Kalau Gini, Siapa yang Salah? Dilema Klasik Naik Transportasi Umum Ini Pasti Pernah Kamu Alami

Penumpang menyebalkan

Saat bepergian naik pesawat, kereta, bus, atau kendaraan umum lainnya, kita pasti seringkali mengalami dilema yang satu ini. Persoalan memundurkan kursi atau jadi orang yang ‘menerima’ unduran kursi penumpang di depannya. Idealnya sih jelas, jarak antar kursi diukur sedemikian rupa sehingga semua penumpang bisa dengan nyaman mengundurkan kursi tanpa mengganggu penumpang di belakangnya.

Advertisement

Namun kenyataannya, banyak juga kendaraan umum yang kursinya terlalu berdempetan sampai-sampai urusan mengubah posisi kursi menimbulkan rasa sungkan atau bahkan baku hantam. Seperti kasus viral beberapa waktu lalu yang terjadi di Amerika Serikat, seorang penumpang pesawat maskapai American Airlines bernama Wendi Williams mengaku sampai harus operasi leher karena bertengkar dengan penumpang lainnya gara-gara masalah memundurkan kursi. Penumpang itu memukul-mukul kursi Wendi karena tidak terima Wendi memundurkan kursinya ke belakang.

Yang lebih mengagetkan, ternyata unggahan Wendi ini justru menimbulkan pro-kontra yang semakin panjang. Mereka yang simpati dengan Wendi, setuju bahwa itu memang hak penumpang untuk memundurkan kursi supaya lebih nyaman. Namun banyak juga yang justru menyalahkan Wendi dan menyebutnya kurang toleran mengingat sempitnya tempat duduk pesawat. Cek deh cerita selengkapnya…

Ungkapkan kekesalannya karena kursinya dipukul-pukul penumpang lain di pesawat, Wendi justru juga balik diserang oleh sejumlah orang yang menganggap tindakannya memundurkan kursi itu kurang toleran

Advertisement

Dilansir dari CNN , seorang perempuan bernama Wendi Williams mengunggah pengalamannya saat naik pesawat pada awal Februari. Saat penerbangan dari New Orleans ke Charlotte, ada seorang lelaki yang meninju kursinya dari belakang. Akibatnya, tulang belakang leher Wendi bermasalah dan dia harus menjalani operasi.

Namun lelaki itu melakukannya bukan tanpa alasan. Ternyata dia kesal dan terganggu karena Wendi memundurkan kursinya ke belakang sehingga membuat area duduknya menjadi jauh lebih sempit. Lelaki itu sempat meminta Wendi memajukan kursinya saat hendak makan. Wendi pun menurut. Namun begitu sang lelaki selesai makan, Wendi kembali memundurkan kursinya. Lantas terjadilah keributan yang nggak terelakkan.

Wendi kemudian mengunggah kekesalannya secara online. Namun tidak disangka-sangka, ternyata justru banyak orang yang balik menyalahkan Wendi yang seenaknya memundurkan kursi di pesawat yang sempit. Tetapi banyak juga yang simpati terhadap kejadian yang menimpa Wendi dan berpendapat wajar-wajar saja kalau penumpang ingin menggunakan fungsi recliner di kursi.

Advertisement

Situasi seperti ini mungkin juga pernah kita alami sendiri. Supaya nggak ribut dengan penumpang lain, sebaiknya tahu diri dan saling toleransi

Penumpang yang terganggu via www.marketwatch.com

Saat naik transportasi umum, tentunya kita akan berdampingan dengan orang-orang lain. Karena itulah kita perlu tahu diri demi kepentingan bersama. Misalnya aja saat naik pesawat. Memang enak rasanya kalau kita memundurkan kursi ke belakang. Namun bagaimana dengan penumpang yang duduk tepat di belakang kita? Barangkali dia terganggu karena ruang geraknya jadi lebih sempit. Jadi sebaiknya mundurkan kursi saat waktu tidur aja.

Selain di pesawat, kita juga perlu melakukan hal serupa saat naik transportasi umum lainnya. Contohnya saat naik bus atau kereta api. Pastikan kita hanya menempati satu tempat duduk aja supaya kursi di sebelah bisa dipakai orang lain. Barulah kalau suasana sepi, kita bisa menaruh barang bawaan di kursi dekat kita.

Pihak pembuat kendaraan juga perlu lebih memerhatikan kenyamananan penumpang. Dengan fasilitas yang lebih lega, tentu orang-orang lebih puas

Utamakan kenyamanan penumpang via www.yahoo.com

Alangkah baiknya kalau jarak antara tempat duduk dibuat cukup luas. Jadi penumpang bisa memundurkan kursi tanpa takut mengganggu orang di belakangnya. Tentu penumpang juga nyaman karena bisa menggerakkan kaki dengan lebih bebas. Namun tentunya, fasilitas semacam ini harus dipertimbangkan dengan matang. Sebab kalau jarak antara kursi diperlebar, berarti jumlah kursinya menjadi lebih sedikit. Jadi jumlah penumpang yang bisa diangkut pun berkurang.

Solusi semacam itu bisa dilakukan kalau pihak transportasi mempunyai dana yang besar, atau pemerintah mau memberi bantuan finansial. Bisa juga dengan menaikkan harga tiket penumpang. Namun tentunya fasilitasnya juga perlu naik, supaya para penumpang juga puas~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE