7 Hal yang Harus Kamu Rahasiakan dari Anakmu Nanti. Sama Sekali Nggak Boleh Sampai Bocor!

Sudah bukan waktunya main-main buat kamu yang ada di posisi usia lebih dari seperempat abad. Di usiamu yang mendekati 30 ini, tentu sudah masanya untuk menikah dan punya anak. Hal ini akan membuatmu berubah 180 derajat, lantaran kamu yang dulu masih bisa bermanja-manja ke orangtua, kini harus belajar mengurus anak dan suami. Tanggung jawabmu besar. Harmonis atau tidaknya keluargamu nanti, salah satu faktor pendukungnya ada pada cara kamu sebagai seorang ibu dan istri dalam membangun keluarga.

Advertisement

Hal itu juga dilihat dari anak-anakmu berkembang seperti apa di kemudian hari. Bagaimana kamu mendidiknya menjadi tolok ukur pertumbuhan mereka kelak. Oleh karena itu, kamu nggak boleh asal berkata, bersikap, dan memberikan informasi kepada anak. Biar kamu mulai terbiasa, simak yuk hal-hal apa saja yang harus kamu rahasiakan dari anak-anakmu nanti berikut ini.

1. Jangan pernah pamer betapa nikmatnya makan junk food kalau nggak mau anakmu jadi pecandu berat makanan instan super enak ini

Jangan beritahu rasanya via www.babycenter.com

Nggak ada yang bisa menolak kelezatan junk food. Mau apapun jenis makanannya, pasti banyak yang suka. Tapi, karena kalau keseringan mengonsumsinya juga nggak baik, kamu harus menahan makan di depan anak-anak atau menceritakan kenikmatan makanan super enak itu ke anak-anakmu nanti. Apalagi saat mereka masih kecil dan masih belum mengerti apa-apa. Daripada nanti keturunanmu jadi pecandu berat makanan instan, lebih baik tahan ya untuk nggak pamer ke mereka.

2. Rasa malas saat akan membersihkan rumah nggak perlu diceritakan juga. Apa kamu mau anakmu nanti jadi ogah-ogahan berbenah rumah?

Malas bersih-bersih kamu jangan dipamerkan via www.womansday.com

Serajin-rajinnya kamu membersihkan rumah, pasti ada saatnya kamu lagi malas. Bukan cuma bersihkan rumah saja, tapi juga malas masak dan hal lainnya. Karena orangtua adalah contoh bagi anak-anak, maka sebaiknya kamu menahan rasa malas tersebut saat ada anak-anak ya. Misalnya ada yang bertanya ‘Mama kok nggak menyapu rumah?’, jawablah dengan ‘Iya nanti, ini mau ngerjain yang lain dulu’. Hehe..

Advertisement

3. Ajarkan anak untuk mencintai sayuran lewat manfaat-manfaat yang didapat. Bukan dengan menakuti mereka dampak buruk apa yang dialami kalau nggak makan sayur

Ajarkan mereka mencintai sayuran via www.goodnet.org

Biasakanlah mengajarkan segala sesuatu kepada anak-anak dengan menjunjung tinggi ketulusan hati. Ya, dengan mengerjakan melalui rasa tulus akan terasa jauh lebih nyaman dan mudah. Termasuk dalam mencintai sayuran. Bahan makanan yang kaya manfaatnya ini memang seringkali nggak disukai anak-anak. Rasanya yang pahit atau hambar adalah salah satu alasan mengapa mereka memilih untuk tidak memakannya. Meski begitu, jangan beri tahukan tentang dampak buruk yang didapat kalau nggak makan sayur. Karena hal itu seperti sebuah ancaman atau dan juga paksaan. Lebih baik ungkapkan berbagai manfaatnya. Dengan begitu mereka akan lebih mudah menyukainya.

4. Rasa sakit ketika melahirkan nggak perlu diceritakan. Kalau anakmu perempuan nanti, takutnya dia jadi enggan punya anak dan kamu dianggap nggak ikhlas melahirkan

Rahasiakan betapa sakitnya via www.youtube.com

Momen paling membahagiakan sekaligus mengharukan sebagai seorang wanita adalah ketika kamu melahirkan. Ya, itu jadi momen tak terlupakan seumur hidupmu. Rasa sakit ketika kontraksi tiada duanya. Hal itu tanpa disadari sering kamu ungkapkan ke banyak orang ketika sedang membicarakan proses kelahiran. Nah, kalau kamu punya anak perempuan, lebih baik cari kata-kata halus untuk menceritakannya supaya nggak bikin mereka sampai takut jadi seorang ibu. Karena kalau tidak, anak perempuan kamu bisa jadi penakut dan nggak mau punya anak. Begitupun kepada anak lelakimu – yang bisa jadi merasa kamu itu nggak ikhlas melahirkannya karena selalu menceritakan betapa rasa sakitmu ketika melahirkan dia.

5. Terlalu mengkhawatirkan anak bisa jadi masalah. Coba perlihatkan sewajarnya saja agar mereka tak terganggu atau jadi penakut

bahkan sampai mereka sudah besar sekalipun via www.crosswalk.com

Sebagai orangtua kamu akan punya rasa khawatir terhadap mereka. Hal itu sangat wajar dan anak-anakpun pasti mengerti akan kekhawatiranmu. Tapi, kalau kamu terlalu menghawatirkan dan mengungkapkannya ke mereka, yang ada anak-anak kamu jadi jengah dan nggak betah berada di dekatmu. Rasa khawatir berlebihan itu jadi bikin mereka takut mau melakukan apapun dan pergi ke manapun.

Advertisement

6. Jangan mengeluh ke mereka pas kamu dan suami lagi susah uang. Berikan pengertian untuk berhemat, tapi tidak dengan menceritakan keadaan sebenarnya

biarkan kamu dan suami yang tahu via www.parenting.com

Biasanya, dalam hidup berumah tangga akan ada masa di mana kamu dan suami berada pada kondisi ekonomi sulit, dompet tipis, kantong cekak, tabungan pun mungkin tak ada. Saat itu muncul, cobalah untuk tidak mengeluh di depan anak-anak. Mereka memang berhak tahu soal kondisi keluarga yang keuangannya lagi susah, tapi cobalah dengan cara berbeda. Misalnya nggak membelikan mereka mainan baru. Lalu ketika mereka bertanya ‘Kenapa tidak belikan mainan?’ kamu jawab ‘Sekarang kita berhemat dulu ya, Nak. Nanti kalau tabungan mama sudah cukup, kita beli mainan itu, ya’. Meski sambil menangis di dalam hati.

7. Melihat anak tidur adalah kenikmatan dunia, karena jadi bisa istirahat setelahnya. Tapi, nggak usah sampai diceritakan ke mereka juga kalau nggak mau dianggap ‘nggak suka mengurus anak’

Mengurus anak ketika masih kecil memang bikin lelah, terutama kalau anakmu sangat aktif. Oleh karena itu, saat mereka lagi tidur kamu bakal senang banget karena akhirnya bisa istirahat. Nah, hal seperti ini sebaiknya jangan diceritakan ya karena kamu nanti dianggap nggak ikhlas mengurus mereka. Atau kamu memang dianggap seorang ibu yang malas bermain sama mereka ketika masih kecil.

Karena kamu akan jadi seorang ibu dan istri, maka dari sekarang harus tahu apa saja hal yang perlu diperhatikan. Kamu nggak boleh sembarang berkata atau bertingkah laku. Karena orangtua adalah contoh anak-anak, coba biasakan yuk dari sekarang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE