7 Fakta Tentang Gejala Usus Buntu yang Menyesatkan. Biji Jambu atau Cabai Tak Ada Hubungannya

Gejala usus buntu

Setiap orang punya organ yang namanya usus buntu. Ketika usus buntu ini mengalami gangguan, maka jadilah penyakit yang juga kerap disebut usus buntu atau apendisitis. Meski umum terjadi, penyakit usus buntu ini nggak bisa dianggap sepele. Bisa berujung fatal kalau nggak cepat ditangani. Gejalanya pun beragam, gejala usus buntu pada remaja dan gejala usus buntu pada wanita dewasa bisa jadi berbeda.

Masalahnya, banyak orang yang meyakini beragam kepercayaan terkait usus buntu, terutama mengenai gejala usus buntu dan penyebabnya. Beberapa orang menganggapnya benar, tapi sebetulnya banyak juga informasi yang keliru dan cenderung menyesatkan. Daripada kamu ikutan sesat, mending baca dulu penjelasan Hipwee Tips berikut untuk membedakan mitos dan fakta terkait usus buntu.

1. Usus buntu itu organ yang nggak ada faedahnya

penampakan usus buntu | credit: corbacserdar.gmail.com via id.depositphotos.com

Ini mitos. Kalau dilihat dari bentuk usus buntu yang menyerupai cacing, sekilas memang nampak nggak ada gunanya. Tapi, usus yang menggantung alias buntu dan nggak tersambung dengan bagian lain ini ikut berperan meningkatkan jumlah bakteri baik dalam tubuh yang membentengi tubuh dari serangan kuman penyakit. Maka dari itu, gejala usus buntu dan cara mengetahuinya perlu kamu pahami betul.

2. Makan biji cabai atau jambu menyebabkan radang usus buntu

biji cabai | credit: Susan Peters-Chesley via pixabay.com

Banyak orang menyangka bahwa menelan biji jambu atau cabai bisa mengakibatkan penyumbatan yang akhirnya menyebabkan radang usus buntu. Padahal ini keliru. Biji cabai atau jambu yang tertelan ini akan ikut keluar bersama feses.

Penyebab usus buntu yang meradang adalah karena infeksi yang bikin usus buntu membesar, rapuh, dan nyeri. Penyebab lainnya adalah karena sumbatan gumpalan tinja, cacing, atau tumor. Kalau nggak segera ditangani, biasanya bakal menjadi gejala usus buntu kronis.

3. Berlarian setelah makan menyebabkan gangguan usus buntu

berlarian | credit: Moon bhuyan via pixabay.com

Mitos ini juga sama sekali nggak ada hubungannya dengan kesehatan atau gejala usus buntu pada anak. Berlari setelah makan memang terkadang menyebabkan nyeri perut, tapi nyeri perut yang satu ini bukan merupakan gejala usus buntu yang sudah parah. Rasa nyeri ini timbul karena sirkulasi darah yang seharusnya menuju usus dialihkan ke otot.

4. Masalah usus buntu bisa terjadi karena kebanyakan makan mi instan

makan mi instan | credit: tirachardz via www.freepik.com

Nah, pernyataan ini biasanya jadi jurus orang tua agar anaknya nggak terlalu sering makan mi instan. Padahal nggak ada hubungannya kandungan dalam mi instan dengan gejala usus buntu akut. Yang benar itu, mi instan merupakan makanan yang minim gizi dan minim serat, sehingga nggak baik buat sistem pencernaan.

Intinya, gangguan usus buntu ini bukan karena makanan, tapi karena peradangan.

5. Sering menahan BAB juga bisa sebabkan usus buntu

menahan BAB | credit: jcomp via www.freepik.com

Masyarakat juga sering mengaitkan radang usus buntu dengan seringnya menahan buang air besar (BAB). Tapi ini keliru, ya. Meskipun radang usus buntu bisa disebabkan karena adanya feses yang mengeras dan menyumbat usus buntu, ini bukan semata-mata karena sering menahan BAB.

Perbanyak konsumsi buah dan sayuran aja biar fesesmu nggak mengeras dan bisa dikeluarkan dengan lancar.

6. Setiap nyeri perut pasti disebabkan oleh usus buntu

sakit perut | credit: jcomp via www.freepik.com

Ini mitos, ya. Gejala radang usus buntu memang hampir sama dengan gejala penyakit lain seperti mag, infeksi saluran kencing, atau kanker usus besar, tapi radang usus buntu juga punya tanda yang khas.

Awalnya, nyeri dirasakan di ulu hati, disertai rasa begah, kembung, atau mual muntah. Nyeri ini lalu berpindah ke perut kanan bawah dan terasa sangat menusuk. Gejala lainnya biasanya demam, nggak enak badan, dan penurunan nafsu makan. Segera temui dokter kalau kamu merasakan gejala nggak biasa seperti ini.

7. Radang usus buntu bisa sembuh dengan sendirinya

cek ke dokter | credit: photographee.eu via id.depositphotos.com

Pernyataan ini nggak sepenuhnya benar. Pada sebagian kasus, keluhan nyeri yang dirasakan memang bisa mereda dan kemudian menjadi apendisitis kronis. Tapi bukan berarti peradangan ini akan sembuh dengan sendirinya. Umumnya diperlukan pengobatan khusus seperti pemberian antibiotik dan anti peradangan. Jadi, cara mengecek usus buntu sendiri bukanlah solusi, lebih baik periksakan ke dokter yang ahli.

Kalau nggak ditangani dengan cepat, gejala usus buntu pecah bisa terjadi kapan saja dan menyebabkan penyebaran infeksi serta pendarahan hebat yang mengancam jiwa.

Setiap organ manusia itu diciptakan bukanlah tanpa arti. Jadi jangan pernah sepelekan usus buntu dan masalahnya. Jangan juga mudah percaya dengan kata orang yang belum tentu terbukti kebenarannya. Baiknya konsultasikan ke dokter jika kamu merasakan gangguan seperti nyeri perut yang nggak biasa, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world

Editor

salt of the earth, light of the world