Kamu salah kalau mengira tanah liat hanya berguna sebagai bahan baku pembuatan batu bata saja, maaf saja kurang tepat. Nyatanya, materi ini juga bisa diolah menjadi camilan unik. Begitulah yang dilakukan oleh warga Tuban, Jawa Timur. Mereka rutin membuat camilan yang berasal dari tanah liat yang benar-benar masih bersih dan tanpa campuran apapun. Ampo namanya. Kalau penasaran, kamu bisa coba bikin sendiri kok ya..
ADVERTISEMENTS
Silahkan berjalan-jalan dan nikmati wisata kuliner daerah Tuban, Jawa Timur. Percayalah, kamu akan menemui sebuah kudapan lokal yang menarik untuk dicoba dan dinikmati
Kudapan khas Tuban ini jadi menarik lantaran terbuat dari bahan yang nggak biasa. Bahan yang biasa dikenal orang selalu berada di sawah atau kebun, kini ada di meja makan. Apa nggak menakjubkan? Ampo namanya, bukan snack atau kudapan biasa. Terbuat dari tanah liat murni alias lempung, inilah kudapan sehari-hari masyarakat Tuban. Mereka memosisikan ampo sebagai makanan ringan atau camilan. Utamanya, digemari oleh kalangan wanita yang sedang hamil lho.
ADVERTISEMENTS
Oleh masyarakat Tuban, Ampo dipercaya dapat menguatkan sistem pencernaan dan mengobati berbagai macam penyakit lho. Orang-orang Indonesia emang pada hebat ya, nggak butuh suplemen dan vitamin kalau begini mah~
Makanan dari tanah liat ini sudah menjadi makanan tradisional yang super menyehatkan oleh masyarakat Tuban. Kalau kamu sering mendengar, yang sehat biasanya nggak enak, ini sebaliknya. Kata mereka sih, rasa tanah liat panggang ini tak jauh beda seperti saat memakan stik coklat yang sangat nikmat. Cemilan yang sudah disantap secara turun-temurun ini biasa disandingkan dengan teh manis hangat atau kopi saat sore hari. Kamu pengen nyoba nggak sih sesekali?
ADVERTISEMENTS
Kebiasaan makan lempung ini disebut juga dengan geofagi. Tak hanya di Tuban, ternyata hal ini juga dilakukan oleh beberapa masyarakat di belahan dunia. Indonesia sudah go international sejak lama ternyata~
Kebiasaan ini dimiliki oleh orang yang tinggal di daerah tropis dan hangat. Jadilah kebiasaan ini pun banyak dimiliki oleh mereka dari berbagai dunia, meski sebagian besar negara yang punya kebiasaan makan tanah liat ini tak pernah mengakuinya sih. Kalau masyarakat Tuban percaya bahwa ampo menyehatkan dan bagus untuk pencernaan, masyarakat dunia bahkan ada yang percaya kalau makanan ini bisa merawat kecantikan tubuh lho. Coba deh kamu buktiin ke Tuban, tanya warganya yang cukup berumur, pasti mereka sudah mengonsumsi ampo sejak kecil.
ADVERTISEMENTS
Kalau kamu bayangkan ada resep warisan leluhur untuk membuat camilan khas ini, kamu salah. Sama sekali tak ada resep khusus, dan proses pembuatannya cukup mudah lho
Cara membuatnya, hanya tanah bersih yang tidak tercampur dengan bebatuan atau apapun. Untuk membuat adonan, tanah ditambah air sedikit demi sedikit sambil sesekali ditumbuk dengan alat semacam palu besar dari kayu. Kemudian adonan dipadatkan dengan membentuk persegi, lalu mengikisnya dengan stik dan membentuknya seperti gulungan. Stik inipun sudah dibakar dan diasapi selama satu jam. Jadilah ampo yang siap untuk dimakan.
ADVERTISEMENTS
Makanan ini biasanya dijual di pasar, harga jualnya pun relatif murah. Yakni senilai Rp 5 ribu per kg nya. Pelanggannya sampai sekarang ternyata juga masih ada kok
Pelanggan ampo ialah mereka para penjual batu kapur dan para penjual bunga setaman untuk keperluan ziarah dan sesajen. Selain itu, kebanyakan konsumen yang membeli ampo justru banyak dari kalangan ibu atau wanita yang sedang hamil. Mereka sedang ‘ngidam’ yang cukup aneh, ingin dibelikan dan makan ampo sebagai camilan. Biasanya, ada ibu hamil yang ngidam ampo dan memakannya. Setelahnya, dia merasakan perutnya terasa dingin dan sejuk seperti minum air yang keluar dari kendi tanah liat. Ampo pun juga selalu masuk list keperluan dalam membuat sesajen. Sebab, konon katanya, pernah ada orang kesurupan saat membuat sesajen akibat lupa menyiapkan ampo di dalamnya. Ya, namanya juga tradisi. Hingga saat ini, para penjual ampo di pasar minimal meraih penghasilan Rp 20 ribu per harinya.
Indonesia memang unik dan kaya ya, segalanya ada dan istimewa. Kapan kamu mau ke Tuban dan punya nyali menjajal camilan unik dan sarat akan tradisi ini?