, bandingkan dulu dengan pemberitaan di media lain. Terlebih jika informasi tersebut kamu dapatkan dari kicauan di sosial media. Selalu cari data yang bisa mendukung informasi tersebut. Informasi viral yang banyak dibicarakan oleh orang-orang disekitarmu itu belum tentu valid, loh.

Kalau Hal Diatas Tadi Penting Untuk Dilakukan, Ini Adalah Hal yang Sepatutnya Tidak Jadi Pertimbanganmu Dalam Memilih Capres dan Cawapres:

1. Agamanya Apa/Agamanya Bagaimana?

Yang penting pilih yang jujur

Yang penting pilih yang jujur via statik.tempo.co

Keyakinan kepada Tuhan adalah hal paling personal yang dimiliki oleh seseorang. Akan gak adil jika kita sebagai manusia berusaha menilai seseorang dari hubungan vertikal-nya dengan Sang Maha. Siapa kita sih, bisa menilai keimanan seseorang?

Secara konstitusi, siapapun yang berkewarganegaraan Indonesia- dengan latar belakang agama apapun – berhak mencalonkan diri menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Satu-satunya syarat tentang agama hanya tercantum pada pasal 6 poin (a) yaitu “Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa”. Selengkapnya soal Undang-Undang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden bisa kamu lihat disini.

Udah bukan jamannya kampanye hitam

Udah bukan jamannya kampanye hitam via images.harianjogja.com

Selain berangkat dari sudut pandang Hak Asasi Manusia dan pemahaman bahwa keimanan tidak bisa diukur oleh manusia, mengesampingkan urusan agama juga jadi bukti bahwa kamu mempercayai sistem check and balance dalam demokrasi Indonesia. Tidak peduli agamanya apa, seorang pemimpin tidak akan bisa semena-mena menjalankan pemerintahan sesuai keinginannya sendiri. Dalam sebuah negara demokrasi, keinginan rakyat akan didengar dan disuarakan lewat wakil-wakil kita yang terhormat di DPR. Belajar memilih secara objektif dan meletakkan isu agama disamping bisa jadi awal yang baik bagi sistem demokrasi kita.

2. Punya Istri Atau Enggak / Bagaimana Anak-Anaknya?

Masa kecil Prabowo Subianto

Masa kecil Prabowo Subianto via images.harianjogja.com

Isu soal keluarga juga bukan jadi hal yang relevan untuk jadi bahan pertimbanganmu memilih. Capres dan Cawapres ini adalah manusia biasa yang juga punya kelemahan dalam kehidupan personal. Walau ada Zhang Xin yang sempurna dalam kehidupan personal dan karir, namun banyak juga kok pemimpin yang kehidupan personalnya tidak mulus.

Obama dan Michelle saja melewati masa-masa curam dalam pernikahan mereka, seperti yang pernah Hipwee tulis di artikel soal kesuksesan dan cinta ini. Punya keluarga dan anak-anak yang tanpa cela itu tentu kebahagiaan bagi setiap individu, namun jika masih ada kekurangan maka bukan berarti dia buruk sebagai calon pemimpin.

3.” Suku X Ya? Iiih Kalau Orang Suku X Kan Gini” (kemudian berspekulasi)

Suku udah nggak penting

Suku udah nggak penting via satelitnews.co

Kultur tempat seseorang dibesarkan memang bisa membentuk nilai-nilai dalam dirinya. Namun, kultur tidak serta merta membentuk perilaku. Semuanya kembali pada karakter dan integritas diri orang tersebut. Lagian udah bukan jamannya banget nggak sih memilih seseorang berdasar suku? Kita sepatutnya sudah harus lebih dewasa menghadapi perbedaan.

4. Dia Kaya Atau Enggak Sih?

Sudah kaya atau belum bukan jaminan

Sudah kaya atau belum bukan jaminan via i0.wp.com

Katanya, kalau milih calon pemimpin yang udah settle secara finansial maka kemungkinan korupsi bisa diperkecil. Well, mau sekaya apapun orang itu kalau nggak punya integritas ya tetap saja bisa tergoda untuk korupsi.

Lebih baik pilih dia yang berintegritas dan mau diaudit secara terbuka, terlepas dari jumlah kekayaan yang sudah dimiliki saat ini.

Nah, itu tadi beberapa cara yang bisa kamu terapkan agar jadi pemilih cerdas di pemilu mendatang. Sudah lebih siap dong menghadapi pesta demokrasi Indonesia?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.