Ada Aturannya, Begini Cara Bijak Memberi Reward ke Anak Agar Nggak Kebablasan

Aturan memberi anak hadiah

Setiap orangtua memiliki caranya tersendiri untuk membiasakan anak melakukan kebaikan. Salah satu cara yang paling umum dilakukan adalah memberikan reward atau  untuk memicu kemauan anak dalam melakukan sesuatu. Memberi anak hadiah atas pencapaian memang baik untuk membentuk self-esteem, membangun rasa percaya diri, dan menghargai kerja keras anak. Namun, jika hal ini menjadi kebiasaan justru bisa membentuk mental pamrih pada anak.

Advertisement

Kebiasan memberikan hadiah setiap anak melakukan suatu pencapaian sama saja membiasakan anak mendapat imbalan. Pada akhirnya, anak hanya mau melakukan sesuatu jika diiming-imingi hadiah. Ketika berhasil melakukan mencapaian dan hadiah yang diharapkan nggak bisa didapat, maka anak akan marah dan enggan melakukan pencapaian lain. Hal inilah yang menjadi tanda bahwa anak sudah membentuk mental pamrih. Anak akan menganggap bahwa apapun yang ia lakukan harus mendapat imbalan.

Jika hal ini dibiarkan, anak akan tumbuh dengan mental pamrih yang bisa menyulitkannya ketika harus berjuang sendiri di lingkungan sosial. Anak akan cenderung kesulitan memecahkan masalah, sulit mandiri, kurang percaya diri, mudah kecewa dan pemarah ketika diminta melakukan sesuatu tanpa imbalan. Maka dari itu, penting untuk Moms dan Dads sebagai orang tua untuk memahami aturan memberi anak hadiah, supaya nggak membentuk mental pamrih. Yuk Moms, pahami informasi berikut ini!

1. Pahami bahwa hadiah nggak selalu berupa barang atau kesenangan seperti makanan, mainan atau hiburan. Hadiah juga bisa berupa pujian, pengakuan dan pelukan

Pelukan juga bentuk penghargaan | Photo by Ketut Subiyanto-Pexels

Hadiah memang sangat penting bagi tumbuh kembang anak, apalagi bagi anak yang penakut atau kurang percaya diri. Anak membutuhkan penghargaan untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya. Namun, Moms perlu ingat bahwa anak nggak selalu butuh hadiah berupa barang. Kadang anak hanya butuh pujian, pengakuan dan pelukan dari orangtuanya. Alih-alih membentuk mental pamrih, hadiah sederhana ini justru menumbuhkan empati dan kelembutan hati pada anak.

Advertisement

2. Orang tua harus membuat batasan hadiah untuk anak. Kapan anak bisa mendapatkan hadiah berupa barang dan kapan anak cukup mendapat penghargaan dengan pujian

Membuat batasan | Photo by Kamaji Ogino-Pexels

Batasan tentang hadiah adalah cara yang tepat untuk mengendalikan ego orang tua yang selalu ingin membahagiakan anaknya. Untuk membuat batasan hadiah, Moms perlu memahami apa yang sedang anak butuhkan atau inginkan. Selanjutnya tetapkan hal tersebut sebagai hadiah untuk pencapaian besar yang harus anak lakukan. Misalnya saat toilet training, Moms bisa memberikan hadiah tersebut ketika anak berhasil nggak mengompol selama beberapa hari. Moms boleh mengatahan hadiahnya di awal untuk memotivasi anak supaya bisa berusaha nggak ngompol. Setelah anak berhasil dengan pencapaian tersebut, Moms bisa menambah target lagi, tapi dengan mengurangi hadiah.

Nah, untuk pencapaian-pencapaian lain misal membereskan mainan dan menghabiskan makanan atau pencapaian yang mudah dilakukan, Moms hanya perlu memberikan hadiah berupa pujian, ucapan terima kasih, ucapan sayang dan pelukan. Cara memberikan hadiah dengan batasan seperti ini bisa melatih kedisiplinan anak dan membiasakannya untuk berusaha sebelum mendapatkan sesuatu yang ia inginkan.

3. Memberikan hadiah sering dianggap untuk memotivasi anak. Padahal memotivasi anak nggak harus dengan mengiming-iminginya dengan hadiah

Nasihat orangtua | Photo by Ketut Subiyanto-Pexels

Mengiming-imingi anak untuk mau melakukan sesuatu dengan jaminan mendapat hadiah akan membentuk pola pikir take and give atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu. Pola pikir inilah yang akan membentuk mental pamrih pada anak. Motivasi yang anak butuhkan dari orang tua nggak selalu berupa iming-iming kesenangan. Bahkan, cukup dengan nasihat yang baik, rasa kepercayaan orang tua pada kemampuan anak, dan pendampingan dari orang tua sudah bisa memberikan motivasi yang luar biasa bagi anak. Motivasi semacam ini justru membuat anak merasa bahwa pencapaiannya berharga bagi orangtuanya.

Advertisement

4. Beri pengertian pada anak bahwa hadiah berupa barang yang ia dapatkan nggak berlaku untuk setiap pencapaian, supaya anak nggak selalu menuntut hadiah setiap memiliki pencapaian baru

Beri pengertian | Photo by Cottonbro

Memberikan anak pengertian bahwa nggak semua pencapaian bisa mendapat hadiah akan membuat anak menilai bahwa hadiah adalah hal yang istiwewa. Sesuatu yang dianggap istimewa tentu nggak akan sering didapatkan. Sehingga anak nggak akan menganggap bahwa hadiah adalah imbalan atau pamrih atas usahanya. Selain itu, Moms juga perlu memberi pengertian pada anak untuk menjaga dan merawat barang yang diberikan sebagai hadiah. Hal ini bisa melatih anak bertanggung jawab atas pencapaian yang sudah ia raih.

Nah, itulah 4 atauran memberi anak hadiah yang harus Moms dan Dads pahami. Kebiasaan pola asuh memberikan hadiah seperti ini memang cukup efektif untuk membuat anak mau menuruti permintaan orang tua. Namun, dampak jangka panjangnya sangat nggak baik. Mental pamrih yang terbentuk dari pola asuh ini bisa menyulitkan kemampuan sosial anak, bahkan bisa terbawa hingga anak beranjak dewasa.

Follow Mamin di Instagram @hipweeyoungmom atau gabung ke Support Group di Whatsapp juga yuk. Media curhat yang fun, menghadirkan konten-konten inspiratif dan terpercaya buat para moms #KarenaSemuaIbuBerhakBahagia

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

Seorang makmum yang taat :)

CLOSE